Seperti kita ketahui bahwa kurikulum 2013, kemungkinan pelajaran TIK akan dihapuskan. Oleh karena itu, salah satu cara yang bisa digunakan agar pelajaran ini tetap ada adalah dengan mentrasformasikan pelajaran TIK ke semua pelajaran sesuai dengan kubutuhan guru dan siswa. Jadi tidak perlu lagi ada waktu khusus untuk mengajarkan pelajaran TIK.
Terkait dengan ICT, ada beberapa hal yang ingin saya bagi dengan teman-teman semua dari buku karangan Jonathan Anderson yang berjudul “ICT Transforming Education a Regional Guide”. Di buku ini dijelaskan tentang cara-cara yang bisa digunakan oleh pendidik untuk mentransformasi ICT dalam proses pembelajaran. Akan tetapi, dalam tulisan ini, saya lebih fokus untuk tingkat SD. Semoga di lain kesempatan saya bisa berbagi bagaimana mentransformasi ICT dalam proses pembelajaran untuk tingkat perguruan tinggi berdasarkan buku ini.
Hal pertama yang bisa diterapkan pada sesama rekan guru adalah metode e-learning, yaitu proses belajar mengajar dengan menggunakan media elektronik, khususnya internet sebagai sistem pembelajarannya (internet, tape, video, TV interaktif, CD ROM Interaktif, dsb) untuk menyampaikan bahan ajar maupun interaksi antara siswa dan pengajar. Dengan memanfaatkan media elektronik tersebut, sumber belajar guru dan siswa bukan lagi hanya dari buku-buku paket yang disediakan di sekolah. Mereka akan lebih kaya dengan informasi yang terkait dengan mata pelajaran yang diberikan. Selain itu, guru juga bisa “membelajarkan siswa” dan proses pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru.
Di buku ini juga dijelaskan beberapa situs-situs pendidikan yang bisa dimanfaatkan oleh guru dan siswa dan ada beberapa situs pendidikan yang membuat saya tertarik dan bisa dimanfaatkan oleh guru.
Situs Pendidikan untuk Guru atau Pendidik
Saat ini media sosial seperti facebook, twitter, my space, flickr, dan sebagainya sudah dikenal dan digunakan oleh hampir semua lapisan masyarakat. Media sosial ini bisa dimanfaatkan oleh guru untuk berbagi informasi dengan guru-guru yang lain yang memiliki bidang yang sama dengan dirinya.
Salah satu kegiatan guru-guru di sekolah adalah melakukan pertemuan dengan guru-guru lain untuk bidang studi yang sama atau biasa juga disebut Pusat Sumber Belajar. Disinilah setiap guru memaparkan rencana pembelajaran mereka setiap pekan. Namun, seringkali hal ini sulit dilakukan karena faktor kesibukan setiap guru dan jadwal yang sulit untuk ditentukan. Dengan adanya fasilitas internet, maka masalah ruang dan waktu bisa diatasi. Guru-guru yang akan melakukan kegiatan PSB bisa melakukan diskusinya melalui jejaring sosial. Sebagai contoh, setiap guru di sekolah tersebut memiliki akun facebook. Koordinator mata pelajaran sains akan membuat group di facebook khusus untuk mata pelajarannya yang anggotanya adalah guru-guru mata pelajaran sains. Saat kegiatan PSB tak bisa dilakukan di sekolah, maka mereka cukup menentukan waktu untuk online secara bersamaan untuk mendiskusikan rencana pembelajaran mereka melalui chat room di group facebook mata pelajaran sains.
Selain itu, melalui facebook ini juga guru sains atau pun guru mata pelajaran lain bisa saling bertukar informasi dengan guru-guru di sekolah lain yang memiliki bidang mata pelajaran yang sama dengan dirinya. Sebagai contoh, guru-guru di Makassar yang berada dalam naungan Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) membuat group tersendiri di facebook. Melalui group tersebut kita bisa saling bertukar informasi, seperti info pelatihan guru, lomba mata pelajaran untuk siswa, informasi terbaru yang terkait dengan mata pelajaran, berbagi foto-foto pendidikan, dan sebagainya.
Selain facebook, ada juga akun lain yang bisa dimanfaatkan oleh guru, yaitu Linkedln. Situs ini hampir mirip dengan facebook dan penggunaannya dilakukan oleh group-group profesional, seperti pendidik. Informasi yang disampaikan berupa profile pekerjaan dan menghubungkannya dengan orang lain yang memiliki pekerjaan yang sama. Jadi, guru-guru yang memiliki bidang yang sama juga bisa saling bertukar informasi terkait dengan bidangnya. Namun situs ini masih jarang digunakan, facebook tetap menjadi media sosial yang paling banyak digunakan saat ini.
Media lain yang bisa diimplementasikan oleh rekan guru adalah Blog. Melalui blog ini, guru dapat berbagi informasi dengan guru-guru lain yang memiliki bidang keilmuan yang sama. Guru juga bisa memberikan alamat blognya kepada siswanya, sehingga siswa bisa mempelajari materi tersebut di rumah. Blog juga menjadi sarana untuk melatih kemampuan menulis guru, menuliskan ide-idenya, dan sebagainya.
Saat mengajar di kelas, guru juga bisa menggunakan CD atau video yang berhubungan dengan materi yang akan diajarkannya. Misalnya, guru ingin mengajarkan tentang proses metamorphosis pada kupu-kupu. Guru bisa mengajar dengan menampilkan video tentang proses metamorphosis tersebut. Contoh lain yang bisa diterapkan adalah saat ingin mengajarkan anak tentang materi penjumlahan. Guru bisa memanfaatkan games tentang penjumlahan. Games tersebut sudah banyak tersedia dan bisa didownload secara gratis.
Masih banyak situs-situs pendidikan lain yang bisa dimanfaatkan oleh guru agar bisa saling bertukar ilmu dengan sesama rekan guru lainnya atau pun situs yang bisa membantunya dalam proses pembelajaran di sekolah. Seorang guru harus “melek teknologi” karena anak-anak kita saat ini sudah banyak yang jago dalam hal teknologi. Jangan sampai kita sebagai guru kalah dengan mereka sehingga kita tak bisa mengarahkan mereka dalam memanfaatkan situs-situs pendidikan tersebut.
Referensi:
Jonathan Anderson. ICT Transforming Education a Regional Guide. Thailand: Unesco Bangkok, 2010
Terkait dengan ICT, ada beberapa hal yang ingin saya bagi dengan teman-teman semua dari buku karangan Jonathan Anderson yang berjudul “ICT Transforming Education a Regional Guide”. Di buku ini dijelaskan tentang cara-cara yang bisa digunakan oleh pendidik untuk mentransformasi ICT dalam proses pembelajaran. Akan tetapi, dalam tulisan ini, saya lebih fokus untuk tingkat SD. Semoga di lain kesempatan saya bisa berbagi bagaimana mentransformasi ICT dalam proses pembelajaran untuk tingkat perguruan tinggi berdasarkan buku ini.
Hal pertama yang bisa diterapkan pada sesama rekan guru adalah metode e-learning, yaitu proses belajar mengajar dengan menggunakan media elektronik, khususnya internet sebagai sistem pembelajarannya (internet, tape, video, TV interaktif, CD ROM Interaktif, dsb) untuk menyampaikan bahan ajar maupun interaksi antara siswa dan pengajar. Dengan memanfaatkan media elektronik tersebut, sumber belajar guru dan siswa bukan lagi hanya dari buku-buku paket yang disediakan di sekolah. Mereka akan lebih kaya dengan informasi yang terkait dengan mata pelajaran yang diberikan. Selain itu, guru juga bisa “membelajarkan siswa” dan proses pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru.
Di buku ini juga dijelaskan beberapa situs-situs pendidikan yang bisa dimanfaatkan oleh guru dan siswa dan ada beberapa situs pendidikan yang membuat saya tertarik dan bisa dimanfaatkan oleh guru.
Situs Pendidikan untuk Guru atau Pendidik
Saat ini media sosial seperti facebook, twitter, my space, flickr, dan sebagainya sudah dikenal dan digunakan oleh hampir semua lapisan masyarakat. Media sosial ini bisa dimanfaatkan oleh guru untuk berbagi informasi dengan guru-guru yang lain yang memiliki bidang yang sama dengan dirinya.
Salah satu kegiatan guru-guru di sekolah adalah melakukan pertemuan dengan guru-guru lain untuk bidang studi yang sama atau biasa juga disebut Pusat Sumber Belajar. Disinilah setiap guru memaparkan rencana pembelajaran mereka setiap pekan. Namun, seringkali hal ini sulit dilakukan karena faktor kesibukan setiap guru dan jadwal yang sulit untuk ditentukan. Dengan adanya fasilitas internet, maka masalah ruang dan waktu bisa diatasi. Guru-guru yang akan melakukan kegiatan PSB bisa melakukan diskusinya melalui jejaring sosial. Sebagai contoh, setiap guru di sekolah tersebut memiliki akun facebook. Koordinator mata pelajaran sains akan membuat group di facebook khusus untuk mata pelajarannya yang anggotanya adalah guru-guru mata pelajaran sains. Saat kegiatan PSB tak bisa dilakukan di sekolah, maka mereka cukup menentukan waktu untuk online secara bersamaan untuk mendiskusikan rencana pembelajaran mereka melalui chat room di group facebook mata pelajaran sains.
Selain itu, melalui facebook ini juga guru sains atau pun guru mata pelajaran lain bisa saling bertukar informasi dengan guru-guru di sekolah lain yang memiliki bidang mata pelajaran yang sama dengan dirinya. Sebagai contoh, guru-guru di Makassar yang berada dalam naungan Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) membuat group tersendiri di facebook. Melalui group tersebut kita bisa saling bertukar informasi, seperti info pelatihan guru, lomba mata pelajaran untuk siswa, informasi terbaru yang terkait dengan mata pelajaran, berbagi foto-foto pendidikan, dan sebagainya.
Selain facebook, ada juga akun lain yang bisa dimanfaatkan oleh guru, yaitu Linkedln. Situs ini hampir mirip dengan facebook dan penggunaannya dilakukan oleh group-group profesional, seperti pendidik. Informasi yang disampaikan berupa profile pekerjaan dan menghubungkannya dengan orang lain yang memiliki pekerjaan yang sama. Jadi, guru-guru yang memiliki bidang yang sama juga bisa saling bertukar informasi terkait dengan bidangnya. Namun situs ini masih jarang digunakan, facebook tetap menjadi media sosial yang paling banyak digunakan saat ini.
Media lain yang bisa diimplementasikan oleh rekan guru adalah Blog. Melalui blog ini, guru dapat berbagi informasi dengan guru-guru lain yang memiliki bidang keilmuan yang sama. Guru juga bisa memberikan alamat blognya kepada siswanya, sehingga siswa bisa mempelajari materi tersebut di rumah. Blog juga menjadi sarana untuk melatih kemampuan menulis guru, menuliskan ide-idenya, dan sebagainya.
Saat mengajar di kelas, guru juga bisa menggunakan CD atau video yang berhubungan dengan materi yang akan diajarkannya. Misalnya, guru ingin mengajarkan tentang proses metamorphosis pada kupu-kupu. Guru bisa mengajar dengan menampilkan video tentang proses metamorphosis tersebut. Contoh lain yang bisa diterapkan adalah saat ingin mengajarkan anak tentang materi penjumlahan. Guru bisa memanfaatkan games tentang penjumlahan. Games tersebut sudah banyak tersedia dan bisa didownload secara gratis.
Masih banyak situs-situs pendidikan lain yang bisa dimanfaatkan oleh guru agar bisa saling bertukar ilmu dengan sesama rekan guru lainnya atau pun situs yang bisa membantunya dalam proses pembelajaran di sekolah. Seorang guru harus “melek teknologi” karena anak-anak kita saat ini sudah banyak yang jago dalam hal teknologi. Jangan sampai kita sebagai guru kalah dengan mereka sehingga kita tak bisa mengarahkan mereka dalam memanfaatkan situs-situs pendidikan tersebut.
Referensi:
Jonathan Anderson. ICT Transforming Education a Regional Guide. Thailand: Unesco Bangkok, 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar