Kamis, 16 Januari 2014

Bakat itu Apa ya???

A.   Definisi Bakat

Spearman (Fudyartanta, 2004) mengemukakan bahwa bakat adalah suatu kemampuan khusus yang berkembang secara istimewa atau menonjol, dibandingkan dengan kemampuan-kemampuan yang lain, bakat tidak sama dengan kecerdasan tetapi kecerdasan menjadi dasar untuk berkembangnya bakat. Bahkan kecerdasan itu dapat dipandang sebagai faktor umum dan bakat itu adalah faktor khusus.

Menurut Woodworth dan Marquis (Suryabrata, 2004 ), bakat dimasukkan ke dalam kemampuan ability, di dalam  ability memiliki tiga arti, yaitu :

Achiecment yang merupakan actual ability, yang dapat diukur langsung  dengan alat atau tes tertentu.

Capacity yang merupakan potential ability, dapat diukur secara tidak langsung melalui pengukuran kecakapan individu, dimana kecakapan ini berkembang dengan perpaduan antara kemampuan dasar dengan pelatihan yang intensif berdasarkan pengalaman.

Aptitude, yaitu kualitas yang hanya dapat diukur dengan tes khusus yang memang diperuntukkan untuk mencakup hal tersebut.

Muhammad (2010) mengemukakan bahwa bakat bersifat bawaan dan harus dikembangkan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Bakat itu senantiasa harus diasah dan dikembangkan agar dapat muncul dengan optimal dalam diri seseorang. Pengasahan yang dilakukan harus spenuhnya mendukung terhadap perkembangan bakat karena bakat berbeda dengan kemampuan yang tidak terlalu menekankan pada latihan atau pengasahan.
Utami Munandar (Muhammad, 2010) mengemukakan bahwa yang membedakan antara bakat dan kemampuan adalah kalau bakat identik dengan latihan agar bakat dapat terwujud, sedangkan kemampuan merupakan daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Kemampuan menunjukkan bahwa suatu tindakan dapat dilakukan sekarang, sedangkan bakat memerlukan tindakan dapat dilakukan di masa yang akan datang.

Dari pemaparan beberapa ahli di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa definisi bakat adalah sesuatu hal yang menonjol pada seseorang dan menjadi kelebihan indvidu tersebut pada bidang tertentu, misalnya bakat pada bidang seni, olahraga, dan sebagainya. Bakat seseorang akan muncul apabila bakat individu tersebut selalu diasah atau dilatih.

B.   Macam-macam Bakat

Ansori (2008) ada lima junis bakat khusus, baik yang masih berupa potensi maupun yang sudah terwujud, yaitu:

Bakat akademik khusus, merupakan kemampuan bawaan khusus  yang dimiliki seseorang yang cenderung pada arah akademis, misalnya seseorang tersebut mempunyai kemampuan dalam ilmu matematika, fisika, bahasa dan lain sebagainya.

Bakat kreatif produktif, merupakan kemampuan bawaan khusus  seseorang yang mampu berkarya dan menciptakan sesuatu yang baru seperti menghasilkan rancangan arsitektur atau membuat teknologi baru.

Bakat seni, merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang yang cenderung kearah hiburan atau seni. Misalnya seseorang tersebut pandai melukis, bernyanyi, bermain musik, dan lain sebagainya.

Bakat kinestik/ promotorik, merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang yang cenderung pada kinerja seseorang. Misalnya seseorang tersebut pandai bermain basket, menembak, dan lain sebagainya.

Bakat sosial, merupakan kemampuan seseorang yang dimiliki seseorang yang cenderung mengarah pada interaksi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya, misalnya individu tersebut pandai bergaul, pandai berkomunikasi dan lain sebagainya.

Menurut Ambarjaya (2012) sehubungan dengan cara berfungsinya, bakat dibedakan menjadi dua, yakni:

Kemampuan pada bidang khusus (talent), misalnya bakat musik, melukis, dan lain-lain.

Bakat khusus yang dibutuhkan sebagai perantara untuk merealisasikan kemampuan khusus, misalnya bakat melihat ruang (dimensi) dibutuhkan untuk merealisasi kemampuan pada bidang arsitek.

Sri Suriati Amal (Muhammad, 2010) juga mengemukakan bahwa ada lima jenis bakat, yaitu:
a. Kinetik fisik (Bodily Kinetic)

Jenis bakat ini adalah bakat dalam menggunakan badan untuk memecahkan masalah dan mengekspresikan ide serta perasaan. Ciri-ciri anak bakat jenis ini dapat diterangkan dalam pertanyaan-pertanyaan berikut:

Apakah anak menonjol dalam olahraga tertentu?

Apakah anak tidak bisa duduk diam untuk waktu yang lama?

Apakah anak pandai menirukan gerakan badan atau wajah orang lain?

Apakah anak tangkas dalam kegiatan yang membutuhkan keterampilan tangan, seperti origami, membuat pesawat dari kertas atau merajut?

Apakah anak dapat menggunakan badannya dengan baik untuk mengekspresikan dirinya?

Jika jawaban dari pertanyaan di atas lebih didominasi “Ya”, berarti anak dapat dikategorikan mempunyai bakat jenis Bodily Kinetic.
b. Bahasa

Bakat jenis ini adalah bakat dalam mengunakan kata-kata, baik oral maupun verbal, secara efektif. Ciri-ciri anak bakat jenis ini dapat diterangkan dalam pertanyaan-pertanyaan berikut:

Apakah anak bisa menulis lebih baik dari anak seusianya?

Sukakah anak bercerita atau membuat lelucon?

Sukakah anak membaca buku?

Apakah anak bisa mengeja lebih baik dari anak seusianya?

Apakah anak dapat mengomunikasikan pikiran, perasaan, dan idenya secara baik?

c. Logika dan Matematis
Bakat jenis ini adalah bakat untuk mengerti dan menggunakan angka secara efektif, termasuk mempunyai kemampuan kuat untuk mengerti logika. Ciri-ciri anak bakat jenis ini dapat diterangkan dalam pertanyaan-pertanyaan berikut:

Apakah anak tidak hentinya ingin tahu bagaimana alam dan benda-benda bekerja?

Apakah anak suka bermain dengan angka?

c.Apakah anak suka dengan pelajaran matematika?

Sukakah anak bermain dengan permainan asah otak seperti catur?

Sukakah ia mengelompokkan benda-benda?

d. Musikalitas
Bakat jenis ini adalah bakat untuk memahami musik melalui berbagai cara. Ciri-ciri anak bakat jenis ini dapat diterangkan dalam pertanyaan-pertanyaan berikut:

Apakah anak pandai dalam menghafal lagu dan menyanyikannya?

Dapatkah anak bermain alat musik?

c.Apakah anak sensitif terhadap suara-suara di sekitarnya?

Apakah anak suka bersiul atau menggumam lagu?

d. Pemahaman Alam
Bakat jenis ini adalah bakat untuk mengenali dan menggolongkan dunia tumbuhan dan binatang, termasuk dalam memahami fenomena alam. Ciri-ciri anak bakat jenis ini dapat diterangkan dalam pertanyaan-pertanyaan berikut:

Sukakah anak berceloteh mengenai binatang kesayangannya atau tempat-tempat yang disukainya?

Sukakah anak bermain air?

Apakah anak suka ke kebun binatang/kebun raya?

Apakah anak bermain dengan binatang peliharaannya?

Apakah anak mengoleksi kumbang, bunga, daun, atau benda alam lainnya?

C.   Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bakat Individu
Menururt Ambarjaya (2012) terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi bakat individu, yaitu :

1. Pengaruh unsur genetik

Khususnya berkaitan dengan fungsi otak, bila dominan otak sebelah kiri, bakat berhubungan dengan kemampuan verbal, intelektual. Sedangkan dominan dengan otak kanan bakat berhubungan dengan masalah spasial, non-verbal, estetik, serta kegiatan fisik.

2. Latihan

Struktur tubuh mempengaruhi bakat seseorang. Seorang yang bertubuh atletis akan memudahkannya menggeluti bidang olahraga atletik.

3. Struktur tubuh

Yang mempengaruhi bakat individu tergantung dari faktor pembawaan atau heredity, tetapi sejauh mana bakat pembawaan tersebut dapat diwujudkan tergantung dari kondisi dan kesempatan yang diberikan oleh lingkungan, keluarga, dan masyarakat. Banyak anak yang secara potensial memiliki bakat tetapi potensi tersebut tidak dapat diwujudkan dikarenakan lingkungan yang tidak mendukung.Hal tersebut dapat mempengaruhi perkembangan bakat tersebut menjadi tidak optimal.

Utami Munandar (Muhammad, 2010) mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang menentukan sejauh mana bakat seseorang dapat terwujud, yaitu keadaan lingkungan seseorang, seperti kesempatan, sarana, dan prasarana yang tersedia. Faktor lain yang ikut mempengaruhi adalah sejauh mana dukungan dan dorongan orang tua, tempat tinggal (di daerah perkotaan atau di daerah pedesaan), dan sebagainya. Sebagian faktor ditentukan oleh keadaan dalam diri orang itu sendiri, seperti minatnya terhadap suatu bidang, keinginannya untuk berprestasi dan keuletannya untuk mengatasi kesulitan atau rintangan yang mungkin timbul.

Dari pernyataan di atas, bisa disimpulkan bahwa bakat harus didukung oleh lingkungan sosial dimana seseorang tinggal atau berada. Jika lingkungan seseorang tidak mendukung, seberapa besar pun bakat seseorang tersebut, tidak akan pernah terwujud. Tetapi hal ini dapat diantisipasi dengan mencari lingkungan yang sangat kondusif sehingga perkembangan bakat anak dapat diharapkan lebih optimal.

 

REFERENSI:

Ambarjaya, B. 2012. Psikologi Pendidikan & Pengajaran Teori dan Praktik. Yogyakarta: PT.Buku Seru.

Ansori, M. 2008. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Fudyartanta, K. 2004. Tes Bakat Dan Perskalaan Kecerdasan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suryabrata, S. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Muhammad, A. 2010. Deteksi Bakat dan Minat Anak Sejak Dini. Jogjakarta: Garailmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NUTRISI UNTUK PASIEN COVID-19

    Pasca postingan tulisan pengalaman saya menghadapi Covid-19 di instagram  (@cerita_bonita), banyak teman yang DM dan japri bertanya ...