Melalui tulisan ini, saya ingin berbagi tentang bagaimana pengembangan kreativitas anak melalui kegiatan seni, yaitu seni tari, seni musik, seni rupa, dan seni teater serta kaitannya dengan kecerdasan jamak. Sebagian dari tulisan ini adalah catatan mata kuliah “Pengembangan Seni dan Gerak Pada Anak Usia Dini. Semoga Bermanfaat ya teman-teman... ^_^
a. Kecerdasan Logis Matematis
Semiawan (2009:78) mengemukakan bahwa kecerdasan logis-matematis adalah kemampuan untuk berpikir logis, sistematis, dan menghitung. Armstrong (2005:21) juga mengemukakan bahwa kecerdasan logis-matematis melibatkan keterampilan mengolah angka dan/atau kemahiran menggunakan logika atau akal sehat. Tujuan materi program dalam kurikulum yang dapat mengembangkan kecerdasan logika matematika, antara lain mengenal bilangan, beberapa pola, perhitungan, pengukuran, geometri, statistik, peluang, pemecahan masalah, logika, games strategi dan atau petunjuk grafik.
Seni rupa
Kegiatan seni rupa dapat meningkatkan kecerdasan logis anak. Sebagai contoh saat anak melihat sebuah tanaman, kemudian anak menuangkannya dalam bentuk gambar. Saat anak menggambar tanaman yang pernah dilihatnya, disitulah anak sedang mengasah kemampuan berpikir logisnya.
Seni musik
Anak sudah bisa mengikuti irama atau ketukan. Misalnya, saat guru mengajak siswa untuk bermain tepukan. Anak akan belajar tentang irama dan tempo tepukan. Contoh lain, mengajak anak bermain bunyi dengan memukul berbagai macam gelas yang berbeda ukuran. Anak diminta untuk memukul gelas-gelas tersebut. Gelas-gelas tersebut tentunya akan menghasilkan bunyi yang berbeda. Saat bermain tersebut, anak belajar tentang ukuran benda bahwa setiap benda memiliki bunyi yang berbeda.
Seni Tari
Dalam pembelajaran seni tari, anak diajarkan tentang konsep berhitung dan ruang. Sebagai contoh, saat anak sedang menari anak harus melangkah maju ke depan dengan beberapa langkah. Misalnya, anak harus melangkah ke depan dengan hitungan 1 x 8 atau berputar dengan hitungan 2 x 8. Sehingga dalam menari, anak juga belajar berhitung.
Seni teater
Pada saat siswa belajar tentang seni teater, guru biasanya akan memberikan naskah cerita kepada siswa. Siswa akan diajarkan untuk menghafalkan urutan dari cerita yang akan diperankannya. Saat siswa melakukan seni peran inilah, maka siswa belajar untuk berpikir sistematis. Siswa belajar, kapan dia harus bicara dan kapan dia harus diam mendengarkan dialog dari teman-temannya yang lain.
b. Kecerdasan Visual Spasia
Semiawan (2009:78) mengemukakan bahwa kecerdasan visual-spasial adalah kemampuan untuk berpikir melalui gambar, memvisualisasikan hasil masa depan, mengimajinasikan sesuatu dengan penglihatan dan digunakan dalam menentukan arah. Armstrong (2005:20) juga mengemukakan bahwa kecerdasan ini melibatkan kemampuan untuk memvisualisasikan gambar di dalam kepala seseorang atau rnenciptakannya dalam bentuk dua atau tiga dimensi. Tujuan materi program dalam kurikulum yang dapat mengembangkan kecerdasan visual spasial, antara lain penayangan video, gambar, menggunakan model (modelling), dan atau diagram. Kecerdasan visual/spatial juga menyangkut kecerdasan dalam memvisualisasikan imajinasi ke dalam kenyataan yang dapat dituangkan dalam bentuk gambar, lukisan, peta, diagram atau berbagai bentuk lainnya.
Seni rupa
Sebagai contoh, saat anak diajak jalan-jalan, anak lebih cepat hafal dengan jalan-jalan yang telah dilaluinya dibanding orang dewasa. Hal ini berarti anak tersebut memiliki kecerdasan visual spasial yang bagus. Kecerdasan visual spasial ini juga dapat diasah melalui kegiatan menggambar, bermain plastisin, melukis, dan sebagainya. Anak juga bisa diminta untuk membuat garis atau coretan-coretan. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut, selain mengembangkan kecerdasan visual spasial, juga meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak.
Seni musik
Musik adalah salah satu bentuk komunikasi melalui bunyi-bunyian, misalnya suara botol, gelas, kayu, dan sebagainya. Dengan menggunakan musik, guru bisa meminta siswa untuk melakukan atraksi dengan mengikuti musik yang dimainkan. Melalui atraksi tersebut, kecerdasan visual spasial anak akan terasah.
Seni tari
Pengembangan kecerdasan visual spasial anak juga dapat dilakukan melalui seni tari. Sebagai contoh, guru menceritakan sebuah dongeng atau kisah. Kemudian siswa diminta untuk membuat sebuah tarian atau gerakan yang menggambarkan kisah yang diceritakan oleh guru. Pada saat siswa membuat tarian tersebut, maka kemampuan anak dalam memvisualisasikan sesuatu akan terasah.
Seni teater
Pengembangan kreativitas anak melalui seni teater dapat dilakukan dengan cara guru memberikan sebuah video kepada anak. setelah melihat video tersebut, guru meminta kepada siswa untuk menuangkan hasil tontonannya ke dalam bentuk “bermain peran”. Guru membiarkan siswa untuk memvisualisasikan apa yang dilihatnya tadi. Dengan begitu, siswa juga belajar memvisualisasikan hasil imajinasinya melalui seni teater.
c. Kecerdasan kinestetik
Semiawan (2009:78) mengemukakan bahwa kecerdasan kinestetik adalah kemampuan untuk menggunakan badan secara terampil, mengatasi masalah, dan menghasilkan prestasi seperti para atlet, penari, aktor, dan sebagainya. Armstrong (2005:20) juga mengemukakan bahwa kecerdasan kinestetik-jasmani adalah kecerdasan seluruh tubuh (atlet, penari, seniman pantomim, aktor), dan juga kecerdasan tangan (montir, penjahit, tukang kayu, ahli bedah). Tujuan materi program dalam kurikulum yang dapat mengembangkan kecerdasan fisik antara lain: berbagai aktivitas fisik, berbagai jenis olahraga, modeling, dansa, menari, body languages.
Seni rupa
Melalui kecerdasan ini, anak belajar menyelesaikan suatu masalah dan berkomunikasi melalui anggota tubuh. Kecerdasan ini juga bisa dikembangkan melalui pelajaran seni rupa. Sebagai contoh, guru bisa mengajak anak untuk membuat sebuah pola dengan menggunakan plastisin atau clay. Anak diminta untuk membuat sebuah bentuk yang menggambarkan suasana hati mereka. Dari hasil karya inilah sebenarnya anak belajar untuk menyampaikan apa yang dirasakannya kepada gurunya. Saat anak membuat benda tersebut, beberapa anggota tubuhnya akan digunakan untuk menyelesaikan benda yang ingin dibuatnya.
Seni musik
Ada beberapa alat musik yang bisa diajarkan kepada anak. Misalnya saja angklung yang terdiri dari nada yang paling rendah sampai nada yang paling tinggi. Anak sudah bisa menghafal posisi dari setiap nada yang ada pada angklung tersebut. Pada saat anak bermain angklung inilah, kecerdasan kinestetik anak dapat berkembang.
Seni tari
Seni tari dapat melatih keseimbangan, kelenturan, ketahanan, dan koordinasi gerak pada anak. melalui kegiatan seni tari, anak dapat melatih kemampuan kognitifnya. Sebagai contoh, pada saat anak menari, melakukan koordinasi gerakan, maka otak akan menghasilkan hormone neurotropin dan dapat meningkatkan kemampuan mengingat pada anak.
Seni Teater
Pengembagan kecerdasan kinestetik melalui seni teater dapat dilakukan dengan cara guru menyusun sebuah skenario. Misalnya, guru menyusun cerita yang berkaitan dengan dunia hewan. Siswa kemudian diminta untuk menjalankan skenario tersebut dengan cara menirukan gerakan dari setiap binatang yang ada dalam cerita tersebut. pada saat anak menirukan gerakan dari hewan yang diperankannya, maka saat itulah kemampuan kinestetik anak terlatih.
d. Kecerdasan Musik
Semiawan (2009:78) mengemukakan bahwa kecerdasan musikal adalah kemampuan untuk mengkomposisikan musik, menyanyi dan menghargai musik, memiliki kepekaan untuk irama. Armstrong (2005:21) juga mengemukakan bahwa kecerdasan musikal melibatkan kemampuan menyanyikan sebuah lagu, mengingat melodi musik, mempunyai kepekaan akan irama, atau sekadar menikmati musik, Dalam bentuknya yang lebih canggih, kecerdasan ini mencakup para diva dan virtuoso piano dan dunia seni dan budaya. Tujuan materi program dalam kurikulum yang dapat mengembangkan kecerdasan musikal antara lain mendengarkan musik, melodi, instrumentalia, dan bernyanyi bersama atau sendiri.
Seni rupa
Kecerdasan musik bisa dikembangkan melalui seni rupa dengan menggunakan metode bermain. Sebagai contoh, guru mencontohkan suara hewan tertentu. Kemudian anak diminta untuk menggambar hewan yang suaranya ditirukan oleh guru atau membuat patung hewan yang dimaksud dengan menggunakan plastisin atau clay.
Seni musik
Guru bisa mengajarkan anak tentang bunyi-bunyian, melalui permainan menebak bunyi alat musik. Permainan ini akan melatih kepekaan anak terhadap bunyi-bunyian.
Seni tari
Guru bisa mengembangkan kecerdasan musik anak melalui seni tari. Guru memutarkan sebuah musik, kemudian anak diminta untuk membuat gerakan mengikuti irama musik yang ada. Hal ini juga bisa menjadi sarana berkomunikasi anak dengan guru. Dari gerakan-gerakan yang dibuat oleh anak, guru bisa mengetahui suasana hati siswanya.
Seni teater
Pengembangan kecerdasan musik anak melalui seni teater dapat dilakukan melalui kegiatan “drama musikal”. Guru bisa menyusun sebuah skenario atau anak yang sudah bisa mandiri menyusun sebuah skenario cerita. Skenario tersebut disusun dalam bentuk drama musikal. Jadi, anak-anak yang bermain dalam drama musikal tersebut berdialog melalui lagu. Hal ini akan melatih kepekaan anak terhadap musik.
e. Kecerdasan naturalis
Semiawan (2009:78) mengemukakan bahwa kecerdasan natural adalah kemampuan mengenal kembali flora dan fauna serta mencintai alam. Armstrong (2005:21) juga mengemukakan bahwa kecerdasan naturalis melibatkan kemampuan mengenai bentuk-bentuk alam di sekitar kita: burung, bunga, pohon, hewan, dan fauna serta flora lain. Tujuan materi program dalam kurikulum yang dapat mengembangkan kecerdasan naturalis antara lain: sains permulaan, ilmu botani, gejala-gejala alam, atau hubungan antara benda-benda hidup dan tidak hidup yang ada di alam sekitar.
Seni rupa
Salah satu ciri-ciri anak yang memiliki kecerdasan naturalis adalah anak senang mengamati hal-hal yang berada di lingkungan sekitarnya. Misalnya, saat anak melihat capung, anak akan mengejarnya kemudian menangkapnya. Setelah ditangkap, anak akan mengamatinya lebih dekat dengan mempelajari anatominya. Contoh lain, anak yang senang dengan bunga lili. Anak tersebut akan mencari semua informasi yang berkaitan dengan bunga lili. Setelah anak mendapatkan informasi tentang hal-hal yang disukainya, guru bisa meminta siswa untuk menggambar hewan atau tanaman atau kesukaannya tersebut. Guru juga bisa meminta siswa untuk membuat benda kesukaannya tersebut dengan menggunakan plastisin atau clay.
Seni musik
Guru bisa meminta siswa untuk menirukan suara hewan kesukaannya, misalnya suara kucing, kambing dan sebagainya. Kegiatan lain yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan permainan “tebak suara”. Guru menirukan suara hewan tertentu kemudian siswa diminta untuk menebak nama hewan yang suaranya ditirukan oleh guru.
Seni tari
Guru mengajarkan siswa sebuah tarian yang gerakannya menirukan gerakan binatang tertentu, misalnya tarian kelinci, tarian kucing, tarian kupu-kupu, dan sebagainya.
Seni teater
Pengembangan kecerdasan naturalis pada anak melalui seni teater dapat dilakukan dengan cara bermain peran yang ceritanya mengangkat tema tentang kehidupan flora maupun fauna. Misalnya, cerita tentang metamorphosis kupu-kupu. Siswa memerankan cerita tentang kehidupan kupu-kupu, mulai dari telur, ulat, kepompong, hingga menjadi kupu-kupu yang cantik. Kegiatan ini akan mengasah kecerdasan naturalis anak dan membuat anak peduli terhadap lingkungan sekitarnya.
f. Kecerdasan Interpersonal
Semiawan (2009:78) mengemukakan bahwa kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk bekerja secara efektif dengan orang lain, memiliki empati dan pengertian, menghayati motivasi dan tujuan seseorang. Armstrong (2005:21) juga mengemukakan bahwa kecerdasan ini melibatkan kemampuan untuk memahami dan bekerja dengan orang lain. Tujuan materi program dalam kurikulum yang dapat mengembangkan kecerdasan interpersonal antara lain: belajar kelompok, mengerjakan suatu proyek, resolusi konflik, mencapai konsensus, tanggung jawab pada diri sendiri, berteman dalam kehidupan sosial, dan atau pengenalan terhadap ekspresi dan emosi orang lain.
Seni rupa
Pengembangan kecerdasan interpersonal dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan seni rupa. Sebagai contoh, saat menggambar, anak bertanya kepada temannya yang lain, apa kesukaan temannya. Setelah siswa bertanya kepada temannya, anak kemudian diminta untuk menggambar benda kesukaan temannya.
Seni musik
Kecerdasan interpersonal pada anak dapat dilakuan melalui kegaitan seni musik, misalnya dengan meminta anak untuk memainkan alat musik secara berkelompok. Atau guru bisa meminta anak untuk berpasangan, kemudian anak memainkan alat musik secara bergantian. Kegiatan ini juga akan mengasah kemampuan sosial anak.
Seni tari
Kecerdasan interpersonal pada anak juga dapat dilakuan melalui kegiatan seni tari, misalnya dengan meminta anak untuk membentuk kelompok kemudian anak menari dalam kelompok tersebut.
Seni teater
Pengembangan kecerdasan interpersonal anak juga dapat dilakukan melalui seni teater. Saat anak melakukan kegiatan seni teater, misalnya bermain peran, anak belajar mengenali emosi lawan mainnya dengan cara melihat ekspresi wajah temannya saat bermain. Saat bermain seni peran, anak juga belajar bekerja dalam tim dan juga belajar tentang cara bersosialisasi dengan orang-orang di sekitarnya.
g. Kecerdasan Intrapersonal
Semiawan (2009:78) mengemukakan bahwa kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan untuk melakukan analisis diri, refleksi, menilai keberhasilan orang lain, dan memahami diri. Armstrong (2005:22) juga mengemukakan bahwa kecerdasan intrapersonal adalah kecerdasan memahami diri sendiri, kecerdasan mengetahui siapa diri Anda sebenarnya. Ini adalah kecerdasan mengetahui apa kekuatan Anda dan apa kelemahan Anda. Tujuan materi program dalam kurikulum yang dapat mengembangkan kecerdasan intrapersonal antara lain refleks, perasaan, self analysis, keyakinan diri, mengagumi diri sendiri, organisasi waktu, dan perencanaan untuk masa depan.
Seni rupa
Guru harus mampu membuat anak bisa mengungkapkan apa keinginannya, apa cita-citanya, apa yang disukainya, dan sebagainya. Misalnya, guru bertanya kepada anak, “kamu mau menggambar apa?”. Dengan menanyakan keinginan anak, maka guru bisa membantu siswa untuk mengetahui keinginannya. Anak harus ditanya, sebenarnya kemauannya dimana. sehingga orang tua dan guru bisa mengarahkan anak untuk menjadi lebih baik.
Seni musik
Kecerdasan intrapersonal dapat dikembangkan dengan menanyakan kepada anak alat musik apa yang disukainya, apa lagu kesukaannya, dan sebagainya. Setelah mengetahui hal tersebut, maka guru bisa meminta anak untuk memainkan alat musik kesukaannya atau menyanyikan lagu kesukaannya.
Seni tari
Kecerdasan intrapersonal juga dapat dikembangkan melalui seni tari. Sebagai contoh, anak diminta untuk membuat gerakan-gerakan tertentu yang sesuai dengan hewan kesukaan mereka.
Seni teater
Saat anak belajar seni peran, anak bisa mengungkapkan perasaannya atau pun isi hatinya melalui peran yang diberikan kepadanya. Melalui kegiatan seni peran, anak juga belajar memahami perasaannya sehingga anak bisa lebih mengenali dirinya sendiri. Oleh karena itu, sebelum melakukan kegiatan seni peran, guru sebaiknya bertanya kepada anak, dia hendak memerankan tokoh apa. Sehingga guru bisa mengetahui apa yang dirasakan oleh siswanya saat mereka memerankan tokoh yang dipilihnya.
h. Kecerdasan Linguistik
Semiawan (2009:78) mengemukakan bahwa kecerdasan linguistik adalah kemampuan untuk membaca, menulis, dan berkomunikasi. Armstorng (2005:19) juga mengemukakan bahwa kecerdasan linguistik adalah kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif. Kecerdasan ini memiliki empat keterampilan, yaitu menyimak, membaca, menulis, dan berbicara. Tujuan pengembangan kecerdasan linguistik adalah: (a) agar anak mampu berkomunikasi baik lisan maupun tulisan dengan baik, (b) memiliki kemampuan bahasa untuk meyakinkan orang lain, (c) mampu mengingat dan menghapal informasi, (d) mampu memberikan penjelasan serta, (e) mampu untuk membahas bahasa itu sendiri.
Seni rupa
Kegiatan yang bisa dilakukan misalnya guru meminta anak untuk menceritakan kembali hasil kreasinya. Misalnya, menceritakan tadi dia gambar apa, tadi dia menari apa, dan sebagainya
Seni musik
Anak diminta untuk menceritakan alat musik yang disukainya, lagu kesukaannya, mengapa ia menyukai hal tersebut, dan sebagainya. Guru juga bisa meminta siswa untuk menyanyikan lagu kesukaannya di depan teman-temannya. Selain mengasah kecerdasan verbal anak, kegiatan ini juga meningkatkan kepercayaan diri anak.
Seni tari
Anak diperlihatkan sebuah tarian, kemudian anak diminta untuk menceritakan kembali tentang tarian yang telah dilihatnya. Kegiatan lain yang bisa dilakukan adalah guru meminta kepada anak untuk membuat sebuah tarian atau menciptakan gerakan-gerakan tertentu. Kemudian guru meminta kepada siswa untuk menceritakan isi dari tarian atau gerakan-gerakan indah yang telah dibuatnya.
Seni teater
Pengembangan kecerdasan linguistik pada anak juga dapat dilakukan melalui seni teater. Saat anak diberikan tanggung jawab untuk memerankan sebuah tokoh, tentunya anak harus berdialog dengan lawan mainnya. Saat anak berdialog inilah, kemampuan verbal anak dapat diasah.
Referensi
Armstrong, Thomas, Setiap Anak Cerdas “panduan membantu anak belajar dengan memanfaatkan multiple intelligence-nya”. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005.
Catatan Mata Kuliah “Pengembangan Seni dan Gerak Pada Anak Usia Dini”.
Semiawan, Conny R. Kreativitas Keberbakatan: Mengapa, Apa, dan Bagaimana. Jakarta: PT Indeks, 2009.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar