Rabu, 08 Juli 2020

MENGINSTAL KESUKSESAN

Setiap kali kita selesai membeli laptop, maka kita akan menginstal beberapa aplikasi yang dibutuhkan. Laptop tersebut akan memberikan banyak manfaat jika kita sudah menginstal beberapa aplikasi yang bermanfaat. Jika hal tersebut tidak dilakukan, maka laptop tersebut tidak akan terlalu banyak memberikan manfaat.


Ibarat laptop, tubuh kita ini adalah hardware. Agar bisa memberikan manfaat, maka perlu diinstal beberapa aplikasi pilihan agar manfaatnya semakin besar. Jika tidak, maka tubuh ini hanyalah seonggok daging yang dibungkus kulit.

Lalu apa yang harus diinstal di dalam diri kita agar kita bisa sukses dan tumbuh berkembang? Jamil Azzaini memberikan jawaban bahwa kita harus menginstal CRAFT dalam diri kita. Apa itu CRAFT? CRAFT adalah singkatan dari Cancel, Replace, Afirmasi, Focus, dan Train.

Cancel adalah self talk negatif dan tidak memberdayakan wajib dihapus atau dibuang dari dalam diri kita. Self tak negatif, maksudnya adalah sesuatu yang meragukan untuk diri sendiri. Sebagai contoh, “Kayaknya saya ngga bisa deh! Kayaknya saya ngga mungkin bisa melakukan hal itu! Kayaknya ini terlalu berat buat saya!”. Kalimat-kalimat seperti ini akan melemahkan mental kita sehingga kita tidak bisa bertumbuh menjadi orang yang sukses. Self talk negatif juga identik dengan kata “tetapi”. Sebagai contoh, “Saya pengen umroh tetapi saya ngga punya uang, jadi kayaknya ngga mungkin deh!”. Kalimat-kalimat seperti ini harus di cancel dari dalam hidup karena bisa membuat kita sulit maju dan berkembang. Jika kita masih memelihara self talk negatif tersebut, maka kita akan jauh dari kesuksesan.

Replace, ganti dengan pikiran positif yang membuat kita bertumbuh dan move on dari kalimat-kalimat negatif tersebut. Sebagai contoh, “Saya memang begini, udah dari sononya. Ngga akan bisa berubah!” maka ganti kalimat tersebut dengan “Saya orang yang setiap hari belajar dan bertumbuh karena saya tidak mau menjadi orang yang merugi”. “Saya tidak mungkin umroh, uangnya dari mana?” maka ganti kalimatnya dengan “Saya yakin, saya bisa umroh bersama keluarga karena Allah itu Maha Kaya!”. Ada juga yang sering ngomong dengan kalimat “Buat apa kaya tetapi tidak bahagia, harta tidak dibawa mati!”. Kalimat seperti ini kedengarannya bagus dan orang tersebut terlihat tawadhu. Padahal harta itu bisa dibawa mati jika diwakafkan di jalan Allah. Kalimat seperti ini pun bisa melemahkan kita sehingga menjadi manusia yang tidak produktif. Oleh karena itu, semua self talk negatif yang selama ini membelenggu kita, cobalah ganti dengan kalimat-kalilmat positif yang membuat kita bertumbuh.

Afirmasi, penguatan kata dan visual yang berulang. Hati-hati dengan kata-kata yang diucapkan. Sayyid Quthb memberikan nasihat bahwa “satu peluru bisa menembus satu kepala, tetapi satu kata bisa menembus jutaan kepala.” Semua kata-kata positif yang sudah kita peroleh ketika mengganti selft negatif, maka cobalah memberikan visualnya. Sebagai contoh, “Saya bisa umroh karena Allah Maha Kaya!” Cobalah tuliskan kalimat tersebut di selembar kertas dan berikan visual berupa gambar ka’bah. In syaa Allah, ini akan menjadi afirmasi positif untuk kita. Kondisi ini kita belajar dari kisah Muhammad Al Fatih ketika beliau setiap hari diajak oleh gurunya untuk melihat benteng Konstantinopel dan selalu diberikan kalimat positif bahwa “sebaik-baik pemimpin adalah yang menaklukan konstantinopel dan kamu adalah pemimpin!” Lalu apa yang terjadi? Dengan izin Allah, Muhammad Al Fatih menaklukkan Konstatinopel di usia 24 tahun.

Focus, menyediakan waktu untuk memasukkan imajinasi kesuksesan tersebut. Milikilah waktu khusus untuk ngobrol dengan Allah dan menyampaikan semua afirmasi positif yang sudah Anda bangun. Sebagai contoh, “Ya Allah saya pengen berdoa di depan Multazzam. Ingin merasakan nikmatnya tawaf mengelilingi ka’bah-Mu ya Rabb!” Cobalah lakukan hal ini setelah Anda sholat tahajjud atau sholat shubuh.

Train, melatih diri untuk memiliki sikap dan perilaku seperti yang kita inginkan atau kata lainnya mulailah memantaskan diri. Jika Anda pengen umroh, maka mulailah sekarang melatih diri dengan melakukan hal-hal yang memantaskan diri kita untuk bisa menjadi tamu Allah di tanah haram. Sebagai contoh, lebih awal bangun sholatnya, rajin olahraga dengan berlari-lari kecil seperti ketika sa’I dari safa ke marwah.

Untuk melakukan CRAFT tersebut, ini maka lakukanlah 4 D. Apa itu 4 D? Cobalah analisis kondisi sikap dan perilaku kita yang harus Dihilangkan, Dikurangi, Ditingkatkan, dan Diadakan.

Dihilangkan, sikap dan perilaku apa yang harus dihilangkan agar saya pantas untuk bisa meraih apa yang diimpikan?

Dikurangi, sikap dan perilaku yang harus dikurangi agar saya pantas untuk bisa meraih apa yang diimpikan?

Ditingkatkan, sikap dan perilaku apa yang harus ditingkatkan agar saya pantas untuk bisa meraih apa yang diimpikan?

Diadakan, sikap dan perilaku apa yang harus diadakan agar saya pantas untuk bisa meraih apa yang diimpikan?  

Itulah sharing dari Jamil Azzaini di kajian Teras PPA. Saat menyimak materi beliau, saya teringat ketika dulu bercita-cita pengen ke tanah suci. Saat itu pekerjaan masih freelance, tak ada pendapatan menetap tetapi saya betul-betul merindukan ingin merasakan sujud di depan Ka’bah. Saya ingat ketika itu ada honor dari sebuah pekerjaan yang telah saya selesaikan, lalu saya pun ngomong ke Allah, “Ya Rabb, saya pengen umroh. Saya rindu. Saya pengen nabung untuk umroh, tetapi ini semua hanya ikhtiar hamba ya Rabb. Sungguh hanya Engkau yang bisa memberangkatkan hamba.” Siang itu pun saya langsung ke salah satu bank dan membuka tabungan umroh. Sejak saat itu, setiap kali ada honor, saya selalu menyisihkan untuk menabung. Kejadian tersebut sekitar tahun 2015 dan ternyata Allah kabulkan di tahun 2017. Apakah dengan tabungan tadi? Sungguh jika memakai hitungan matematika manusia, maka saya tidak akan mungkin bisa berangkat, tetapi saya teringat waktu itu tiba-tiba ibu menghubungi saya kalau kakak mengajak untuk menunaikan ibadah umroh bersama. Allah selalu punya cara untuk mengabulkan doa-doa kita.

Sampai detik ini saya masih mengingat bagaimana rasanya ketika pertama kali melihat ka’bah. Air mata yang tak pernah berhenti mengalir membayangkan dahulu kekasih Allah, Nabi Muhammad saw pernah berada di tempat tersebut. Saat itu saya semakin yakin bahwa tak ada yang tak mungkin jika Allah sudah berkehendak. Sungguh Allah sesuai dengan persangkaan hambaNya. So, teruslah berprasangka baik kepada Allah, bungkus impian-impian kita dalamm doa-doa, dan senantiasa memantaskan diri dihadapan-Nya.

Semoga bermanfaat.

Wallahu a’lam bi shawab

8 komentar:

  1. TAYTB (Tidak Ada Yang Tidak Bisa) bila kita mau. Dari tulisan ini saya makin optimis untuk melangkah lbh jauh ke depan. Inspiratif.

    BalasHapus
  2. Masyaa Allah...langsung teringat pengalaman...ketika manusia hanya mendandalkan doa n ikhtiar..hasilnya biar Allah yg menentukan...��

    BalasHapus
  3. MasyaAllah...Rezki selalu tdk ditahu dari mana, jika Allah sdh menentukan bahwa kita waktunyanya umrah atau haji, jadi pns atau apapun rezki lainnya. Do'a merupakan satu2 penghubung dgn Allah swt. setelah ikhtiar.

    BalasHapus
  4. Selalu berprasangka baik kepada Allah. Jangan berhenti berdoa dan tetap berusaha untuk meraih impian. Sukses untuk kita semua. Aamiin.

    BalasHapus
  5. Masya Allah... kekuatan doa akan mengubah kata impossible menjadi possible

    BalasHapus
  6. Masya Allah... kekuatan doa akan mengubah kata impossible menjadi possible

    BalasHapus

NUTRISI UNTUK PASIEN COVID-19

    Pasca postingan tulisan pengalaman saya menghadapi Covid-19 di instagram  (@cerita_bonita), banyak teman yang DM dan japri bertanya ...