Rabu, 15 Januari 2014

Sudahkah Anak-anak Kita Mencintai Membaca dan Menulis???

Membaca dan menulis…

Menurut saya, kedua kemampuan tersebut harus dimiliki oleh orang-orang yang berprofesi sebagai seorang pendidik.

Membaca…

Seorang guru harus mampu membaca setiap situasi dan kondisi yang terjadi di dalam kelasnya. Seorang guru harus mampu membaca apa yang dibutuhkan oleh siswanya. Seorang guru harus mampu membaca apa yang dirasakan oleh siswanya. Dan seorang guru harus bisa membaca karena ayat pertama yang diturunkan oleh Allah kepada kekasihnya adalah Iqro’…

Menulis…

Seorang guru harus bisa menuliskan apa yang akan diajarkan kepada siswanya. Seorang guru harus bisa menuliskan setiap perubahan yangn terjadi pada siswanya. Seorang guru harus bisa menuliskan setiap ide-ide yang muncul di saat mengajar agar bisa menjadi bahan evaluasi ke depannya. Dan seorang guru harus menulis karena manusia adalah tempatnya lupa dan khilaf.

Banyak guru dan orang tua yang suka mengeluh kepada saya mengapa anak atau siswanya malas membaca. Mereka harus dipaksa terlebih dahulu agar mau membaca.

Ayah / Bunda yang saya cintai karena Allah…

Anak-anak itu adalah peniru yang ulung, mereka bukanlah pendengar yang baik. Anak-anak akan melakukan apa yang sering kita contohkan kepada mereka dibandingkan dengan apa yang sering kita sampaikan kepada mereka. Bagaimana mungkin minat membaca itu akan tumbuh jika mereka tidak dibiasakan sejak kecil? Bagaimana mungkin minat membaca itu akan tumbuh kepada anak jika orang tuanya saja malas membaca?

Ada lagi contoh lain, ada orang tua yang bertanya kepada saya, Bunda bagaimana ya caranya agar anak saya rajin mengaji? Setiap kali saya menyuruh dia mengaji, anak saya suka mencari-cari alasan, bahkan suka membantah?

Saya hanya tersenyum saat Beliau bercerita. Saya mencoba untuk mendatangi rumahnya dan melihat kebiasaan orang tua dan anak tersebut di rumah. Dan terjawablah semua pertanyaan Ibu tersebut.

Ayah/Bunda yang saya cintai karena Allah…

Bagaimana mungkin anak-anak kita mau membaca Al Qur’an jika orang tuanya tidak pernah membaca Al-Qur’an di rumah. Al Qur’an hanya menjadi “hiasan” di lemari belajar dan entah debunya sudah berapa centi.

Susah juga ya… Banyak orang tua yang memiliki tuntutan yang tinggi kepada anaknya, tetapi orang tua itu sendiri yang tidak pernah memberikan contoh kepada anaknya.

Saya teringat dengan kisah Ustadz Fauzil Adhim, Beliau tidak menyediakan TV di rumahnya. Beliau sudah mengajarkan anaknya untuk mencintai buku sejak dini. Beliau memiliki kotak aquarium di rumahnya, tetapi isinya bukan ikan. Isi aquarium itu adalah buku-buku bacaan untuk anak-anaknya. Mungkin ini bisa ditiru oleh orang tua yang lain, dengan menggantikan kotak kubus alias TV di rumah Anda dengan buku-buku bacaan untuk anak-anak. Dan saya berharap, saat kita sebagai orang tua dan pendidik ingin menumbuhkan minat membaca anak, maka mari kita pertama kali mengajarkan mereka untuk mencintai buku. Dan semoga buku pertama yang mereka cintai adalah Al Qur’an.

Maafkan Bonita jika ada salah kata karena sesungguhnya saya pun masih belajar untuk menjadi seorang pendidik dan bercita-cita untuk menjadi seorang Ibu…

Wallahu a’lam bi shawab…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NUTRISI UNTUK PASIEN COVID-19

    Pasca postingan tulisan pengalaman saya menghadapi Covid-19 di instagram  (@cerita_bonita), banyak teman yang DM dan japri bertanya ...