Bismillah…
Ada seorang sosok dalam hidupku atau mungkin dalam hidup Anda juga yang sangat berarti. Sosok ini mungkin kurang terkenal bahkan tidak dikenal oleh orang-orang di sekitar kita. Tetapi sosoknya begitu terkenal dalam diri kita. Sosoknya begitu dekat dengan diri kita, hanya kita yang kadang suka menjauh dari sosoknya.
Sosok ini begitu sangat berarti dalam hidupku atau mungkin juga dalam hidup Anda. Ketika aku meminta kepadanya untuk mendoakanku, maka jawabannya sederhana. Sosok ini akan menjawab, “tanpa kamu meminta pun, aku akan selalu mendoakanmu.”
Sosok ini sangat berarti dalam hidupku atau mungkin juga dalam hidup Anda. Wajahnya yang sudah mulai tampak menua, namun senyum ketulusan tak pernah lepas dari wajahnya. Rambutnya yang memutih dimakan oleh usia, namun tak mengurangi kasih sayangnya untukku. Kulitnya yang mulai keriput, namun aku tak pernah bosan untuk merasakan pelukan hangatnya. Bicaranya yang mulai terbata-bata, namun kalimat kasih sayang dan nasehat terus mengalir untukku…
Di saat kecil, ketika aku tak bisa menghabiskan makananku maka dia yang akan memakan sisa makananku.
Di saat aku kecil, ketika aku ingin makan sesuatu, maka dia akan berkata, “Makanlah nak, Ibu sudah kenyang”. Padahal saat itu mungkin dia belum makan sama sekali.
Di saat kecil, ketika aku tak bisa tidur, maka dia akan menemani malamku dengan senandung tidurnya.
Ketika aku masuk SD, Beliau mulai mengajariku untuk menyiapkan pakaian sekolah dan buku pelajaran sendiri. Alasannya hanya satu, “walau pun kamu anak bungsu, kamu tidak boleh manja. Kamu harus bisa mandiri seperti kakak-kakakmu”. Itulah kalimat yang terus diucapkannya untukku bahkan hingga aku dewasa.
Di saat sakit, Beliau adalah sosok yang pertama kali panik dan ketakutan jikalau anaknya kenapa-kenapa. Beliau akan begadang di malam hari menemani anaknya yang sedang sakit.
Ya, sosok ini sering kupanggil Mama.
Mama yang selalu memberikan doa dan kasih sayangnya untukku. Bahkan tanpa aku meminta pun, Mama selalu memberikannya untukku.
Mama yang selalu kucintai karena Allah…
Tak henti-hentinya aku ingin berterima kasih kepadamu. Entah kenapa, akhir-akhir ini aku hanya ingin menulis tentang dirimu. Aku berharap suatu saat engkau akan membaca tulisan-tulisanku. Karena sesungguhnya banyak hal yang ingin kuungkapkan kepadamu, tetapi ketika bertemu denganmu aku hanya ingin memelukmu dan menciummu. Banyak hal yang ingin kusampaikan bahwa betapa sayangnya diriku padamu, tetapi ketika bertemu dirimu aku hanya ingin berbaring di pangkuanmu dan merasakan engkau mengelus jilbabku sambil mendengarkan semua nasehatmu.
Banyak hal yang ingin kuungkapkan, tetapi bibir ini tak mampu berucap tatkala melihat senyumanmu yang meneduhkan dan menenangkan hatiku. Banyak hal yang ingin kusampaikan, tetapi diri ini hanya ingin selalu berada di sampingmu selalu.
Mamaku yang selalu kusayang karena Allah…
Terima kasih untuk semuanya. Terlahir dari rahimmu adalah karunia dan nikmat yang patut kusyukuri dari Allah swt. Menjadi anakmu adalah suatu anugerah terindah dari Allah untukku. Bisa merasakan kasih sayang dan kehangatanmu adalah suatu karunia terindah yang diberikan oleh Allah untukku.
Mamaku yang selalu kusayang karena Allah…
Engkau tahu betapa bahagianya diriku memiliki dirimu…
Engkau tahu betapa bahagianya diriku mendapatkan kasih sayangmu…
Engkau tahu betapa bahagianya diriku bisa merasakan kelembutan darimu…
Terima kasih Mamaku sayang…
Engkau telah mengajariku banyak hal…
Engkau mengajariku menjadi seorang perempuan yang terbaik di hadapan Allah…
Engkau mengajariku menjadi seorang perempuan yang kelak harus menjaga kehormatan keluarga…
Engkau mengajariku menjadi seorang perempuan yang kelak akan menjadi seorang Ibu juga seperti engkau…
Begitu banyak yang telah engkau ajarkan hingga aku tak mampu untuk menuliskan semuanya. Semua yang telah engkau ajarkan sudah kulakukan saat ini dan sebagian lagi akan kulakukan ketika aku memiliki keluarga sendiri.
Mamaku yang selalu kucintai karena Allah…
Semoga Allah selalu menjagamu…
Aku selalu berharap, kelak kita akan berkumpul di sebuah istana…
Sebuah istana di taman surga-Nya bersama dengan Bapak dan keluarga kecil kita…
Bersama Rasulullah saw, para sahabat, para syuhada, dan orang-orang shaleh…
# Tulisan ini kupersembahkan untuk Ibuku dan untuk salah satu saudariku…
Saudara seiman yang telah memberiku pelajaran berharga malam itu…
Keputusan malam itu adalah keputusan yang paling tepat…
Malam itu sebenarnya aku ingin menangis…
Aku hanya bisa memelukmu dan berkata, “Insya Allah, semua akan baik-baik saja. Ada Allah yang selalu menjaga Ibu kita.”
Tetapi aku memilih untuk tegar dan berharap engkau pun tegar menghadapinya…
Life must go on…
Saya bisa merasakan apa yang kakak rasakan saat ini…
Dan Allah akan selalu ada di samping kakak untuk menguatkan setiap langkah kaki kakak…
“Sesungguhnya sabar itu tepat waktu. Sabar itu ketika ujian itu datang menghampiri kita, bukan saat semua ujian itu terlewati.” Dan aku yakin engkau bisa melewati semua ini karena aku banyak belajar tentang sabar dari dirimu ukh…
Jakarta, 14 Maret 2013
@ Kost-an Tercinta… ^_^
Ada seorang sosok dalam hidupku atau mungkin dalam hidup Anda juga yang sangat berarti. Sosok ini mungkin kurang terkenal bahkan tidak dikenal oleh orang-orang di sekitar kita. Tetapi sosoknya begitu terkenal dalam diri kita. Sosoknya begitu dekat dengan diri kita, hanya kita yang kadang suka menjauh dari sosoknya.
Sosok ini begitu sangat berarti dalam hidupku atau mungkin juga dalam hidup Anda. Ketika aku meminta kepadanya untuk mendoakanku, maka jawabannya sederhana. Sosok ini akan menjawab, “tanpa kamu meminta pun, aku akan selalu mendoakanmu.”
Sosok ini sangat berarti dalam hidupku atau mungkin juga dalam hidup Anda. Wajahnya yang sudah mulai tampak menua, namun senyum ketulusan tak pernah lepas dari wajahnya. Rambutnya yang memutih dimakan oleh usia, namun tak mengurangi kasih sayangnya untukku. Kulitnya yang mulai keriput, namun aku tak pernah bosan untuk merasakan pelukan hangatnya. Bicaranya yang mulai terbata-bata, namun kalimat kasih sayang dan nasehat terus mengalir untukku…
Di saat kecil, ketika aku tak bisa menghabiskan makananku maka dia yang akan memakan sisa makananku.
Di saat aku kecil, ketika aku ingin makan sesuatu, maka dia akan berkata, “Makanlah nak, Ibu sudah kenyang”. Padahal saat itu mungkin dia belum makan sama sekali.
Di saat kecil, ketika aku tak bisa tidur, maka dia akan menemani malamku dengan senandung tidurnya.
Ketika aku masuk SD, Beliau mulai mengajariku untuk menyiapkan pakaian sekolah dan buku pelajaran sendiri. Alasannya hanya satu, “walau pun kamu anak bungsu, kamu tidak boleh manja. Kamu harus bisa mandiri seperti kakak-kakakmu”. Itulah kalimat yang terus diucapkannya untukku bahkan hingga aku dewasa.
Di saat sakit, Beliau adalah sosok yang pertama kali panik dan ketakutan jikalau anaknya kenapa-kenapa. Beliau akan begadang di malam hari menemani anaknya yang sedang sakit.
Ya, sosok ini sering kupanggil Mama.
Mama yang selalu memberikan doa dan kasih sayangnya untukku. Bahkan tanpa aku meminta pun, Mama selalu memberikannya untukku.
Mama yang selalu kucintai karena Allah…
Tak henti-hentinya aku ingin berterima kasih kepadamu. Entah kenapa, akhir-akhir ini aku hanya ingin menulis tentang dirimu. Aku berharap suatu saat engkau akan membaca tulisan-tulisanku. Karena sesungguhnya banyak hal yang ingin kuungkapkan kepadamu, tetapi ketika bertemu denganmu aku hanya ingin memelukmu dan menciummu. Banyak hal yang ingin kusampaikan bahwa betapa sayangnya diriku padamu, tetapi ketika bertemu dirimu aku hanya ingin berbaring di pangkuanmu dan merasakan engkau mengelus jilbabku sambil mendengarkan semua nasehatmu.
Banyak hal yang ingin kuungkapkan, tetapi bibir ini tak mampu berucap tatkala melihat senyumanmu yang meneduhkan dan menenangkan hatiku. Banyak hal yang ingin kusampaikan, tetapi diri ini hanya ingin selalu berada di sampingmu selalu.
Mamaku yang selalu kusayang karena Allah…
Terima kasih untuk semuanya. Terlahir dari rahimmu adalah karunia dan nikmat yang patut kusyukuri dari Allah swt. Menjadi anakmu adalah suatu anugerah terindah dari Allah untukku. Bisa merasakan kasih sayang dan kehangatanmu adalah suatu karunia terindah yang diberikan oleh Allah untukku.
Mamaku yang selalu kusayang karena Allah…
Engkau tahu betapa bahagianya diriku memiliki dirimu…
Engkau tahu betapa bahagianya diriku mendapatkan kasih sayangmu…
Engkau tahu betapa bahagianya diriku bisa merasakan kelembutan darimu…
Terima kasih Mamaku sayang…
Engkau telah mengajariku banyak hal…
Engkau mengajariku menjadi seorang perempuan yang terbaik di hadapan Allah…
Engkau mengajariku menjadi seorang perempuan yang kelak harus menjaga kehormatan keluarga…
Engkau mengajariku menjadi seorang perempuan yang kelak akan menjadi seorang Ibu juga seperti engkau…
Begitu banyak yang telah engkau ajarkan hingga aku tak mampu untuk menuliskan semuanya. Semua yang telah engkau ajarkan sudah kulakukan saat ini dan sebagian lagi akan kulakukan ketika aku memiliki keluarga sendiri.
Mamaku yang selalu kucintai karena Allah…
Semoga Allah selalu menjagamu…
Aku selalu berharap, kelak kita akan berkumpul di sebuah istana…
Sebuah istana di taman surga-Nya bersama dengan Bapak dan keluarga kecil kita…
Bersama Rasulullah saw, para sahabat, para syuhada, dan orang-orang shaleh…
# Tulisan ini kupersembahkan untuk Ibuku dan untuk salah satu saudariku…
Saudara seiman yang telah memberiku pelajaran berharga malam itu…
Keputusan malam itu adalah keputusan yang paling tepat…
Malam itu sebenarnya aku ingin menangis…
Aku hanya bisa memelukmu dan berkata, “Insya Allah, semua akan baik-baik saja. Ada Allah yang selalu menjaga Ibu kita.”
Tetapi aku memilih untuk tegar dan berharap engkau pun tegar menghadapinya…
Life must go on…
Saya bisa merasakan apa yang kakak rasakan saat ini…
Dan Allah akan selalu ada di samping kakak untuk menguatkan setiap langkah kaki kakak…
“Sesungguhnya sabar itu tepat waktu. Sabar itu ketika ujian itu datang menghampiri kita, bukan saat semua ujian itu terlewati.” Dan aku yakin engkau bisa melewati semua ini karena aku banyak belajar tentang sabar dari dirimu ukh…
Jakarta, 14 Maret 2013
@ Kost-an Tercinta… ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar