Ini dia kuliah tweet dari ustadz Fauzhil Adhim (@kupinang) tentang sekolah. Sangat bermanfaat buat Anda para orang tua dan juga yang berprofesi sebagai pendidik.
Semoga bermanfaat… ^_^
Tanpa konsep yang jelas, perencanaan yang matang dan bekal yang memadai, sekolah sepenuh hari (fullday school) justru akan merusak.
Tiap sekolah sepenuh hari harus menyadari bahwa waktu efektif anak di sekolah jauh lebih banyak dibanding di rumah.
Keseluruhan waktu anak di rumah memang lebih banyak, tapi waktu efektifnya jauh lebih banyak di sekolah dibanding di rumah.
Ini membawa konsekuensi bahwa sekolah harus membekali anak dengan dasar-dasar pengetahuan, sikap belajar yang kuat, dan adab yang baik.
Bedakan! Sekolah harus memperhatikan apa yang dipelajari anak di sekolah. Bukan hanya apa yang diajarkan sekolah kepada anak!!!!!!
Apa yang diajarkan guru belum tentu menjadi apa yang dipelajari anak. Guru mungkin mengajarkan akhlak, tapi itukah yang diserap anak?
Apa yang dipelajari benar-benar anak dapat dilihat dari perubahan yang terjadi pada diri anak setelah beberapa pekan masuk sekolah.
Periksalah! Setelah tiga bulan anak bersekolah, adakah mereka semakin bersemangat belajar? Ataukah sebaliknya? Adakah mereka kian santun?
Setelah 3 bulan bersekolah, adakah rasa ingin tahu mereka semakin berkembang? Adakah mereka kian mampu menghargai teman dan berempati?
10. Betapa banyak anak yang semakin lama bersekolah semakin kehilangan gairah belajar. Semakin sulit pula mereka hargai prestasi teman.
11. Inilah hal sebenarnya yang dipelajari anak. Ini erat kaitannya dengan iklim kelas. Maka membenahi sekolah hanya dengan mengubah metode mengajar adalah tindakan yang amat sangat naif. Metode mengajar hanyalah sentuhan akhir jika semua hal sudah siap.
12. Bagaimana mungkin bicara cara, tapi tidak jelas apa tujuannya. Bagaimana mungkin kita selesaikan masalah, tak jelas kelirunya dimana.
13. Inilah sekolah yang aneh| Sibuk menyelesaikan masalah, tapi tanpa bertekun-tekun mencari akar masalahnya dimana.
14. Jika sekolah sepenuh hari tak punya konsep yang jelas, maka bertambahnya waktu di sekolah akan semakin membunuh potensi anak.
15. Dalam keadaan seperti itu, semakin panjang jam belajar di sekolah, semakin remuk antusiasme belajar anak. Ini sangat berbahaya!!!!
16. Jika keadaan seperti itu, sekolah konvensional setengah hari lebih aman dibanding sekolah sepenuh hari. Lebih aman. Bukan lebih bagus.
17. Inilah persoalan yang sangat mendesak untuk kita pikirkan manakala negeri ini akan menambah jam belajar di sekolah!!!
18. Menambah jam pelajaran bukanlah cara efektif mengurangi kenakalan maupun tawuran pelajar. Bukan. Sama sekali bukan.
19. Jika masalah diselesaikan bukan berdasarkan sebabnya, maka masalah awal tidak selesai, tetapi masalah baru justru sedang menanti.
20. Banyaknya waktu dihabiskan di sekolah, jika suasananya sangat menjenuhkan dan anak melewatinya dengan sumpek, justru dapat picu masalah.
21. Tetapi jangan gegabah dengan membuat lompatan kesimpulan (jumping to conclusion). Jika konsep & implementasi bagus, fullday school justru memberi kesempatan kepada anak untuk berkembang secara lebih optimal; secara mental, intelektual & ruhiyah.
22. Mencerdaskan anak bukanlah tugas utama sekolah. Tugas sekolah adalah membentuk pribadi yang memiliki integritas moral sangat tinggi, berakhlak mulia dan produktif dikarenakan kuatnya keyakinan yang berpijak pada fondasi bernama aqidah. |
23. Banyak sekolah bersibuk memberi kegiatan motivasi kepada anak dengan acara hingar bingar menggelegar. Tapi baru berlalu satu hari, semangat yang sempat berkobar-kobar itu segera pudar. | Sekolah lupa membedakan bahwa motivasi berbeda dengan semangat.
24. Salah satu yang kerap dilupakan oleh sekolah adalah merancang kegiatan motivasi pada setiap aspek kegiatan anak. Jadi, bukan parsial.
25. Apel motivasi merupakan salah satu kegiatan (salah satu saja) yang dapat dilakukan sekolah untuk menumbuhkan motivasi anak. Tiap pagi.
26. Tapi tanpa konsep yang matang dan perencanaan yang baik, apel motivasi setiap pagi justru bisa menjadi demotivator. Penghancur motivasi.
27. Sesungguhnya ilmu itu mendahului perkataan dan perbuatan. Begitu pun dalam urusan motivasi, tak cukup hanya berbekal suara menggelegar.
28. Mengajarkan kepada anak untuk berpikir, bersikap dan berperilaku baik tidak cukup untuk melahirkan anak-anak yang baik. Tidak cukup!
29. Apalagi sekedar membiasakan anak dengan kebaikan, tidak cukup untuk menjadikan sebuah sekolah dianggap sebagai sekolah yang baik.
30. Ada hal yang harus diperhatikan agar sekolah benar-benar mendidik. Bukan sekedar mengajari mereka tentang kebaikan.
31. Sekolah harus bersungguh-sungguh belajar dan berkomitmen tinggi untuk menumbuhkan iklim kelas yang positif, selain urusan metode ajar.
32. Masih amat banyak hal yang begitu merisaukan. Maafkan saya, menyita saat bahagia Anda di pagi ini dengan perbincangan tentang sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar