Pagi ini aku berjalan menyusuri jalan-jalan kecil. Niatnya untuk berolahraga sih...hehehe... Udah lama aku ngga olah raga. Terlalu sering duduk di depan laptop dan ditemani oleh buku-buku segambreng cukup membuat pikiranku kelelahan. Apalagi kalau sudah melihat kalender. Bulan November sudah mau berakhir dan aku belum ada tanda-tanda untuk seminar proposal. Ya... aku ingin meninggalkan sejenak rutinitas yang cukup mengambil seluruh perhatian, waktu, pikiran, dan tenagaku.
Saat berjalan ada pemandangan menarik yang sangat memberiku pelajaran berharga. Aku banyak bertemu dengan orang-orang yang kerjanya mengumpulkan sampah. Terlihat ada seorang Ibu yang mengumpulkan sampah-sampah plastik. Pemandangan yang paling membuatku terdiam seribu bahasa adalah seorang ibu yang sedang makan diantara tumpukan sampah yang dikumpulkannya. Ibu itu terlihat makan dengan sangat lahapnya tanpa peduli dengan bau busuk dari sampah tersebut. Aku yang lewat di dekatnya saja tak sanggup mencium bau sampah-sampah itu. Pemandangan lain yang kulihat adalah seorang Bapak yang tidur dengan sangat lelap diantara sampah-sampah yang telah dikumpulkannya.
Ada banyak cara Allah memberiku pelajaran, termasuk dengan mempertemukanku dengan orang-orang yang berprofesi sebagai pemulung sampah. Hobiku yang senang mewawancarai orang sedikit terpancing, tetapi aku berusaha menahannya. Ya, harus kuakui aku senang ngobrol dengan orang-orang menanyakan perjalanan hidupnya. Aku ingin banyak belajar dari orang-orang di sekitarku tentang kehidupan karena pengalamanku masih sangat sedikit. Kali ini aku hanya bisa menjadi seorang pengamat alias observer yang baik. Mengamati dan mengambil pelajaran moral dari semua kejadian tadi.
Bersyukur...
Ya... pelajaran pertama yang kudapat pagi ini adalah belajar untuk lebih mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah untukku. Begitu banyak nikmat yang diberikan oleh Allah untukku. Namun, kadang aku lupa untuk mensyukurinya. Bahkan nikmat yang tidak kuminta pun diberi-Nya. Teringat taujih dari seorang sahabat bahwa bukti kecintaan Allah kepada seorang hamba adalah berupa kasih sayang. Kasih sayang Allah sudah sangat banyak yang kita rasakan hingga saat ini. Namun, sudahkah kita mensyukurinya? Mensyukuri nikmat Allah dengan jalan menaati semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Nikmat pendengaran, penglihatan, berjalan, bahkan udara semuanya gratis dari Allah. Pernahkah kita berdoa kepada Allah, “Ya Allah beri hamba pendengaran... Beri hamba penglihatan!!!” Tidak kan??? Semuanya dberikan oleh Allah tanpa kita minta sebelumnya.
Maafkan diri ini ya Allah jika hamba pernah kufur terhadap nikmat-Mu...
Golongkan hamba ya Rabb ke dalam golongan orang-orang yang senantiasa mensyukuri nikmat-Mu...
Menjaga aib saudara sendiri...
Pelajaran moral yang kedua yang kudapatkan pagi ini. Saat berjalan, ada seorang Ibu bersepeda yang melewati bapak-bapak yang sedang mengumpulkan sampah. Ibu itu tampak menutup hidungnya karena bau sampah yang cukup menyengat. Sementara bapak yang sedang mengais sampah-sampah tadi tidak memakai masker untuk menutup hidungnya. Dia tetap serius menyelesaikan pekerjaannya. Nampaknya bapak itu sudah terbiasa dengan bau sampah tersebut.
Terkadang kehidupan kita seperti adegan sederhana tadi. Kita sibuk mengurusi aib-aib orang lain. Sibuk mencari-cari aib dan kesalahan orang lan tanpa menyadari kalau aib kita bisa jadi lebih busuk dari aib orang lain. Mungkin sekarang Allah masih sayang pada kita dengan menutupi aib-aib kita hingga orang lain tak menciumnya. Tetapi jika Allah membuka aib kita satu persatu, bisa jadi kita sendiri tak mampu menciumnya.
Ya Allah...
Kumohon penjagaan dan perlindungan-Mu...
Tutuplah aibku hingga di hari hisab kelak...
Sungguh hanya kepada Engkau hamba meminta dan memohon pertolongan-Mu...
Ya... mungkin ini bisa jadi jawabanku untuk orang-orang yang selalu bertanya kepadaku, “Bonita kenapa sekarang jadi lebih pendiam? Bonita kenapa sekarang lebih suka jalan sendiri?”
Saya sedang belajar dan berusaha untuk menjadi lebih baik...
Mungkin bukan pendiam tetapi memilih untuk tidak banyak bicara. Saya teringat dengan taujih dari Aa Gym bahwa setiap perkataan kita kelak akan dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, hindarilah pembicaraan yang mengundang kesia-siaan. Sibukkan dirimu dengan hal-hal yang bermanfaat dan mendekatkan dirimu kepada Allah.
Mengapa sekarang aku lebih suka jalan sendiri? Aku suka jalan sendiri karena aku hanya ingin banyak merenung. Di saat jalan sendiri, aku bisa merenungi perjalanan yang telah kulewati selama ini. Merenungi apa saja yang sudah kulakukan untuk Allah dan ternyata aku belum melakukan apa-apa. Saat berjalan sendiri aku kembali tersadar bahwa pada akhirnya aku akan sendiri dan mempertanggungjawabkan apa yang telah kulakukan dalam kehidupan ini. Dan yang paling menarik adalah saat berjalan sendiri, aku bisa belajar dari orang-orang yang baru kutemui. Belajar tentang kehidupan dari orang-orang yang kutemui. Meskipun aku tak mengenal mereka, tetapi mereka adalah guru-guru yang dikirimkan oleh Allah untukku. Meskipun hanya mengobrol selama 5 menit atau pun hanya sekedar memberi senyuman atau pun dari orang-orang yang berjalan sambil lalu.
Terima kasih ya Allah untuk pelajaran pagi ini. Mungkin ini teguran untukku yang masih suka mengeluh. Ya... aku bersyukur karena aku lebih beruntung dari mereka. Begitu banyak nikmat yang sudah diberikan oleh Allah untukku.
Terima kasih ya Allah...
Terima kasih ya Rabb...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar