Allah memberikan ganjaran yang sebesar-besarnya…
Dan derajat yang setinggi-tingginya…
Bagi mereka yang sabar dan lulus dalam ujian kehidupan dakwah…
Jika ujian dan cobaan yang diberikan Allah hanya yang mudah-mudah saja…
Tentu kita tidak akan memperoleh ganjaran yang hebat…
Disitulah letak hikmahnya, yakni bagi seorang Da’i…
Harus bersungguh-sungguh dan sabar dalam meniti jalan dakwah ini…
Perjalanan ini tidak bisa dijalani dengan ketidaksungguhan, azzam yang lemah, dan pengorbanan yang sedikit…
Seonggok kemanusiaan terkapar, siapa yang nanti akan bertanggung jawab bila semua pihak menghindar?
Biarlah Saya yang menanggungnya, semua atau sebagiannya…
Saya harus mengambil alih tanggung jawab ini dengan kesedihan yang sungguh…
Seperti saya menangisinya ketika pertama kali menginjakkan kaki di mata air peradaban yang modern ini…
Dakwah berkembang di tangan orang-orang yang memiliki militansi…
Semangat juang yang tak pernah pudar…
Ajaran yang mereka bawa tetap bertahan melebih usia mereka…
Boleh jadi usia para mujahid pembawa misi dakwah tidaklah panjang…
Tetapi cita-cita, semangat, dan ajaran yang mereka bawa tetap hidup sepeninggal mereka…
Apa artinya usia panjang, namun tanpa isi…
Sehingga kita hanya bisa diingat oleh tiga baris kata yang dipahatkan di nisan kita…
Si Fulan, lahir tanggal sekian-sekian, dan wafat tanggal sekian-sekian…
Kader yang tulus dan bersemangat tinggi pasti akan memiliki wawasn berpikir yang luas dan mulia…
Manusia yang memiliki akal akan bisa mengerti tentang berharganya cincin berlian…
Tetapi anjing yang berada di dekat cincin berlian, tidak akan pernah bisa mengapresiasi cincin berlian tersebut…
Dia akan berlari mengejar tulang lalu mencari tempat untuk memuaskan kerakusannya…
Berapa banyak orang menguasai ilmu serta dikenal sebagai ilmuawan, ulama atau da’i…
Namun kehilangan potensi hati nurani…
Mereka yang hanya mengejar dunia yang memiskinkan rakyat dan menguras kekayaan bangsa untuk kepentingan sendiri…
Adalah anjing yang bercebur di telaga bening karena kebodohannya menerkam bayangan dirinya sendiri…
Kalau hanya berdakwah, kita memang bisa…
Tetapi apakah kita bisa cinta dengan dakwah?
Cinta itu butuh pengorbanan, waktu, tenaga, dan harta…
Allah telah menggiring kita pada keimanan dan dakwah saja merupakan suatu kebahagiaan besar…
Apakah pantas kita mengharap imbalan yang lebih dari itu?
Apalagi berupa jabatan, kesenangan, atau kemewahan ?
Ada jutaan tipu daya yang akan menyerang…
Musuh bukanlah yang bersenjata misil tetapi bisa jadi diri kita sendiri…
Kebahagiaan sejati akan diperoleh manusia…
Bila ia tidak bertumpu pada sesuatu yang fana dan rapuh…
Dan sebaliknya justru berorientasi pada keabadian…
Kematian hati…
Banyak orang tertawa sedang maut mengintainya…
Banyak orang yang cepat datang ke shaf shalat, tetapi ternyata cepat pula dia pergi…
Dingin…
Tanpa penghayatan…
Banyak orang yang sedikit beramal, tapi disebut-sebutnya banyak sekali…
Merendahlah…
Engkau kan seperti bintang-gemintang…
Berkilau dipandang orang di atas riak air dan sang bintang pun jauh tinggi…
Janganlah seperti asap yang mengangkat diri tinggi di langit, padahal dirinya rendah…
#Film Sang Murabbi…
Mengenang Ustadz Rahmat Abdullah…
Kita tak berpisah, tapi kita hanya mempersiapkan suatu pertemuan yang kekal…
Keep Istiqomah... ^_^
Dan derajat yang setinggi-tingginya…
Bagi mereka yang sabar dan lulus dalam ujian kehidupan dakwah…
Jika ujian dan cobaan yang diberikan Allah hanya yang mudah-mudah saja…
Tentu kita tidak akan memperoleh ganjaran yang hebat…
Disitulah letak hikmahnya, yakni bagi seorang Da’i…
Harus bersungguh-sungguh dan sabar dalam meniti jalan dakwah ini…
Perjalanan ini tidak bisa dijalani dengan ketidaksungguhan, azzam yang lemah, dan pengorbanan yang sedikit…
Seonggok kemanusiaan terkapar, siapa yang nanti akan bertanggung jawab bila semua pihak menghindar?
Biarlah Saya yang menanggungnya, semua atau sebagiannya…
Saya harus mengambil alih tanggung jawab ini dengan kesedihan yang sungguh…
Seperti saya menangisinya ketika pertama kali menginjakkan kaki di mata air peradaban yang modern ini…
Dakwah berkembang di tangan orang-orang yang memiliki militansi…
Semangat juang yang tak pernah pudar…
Ajaran yang mereka bawa tetap bertahan melebih usia mereka…
Boleh jadi usia para mujahid pembawa misi dakwah tidaklah panjang…
Tetapi cita-cita, semangat, dan ajaran yang mereka bawa tetap hidup sepeninggal mereka…
Apa artinya usia panjang, namun tanpa isi…
Sehingga kita hanya bisa diingat oleh tiga baris kata yang dipahatkan di nisan kita…
Si Fulan, lahir tanggal sekian-sekian, dan wafat tanggal sekian-sekian…
Kader yang tulus dan bersemangat tinggi pasti akan memiliki wawasn berpikir yang luas dan mulia…
Manusia yang memiliki akal akan bisa mengerti tentang berharganya cincin berlian…
Tetapi anjing yang berada di dekat cincin berlian, tidak akan pernah bisa mengapresiasi cincin berlian tersebut…
Dia akan berlari mengejar tulang lalu mencari tempat untuk memuaskan kerakusannya…
Berapa banyak orang menguasai ilmu serta dikenal sebagai ilmuawan, ulama atau da’i…
Namun kehilangan potensi hati nurani…
Mereka yang hanya mengejar dunia yang memiskinkan rakyat dan menguras kekayaan bangsa untuk kepentingan sendiri…
Adalah anjing yang bercebur di telaga bening karena kebodohannya menerkam bayangan dirinya sendiri…
Kalau hanya berdakwah, kita memang bisa…
Tetapi apakah kita bisa cinta dengan dakwah?
Cinta itu butuh pengorbanan, waktu, tenaga, dan harta…
Allah telah menggiring kita pada keimanan dan dakwah saja merupakan suatu kebahagiaan besar…
Apakah pantas kita mengharap imbalan yang lebih dari itu?
Apalagi berupa jabatan, kesenangan, atau kemewahan ?
Ada jutaan tipu daya yang akan menyerang…
Musuh bukanlah yang bersenjata misil tetapi bisa jadi diri kita sendiri…
Kebahagiaan sejati akan diperoleh manusia…
Bila ia tidak bertumpu pada sesuatu yang fana dan rapuh…
Dan sebaliknya justru berorientasi pada keabadian…
Kematian hati…
Banyak orang tertawa sedang maut mengintainya…
Banyak orang yang cepat datang ke shaf shalat, tetapi ternyata cepat pula dia pergi…
Dingin…
Tanpa penghayatan…
Banyak orang yang sedikit beramal, tapi disebut-sebutnya banyak sekali…
Merendahlah…
Engkau kan seperti bintang-gemintang…
Berkilau dipandang orang di atas riak air dan sang bintang pun jauh tinggi…
Janganlah seperti asap yang mengangkat diri tinggi di langit, padahal dirinya rendah…
#Film Sang Murabbi…
Mengenang Ustadz Rahmat Abdullah…
Kita tak berpisah, tapi kita hanya mempersiapkan suatu pertemuan yang kekal…
Keep Istiqomah... ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar