Rabu, 15 Januari 2014

Ketika Hati Kedatangan Seorang Tamu… (VMJ_Bagian 1)

“K’ saya ingin minta maaf,” kata salah satu adikku mengawali percakapan kami.

“Kenapa mesti minta maaf sama kakak. Memangnya adek punya salah sama kakak ya?,” tanyaku dengan penuh keheranan.

“Sekali lagi saya minta maaf k’… hhheeemmm, Saya pacaran k’…,” jawabnya sambil tertunduk.

Saya terdiam mendengarnya dan sedikit kaget. Akhirnya terjawablah semua pertanyaanku selama ini kenapa adikku yang satu ini menjauh dari saya dan tidak mau menatapku setiap kali berbicara, bahkan berusaha menghindar setiap kali bertemu. Saya berusaha menjaga suasana hati dan ekspresi wajah, tak ada yang boleh berubah dihadapannya. Saya langsung teringat dengan pesan Murabbi saya dulu, “jangan pernah memarahi saudaramu yang sedang VMJ, tetapi ajari dia untuk mengelola perasaannya”. Sebenarnya saya merasa tidak enak, kenapa harus meminta maaf kepada saya. “Adikku, janganlah meminta maaf padaku tetapi minta maaflah pada Allah dan maafkanlah dirimu…”

Saya pun berusaha menyentuh hatinya dengan menanyakan kondisinya saat ini seperti apa.

Akhirnya mengalirlah ceritanya, dimana semuanya berawal dari kebersamaan mereka berdua dalam setiap kepanitiaan. Lama kelamaan keduanya merasa cocok dan tumbuhlah sesuatu yang “aneh” di dalam hati mereka. Tetapi seuatu yang “aneh” ini benar-benar sesuatu yang aneh. Karena akan ada sesuatu yang hilang tatkala mereka tidak saling bertemu atau sms-an menanyakan kabar. Meskipun tidak ada pernyataan bahwa “kami pacaran” tetapi keduanya sudah merasa nyaman saat bersama.

Hhheeemmm…

Saudaraku yang selalu kucintai karena Allah…

Cinta itu memang unik ya. Allah memberikan cinta di hati kita, tetapi kembali lagi kepada diri kita akan dibawa kemana cinta itu (seperti lagunya Armada ya, “mau dibawa kemana….hehehehe”)

Cinta adalah anugerah yang diberikan oleh Allah kepada hamba-Nya. Oleh karena itu, bersyukurlah jika Allah memberimu anugerah tersebut. Namun, pertanyaan selanjutnya cinta seperti apa dulu.

Melalui tulisan ini, saya tidak ingin membahas tentang cinta seorang anak kepada orang tua atau saudaranya atau cinta antara muslim satu dengan muslim yang lain. Tetapi saya ingin membahas tentang cinta yang tumbuh diantara kaum adam dan hawa. Kalau kata teman-teman yang aktivis dakwah, “Virus Merah Jambu” atau VMJ. Darimana cinta itu bisa tumbuh dan bagaimana mengelolanya tatkala dia datang menyapa kita. Tulisan ini saya buat berdasarkan cerita dari beberapa teman yang suka curhat pada saya, nasehat dari Mba’ MR saya, dan pengalaman membantu teman dalam mengelola perasaannya agar menjadi sesuatu yang diridhoi oleh Allah. Mohon masukannya jika Bonita ada kekuarangan atau kesalahan ya… oh ya, tulisan ini saya buat dalam beberapa bagian, soalnya panjang banget teman-teman…hehehehe…^_^

Oke kita balik lagi ke topik utama ya…

Ibaratnya seperti seseorang yang datang bertamu ke rumah, maka hati kita pun punya seorang tamu. Namanya “tamu perasaan”. Dia datang kadang secara tiba-tiba dan tanpa permisi. Dia hadir begitu saja tanpa harus meminta izin pada sang pemilik rumah. Parahnya, sang pemilik rumah kadang baru menyadarinya tatkala dia sudah terjebak oleh kehadiran tamunya tersebut. Ya… dia sudah terjebak oleh perasaannya sendiri dan akhirnya dia larut dalam perasaannya.

Sahabatku yang selalu kucintai karena Allah…

Lalu apa yang harus dilakukan agar tidak terjebak oleh “tamu perasaan” ini?“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, “Hendaklah mereka menundukkan pandanganya, dan menjaga kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. (QS : An Nuur [24] : 30)

Allah sudah memerintahkan kepada kita dalam Al Qur’an untuk menundukkan pandangan. Ternyata dari segi medis, menjaga pandangan ini juga ikut berpengaruh lho. Dalam sebuah seminar parenting yang pernah saya ikuti dikatakan bahwa hasil penelitian di Amerika, orang-orang yang selalu melihat hal-hal yang tidak senonoh (maaf, hal-hal yang berbau pornografi termasuk pacaran) maka terjadi kerusakan beberapa sel saraf di otaknya. Jadi, Allah tuh gak serta merta menyuruh kita menjaga pandangan. Semuanya pasti ada manfaatnya. So, berusahalah untuk selalu mnejaga pandangan, bukan berarti jalannya nunduk terus dan gak lihat kalau di depannya ada tiang ya. Ntar nabrak lagi, kan malu jadinya…. Hehehehe…

Menjaga pandangan disini bukan hanya menundukkan pandangan, tetapi juga menjaga dan menundukkan hati. Ketika melihat sesuatu yang “indah” maka bersegeralah menundukkan hatimu dengan meminta pertolongan  kepada Allah untuk menjaga hati (sesuatu yang indah disini maksudnya lawan jenis kita ya teman-teman… ^_^).

Dan yang terpenting adalah “mintalah kepada Allah dengan berdoa agar Allah selalu menjaga hati kita”. Teman-teman tahu kan, hati itu ibaratnya seperti kapas yang dengan mudahnya terbolak-balik saat terkena angin. Nah, hati kita pun seperti itu. Hati itu sangat mudah terbolak-balik, karena itu mintalah sama Allah agar Allah selalu menjaga hati kita dan menetapkan hati kita di jalan-Nya (jalan apa ya?? Ya di jalan islam-lah…hehehehe). Salah satu sahabat saya pernah berkata seperti ini, “hati itu milik Allah karena itu mintalah kepada Allah untuk selalu menjaga hati kita hingga datang seseorang yang halal yang dikirimkan oleh-Nya untuk mendampingi kita.”

#Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NUTRISI UNTUK PASIEN COVID-19

    Pasca postingan tulisan pengalaman saya menghadapi Covid-19 di instagram  (@cerita_bonita), banyak teman yang DM dan japri bertanya ...