Bismillah...
Sahabatku...
Bagaimana kabar hari ini?
Bagaimana kabar iman kita?
Bagaimana kabar hati kita?
Semoga hati-hati kita masih senantiasa tertaut kepada-Nya...
Dan hati-hati ini senantiasa diistiqomahkan hingga ajal menjemput dan kita bisa kembali dalam keadaan khusnul khatimah...
Aamiin Ya Rabbal 'alamin...
Khusnul khatimah...
Hheeeemmmm...
Adakah "dia" telah menjadi cita-cita di akhir kehidupanmu?
Adakah "dia"menjadi tujuan hidupmu di akhir kelak?
Adakah dipikiran kita memikirkan bagaimana cara menjemput khusnul khatimah?
Ataukah...
Sampai saat ini pun engkau masih bingung apa tujuan hidupmu?
Sampai saat ini engkau belum tahu jalan mana yang harus engkau tempuh?
Sampai saat ini engkau masih bingung harus berbuat apa?
Sahabatku...
Kita ibarat seorang musafir yang sedang menempuh perjalanan jauh...
Dan kita saat ini menjadi seorang musafir di dunia...
Melakukan perjalanan panjang...
Menuju kampung halaman...
Kampung surga...
Lalu apa yang akan kita bawa menuju kampung halaman?
Bekal...
Ya....
Siapkan bekal terbaikmu...
Dan bekal terbaik itu adalah amal kebaikan...
Kelak hanya dia yang akan menemanimu dalam kesendirianmu...
Ketika tak ada lagi keluarga...
Ketika tak ada lagi saudara...
Ketika tak ada lagi sahabat...
Hanya amalmu yang akan engkau bawa...
Maka perbanyaklah bekal terbaikmu...
Karena maut bisa menjemputmu kapan saja dan dimana saja...
Karena tak ada yang pasti di dunia ini...
Kecuali kematian...
Sahabatku...
Pernahkah engkau bertanya pada dirimu...
Seperti apa engkau akan dikenal oleh keluargamu kelak?
Seperti apa engkau merancang akhir kehidupanmu?
Sudahkah kita mempersiapkannya?
Wallahu a'lam bi shawab...
#Jakarta, 23 Januari 2014
Semua pertanyaan ini hadir ketika salah satu sahabatku bertanya,"Apa rencana kamu ke depannya?"
Aku terdiam.
Bukan karena aku tak bisa menjawabnya. Tetapi aku sedang berbicara pada diriku sendiri, "Apa yang sudah kusiapkan untuk bertemu Tuhanku? Benarkah semua yang kulakukan saat ini adalah persiapan bekalku untuk menghadapi pengadilan tertinggi di akhirat kelak?"
Jangan sampai kita sibuk merancang rencana-rencana masa depan yang ternyata hanya bersifat duniawi. Hingga kita lupa merancang akhir kehidupan kita. Lupa mempersiapkan bekal untuk menemui Sang Khaliq.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar