Selasa, 14 Januari 2014

Anakku, Bekal Akhiratku...

Bismillah...
“Sekarang anak-anak saya sudah besar nak. Ada yang sudah kuliah, SMA, dan yang bungsu masih SMP. Kadang saya suka sedih melihat anak-anak saya. Saya sedih karena dulu tak pernah meluangkan waktu buat mereka. Saya sibuk mengejar karir di kantor. Saya lupa kalau mereka membutuhkan saya di rumah. Mereka membutuhkan sosok seorang ayah yang akan memberikannya bekal menghadapi kerasnya kehidupan.”

“Jadi bagaimana hubungan Bapak dengan anak-anak sekarang?,” tanyaku sambil terus mendengarkan ceritanya.

“Hhhheeemmmm, entahlah... Sekarang, setiap kali saya mengajak mereka jalan atau makan bersama, mereka lebih memilih jalan dengan teman-temannya. Itulah yang membuat saya sedih. Saya melewatkan banyak moment-moment terindah dengan anak-anak saya. Saya lupa kalau masa anak-anak tidak akan terulang dua kali. Tetapi saya bersyukur punya isteri yang sabar. Dulu, isteri saya selalu mengingatkan saya untuk meluangkan waktu dengan anak-anak. Tetapi saya tak pernah mendengarkannya karena toh saya bekerja untuk keluarga juga kan?? Kalau karir saya bagus di kantor maka mereka pasti juga akan ikut senang. Namun, ternyata semuanya jauh dari dugaanku. Jabatan bukanlah segalanya. Kekayaan bukanlah segalanya. Saya pernah berpikir bahwa ketika karir saya sukses, jabatan saya bagus, maka saya adalah orang yang paling bahagia. Ternyata semuanya jauh dari dugaanku. Bahkan sekarang saya bingung, definisi dari bahagia itu sendiri apa???”

Itulah sepenggal kisah dari salah satu Bapak yang bersedia membagi kisahnya kepadaku. Ya...Alhamdulillah, Allah memang selalu baik kepadaku. Allah mempertemukanku dengan orang-orang yang bisa membuatku belajar, belajar, dan terus belajar. Teruntuk Bapak yang baru kukenal (lagi-lagi saya lupa menanyakan namanya, penyakit lama -_-) terima kasih telah berbagi kisah dan memberiku banyak pelajaran moral, khususnya belajar untuk lebih mensyukuri setiap nikmat yang diberikan oleh Allah.

Ayah Bunda, apakah ada yang pernah memiliki pengalaman yang sama dengan kisah yang saya ceritakan tadi? Saya berharap semoga tidak ada yang mengalami kejadian yang sama. Kalau pun ada, mari segera kita berbenah, kembali meluruskan niat untuk apa kita berumah tangga.

Ayah Bunda, masa anak-anak seharusnya menjadi masa-masa yang paling membahagiakan buat anak-anak kita. Pada masa ini, kita sebagai orang tua tentunya berusaha selalu memberikan yang terbaik buat mereka. Berusaha untuk memberikan perhatian dan kasih sayang kepada mereka. Masa anak-anak adalah kesempatan buat para orang tua untuk memberikan bekal terbaik kepada anak agar mereka siap mengahadapi tantangan zaman. Anda pernah mendengar bahwa “Madrasah pertama bagi seorang anak adalah Ibunya”?. Yaaaa... Ibu punya peran yang sangat penting dalam memberikan bekal terbaik bagi anak kelak. Tetapi bukan berarti peran ayah lalu menjadi tidak penting dalam menyiapkan mereka menjadi anak-anak yang tangguh. Disinilah dibutuhkan “Berbagi Peran” dalam mendidik anak dan semua ini perlu dikomunikasikan satu sama lain.

Ayah Bunda yang saya hormati, hal penting yang ingin saya sampaikan melalui tulisan ini adalah “luangkanlah waktu Anda untuk anak-anak Anda”. Betapa banyak fenomena yang saya temukan dimana orang tua hanya mengetahui panjang anaknya. Hal ini disebabkan karena orang tuanya berangkat kerja saat anaknya ke kantor dan pulang saat anaknya sudah terlelap dalam mimpinya. Jadi, jangan salahkan ketika saat ini begitu banyak kasus kenakalan remaja karena “kebutuhan” yang tidak terpenuhi dalam keluarga. Tentunya Anda tak mau kan kalau anak Anda masuk dalam daftar kasus kenalakan remaja?? Naudzubillahi min dzalik...

Ayah Bunda yang saya cintai, tahukah Anda bahwa beberapa amalan yang pahalanya tak pernah putus adalah “Sedekah jariyah, Anak shaleh yang mendoakan kedua orang tuanya, dan Ilmu yang bermanfaat”. Mengapa Anda tidak belajar untuk menyiapkan point kedua dan ketiga???
“Apabila seorang manusia meninggal maka putuslah amalnya, kecuali tiga hal: Sedekah jariyah atau ilmu yang bermanfaat sesudahnya atau anak yang shalih yang mendo’akannya”. (Hadits riwayat Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Nasa’i dan Ahmad)

Anak-anak Anda adalah bekal Anda kelak di akhirat. Ketika kematian itu datang, tak ada lagi yang bisa menolong kita. Jabatan, harta, dan keluarga semuanya akan ditinggalkan. Mereka hanya akan menjadi sebuah kenangan bagi keluarga yang kita tinggalkan. Akan tetapi, ketika kita masih memiliki anak-anak yang shaleh dan shalehah yang senantiasa mendoakan kita, maka itulah yang menjadi amal jariyah kita. Terlebih lagi ketika kita senantiasa mengajari anak-anak dengan kebaikan dan kebaikan tersebut ditularkan kepada orang lain, maka insya Allah pahala pun akan mengalir buat orang tuanya.

Di akhir tulisan ini, saya mohon maaf jika ada kata-kata yang salah. Ini hanyalah bagian dari kepedulian saya kepada anak-anak yang selalu merindukan kasih sayang Ayah dan Ibunya yang sibuk diluar. Saya menulis tulisan ini bukan berarti saya melarang Anda untuk berkarir. Anda boleh mengejar karir, tetapi jangan sampai kesibukan Anda mengejar karir dan jabatan membuat Anda melupakan bahwa ada malaikat kecil yang sangat merindukan kehadiran Anda di sampingnya. Merindukan saat-saat berbagi cerita. Merindukan saat-saat bermain dengan Anda. Merindukan saat-saat Anda mendongengkan sebelum tidur. Merindukan saat-saat mencium tangan ayah dan ibunya sebelum berangkat ke sekolah. Merindukan saat-saat mengerjakan PR bersama. Merindukan sebuah pelukan hangat dari ayah dan ibunya.

Tak pernahkah kita berpikir ketika anak-anak kita menghadapi sebuah masalah dan mereka kebingungan harus bercerita kepada siapa, harus bertanya kepada siapa, harus meminta pendapat siapa karena orang tuanya tak ada disampingnya. Hal ini tentunya akan membuat mereka bertanya kepada orang-orang yang selalu bersama mereka, seperti pengasuh atau pun teman-temannya di sekolah. Syukur-syukur jika anak kita bertanya kepada orang yang tepat, orang yang bisa mengarahkannya kepada kebaikan. Lalu bagaimana jika anak-anak kita justru bertanya kepada orang yang salah, orang yang justru menyesatkannya pada jalan keburukan???

Dan tak lupa, Selalu mendoakan anak-anak kita agar mereka senantiasa dijaga oleh Allah dalam setiap langkah kakinya. Karena sungguh hanya Allah-lah sebaik-baik penjaga. Titipkan mereka kepada Allah agar Allah selalu menuntun mereka dalam menjalani kehidupan ini.
Wallahu a’lam bi shawab...
Bonita yang masih terus belajar, belajar, dan belajar... ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NUTRISI UNTUK PASIEN COVID-19

    Pasca postingan tulisan pengalaman saya menghadapi Covid-19 di instagram  (@cerita_bonita), banyak teman yang DM dan japri bertanya ...