Rabu, 21 Oktober 2015

Pulang dan Teruslah Berjalan...

Sahabatku...
Saat engkau tak sanggup lagi berjalan...
Saat engkau merasa semuanya begitu berat...
Saat engkau merasa semuanya begitu melelahkan...

Pulanglah...
Kembali kepada Tuhanmu...
Tanpa engkau sadari saat itu Allah sedang menyapamu...
Dia menyapamu dengan kasih sayang-Nya...
Tanpa engkau sadari Allah sedang merindukanmu...
Dia merindukan suara rintihan dalam doa-doamu...
Tanpa engkau sadari Allah sedang menuntunmu...
Dia merindukan dirimu kembali ke jalan cinta-Nya...

Pulanglah...
Kembali kepada Tuhanmu...
Dosa setinggi gunung yang engkau bawa kehadapan-Nya...
Kekhilafan yang sering engkau lakukan...
Selalu melupakan-Nya dalam setiap urusanmu...
Hingga engkau terlena dengan fatamorgana dunia...
Namun...
Pintu maaf-Nya selalu terbuka untukmu...
Setitik harapan itu akan selalu ada untukmu...
Begitulah cara Allah menunjukkan cinta-Nya kepadamu...
Memberimu sedikit ujian untuk memanggilmu kembali kepada-Nya...

Sahabatku...
Teruslah berjalan... 
Melewati setiap ujian...
Karena ujian adalah bukti kasih sayang Allah... 

Teruslah berjalan...
Tak usah lagi menoleh ke belakang...
Yakinlah ada sesuatu yang indah menunggumu di depan sana... 

Teruslah berjalan...
Lapangkan hatimu menerima semua ketetapan-Nya...
Lapangkan hatimu menerima semua kata-kata "indah" yang menghampirimu...
Begitulah cara Allah menguatkanmu... 

Teruslah berjalan...
Apa yang kamu rasakan belum seberapa dengan yang pernah didapatkan oleh kekasih Allah...
Hingga giginya tanggal karena dilempari oleh anak-anak di bukit Thaif...
Tapi Allah membalas semuanya dengan indah...
Dari sulbi mereka lahirlah orang-orang yang berjuang di jalan Allah...
Karena itu lapangkan hatimu memaafkan semuanya...
Kelak Allah akan membalas semua kesabaranmu...
Bukankah sabar itu ada batasnya?
Ya...
Sabar itu ada batasnya...
Batasnya adalah langit...
Dan langit tak ada batasnya...

Teruslah berjalan...
Karena inilah jalan orang-orang yang merindu...
Rindu akan perjumpaan dengan-Nya... 

Teruslah berjalan...
Tak usah meminta untuk dimudahkan...
Mintalah untuk dikuatkan...
Mintalah agar diberi punggung yang kuat... 

Teruslah berjalan...
Nikmati setiap episode kehidupanmu...
Bukankah Allah penulis skenario terbaik... 

Teruslah berjalan...
Jika engkau tak bisa melihat indahnya ujung dari perjalanan ini...
Semoga engkau syahid ditengah perjalananmu...
Di jalan cinta para pejuang...

#Makassar, 21 Oktober 2015
Selalu bersyukur dipertemukan dengan orang-orang yang selalu mengingatkanku akan tujuan hidupku...
Orang-orang yang ketika bersamanya, maka bertambahlah cintaku kepadaNya...
Orang-orang yang ketika bersamanya, maka bertambahlah rasa syukurku kepadaNya...
Orang-orang yang senantiasa mengingatkanku tatkala salah dalam melangkah...
Terima kasih untuk semuanya...
Sungguh aku mencintai kalian karena Allah...
Jika kita tak bisa melihat indahnya ujung perjalanan dakwah ini...
Semoga kita bisa syahid di jalan cinta para pejuang...
Untukmu orang-orang yang dikirimkan oleh Allah dalam kehidupanku...
Sahabat surgaku...
Sungguh ujung dari semua perjalanan ini adalah perjumpaan dengan Allah kelak...
In syaa Allah, Aamiin ya Rabbal 'alamin...

Sabtu, 17 Oktober 2015

Lagi-lagi Tulisan Ini Untukmu...

Jam sudah menunjukkan pukul 22.30 Wita. Seharusnya aku sudah istirahat dari tadi biar bisa bangun lebih awal. Tapi apa daya, pekerjaan menumpuk dan menari-nari dihadapanku. Memintaku untuk segera diselesaikan.

But...
Rehat sejenak dengan menulis. Seperti biasa, menulis adalah salah satu cara untuk melepaskan semua kepenatan. Malam ini aku ingin bercerita tentang satu kejadian yang cukup membuatku hanya bisa terdiam dan tak bisa berkata-kata.

Kejadiannya beberapa hari yang lalu...
Seperti biasa, aku melakukan aktivitasku di kampus. Berangkat pagi karena aku ada jadwal ngajar pagi itu.  Setiap kali berangkat ke kampus aku pasti menyampaikan jam berapa aku akan pulang kepada Mama.

"Hari ini pulang jam berapa," tanya Mamaku.
"Jam 5 pi kayaknya Ma. Banyak kerjaan bela. Mauka juga ke sekolah, mau kontrol dulu adek-adek. Nanti saya telponki," jawabku sambil memakai sepatu.
"Jangan pulang malam nah. Hati-hati." Nasehat yang sudah kuhafal sejak kecil, "Gak boleh pulang malam."
"Iye' saya kabari jeki itu."
Aku langsung pamitan ke Mama dan mencium tangannya. Seperti biasa Mama selalu mengantarkanku sampai ke pintu gerbang. Aku bisa melihatnya dari kaca spion. Ahh Mama, bahkan sampai aku dewasa pun sayangmu tak pernah berubah untukku.

Hari itu aku menghabiskan waktuku di kampus. Aku sampai lupa mengabari Mamaku kalau aku benar-benar telat pulang. Yaa, satu kebiasaan burukku adalah malas pegang HP kalau sudah keasyikan bekerja. HP itu lebih lama tersimpan di tas dan dalam kondisi disilent. Aku memang selalu membiasakan menonaktifkan nada dering HP karena aku gak suka ada gangguan kalau lagi ngajar. Dan aku sudah membuat aturan itu pada mahasiswa, so aku juga harus memberi contoh.

Dan hari itu aku memang seharian tidak memegang HP. Hingga jam menunjukkan pukul 17.00 Wita, aku pun bersiap pulang. Aku iseng membuka HP dan terlihat lima panggilan tak terjawab dari Mama. Aku pun langsung menghubungi Mama kembali dan tidak diangkat. Aku pun bergegas untuk pulang. Aku takut ada apa-apa dengan Mama, soalnya dia sendiri di rumah.

Sesampai di rumah ternyata lagi ramai. Kakak dan keponakan pada ngumpul. Aku masuk rumah dan seperti biasa bocah-bocah kesayangan menyambutku. Bocah-bocah yang selalu membuatku melupakan semua kelelahan hari itu. Aku melihat Mama lagi di dapur. Syukurlah, Mama baik-baik saja. Aku melihat Mama sedang menggoreng perkedel kesukaanku.

"Makan dek," kakakku mengajakku makan.
"Sudahma kak, tadi makanka di Prodi. Duluan meki," jawabku singkat.
"Astagaaa, ini Mama buat perkedel cuma buat kita loo dek," kata kakakku sambil menatapku penuh arti.

Aku terdiam dan menatap Mamaku yang masih sibuk menggoreng perkedelnya.
"Maaf Ma, tadi ada acara di prodi dan disediakan makan siang. Nantipi saya makan. Tenang meki." jawabku cepat.

Mama tetap diam dan tak menjawab sedikit pun.
Aku kembali ke kamar. Aku ingin secepatnya bertemu bidang datarku. Kakakku datang menghampiriku dan bercerita bagaimana Mama hari itu memasak untukku.

"Tadi itu Mama cerita kalau sekarang kamu sibuk sekali. Selalu pulang maghrib. Katanya kamu capek sekali, makanya dia masak tadi itu buat kamu nah. Bukan buat kita-kita..." cerita kakakku saat itu.

Mendengar semua itu, aku segera menunaikan sholat maghrib. Sehabis sholat aku langsung menuju meja makan dan menikmati makanan yang ada.

Tiba-tiba...
"Katanya sudah makan?" tanya Mama yang tiba-tiba muncul dihadapanku.
"Sedikitji tadi kumakan di kampus Ma. Ada kuliat ta' bikin perkedel. Langsungka lapar lagi," jawabku sambil memasang senyuman terbaikku.
Dan senyuman itu pun kembali terlukis di wajahnya.

Malam itu aku makan dengan perasaan bersalah yang sangat dalam. Aku berusaha menikmati makanan itu dengan lahap sambil menahan sesak di dadaku. Aku sudah menggoreskan luka di hati Mamaku. Ya Allah, maafkan hamba yang tak pandai bersyukur. Akhirnya aku makan berdua dengan Mama malam itu. Ternyata Mama hanya ingin makan berdua denganku. Itulah mengapa dia menelponku beberapa kali.

Sejak kejadian itu aku selalu berusaha untuk makan di rumah. Meskipun lagi kenyang, aku harus makan di rumah. Meskipun pulang malam, aku harus tetap makan. Melupakan semua program diet demi menyenangkan hati malaikatku yang selalu menungguku pulang. 

Mama...
Entah ini tulisanku yang keberapa tentangmu. Kata-kataku tak pernah habis untukmu. Jika ada yang bertanya, "Kamu sebenarnya mau jadi apa?". Maka aku akan menjawab, "Aku ingin jadi seperti Mamaku." Aku tak perlu jauh-jauh mencari contoh diluar sana. Dia sudah ada di depan mataku. Aku melihat perjuangannya mendidik dan membesarkan kami bersama dengan Bapak. Mama yang menghabiskan seluruh hidupnya mengabdi pada bapak. Mama yang menghabiskan seluruh waktunya untuk anak-anaknya. Mama yang memenuhi pikirannya tentang kondisi anak-anaknya. Bahkan sampai hal-hal yang luput dari perhatianku, malah diperhatikan oleh Mama.

Mamaku sayang...
Maafkan anakmu ini yang kadang tak tahu cara berterima kasih...
Aku tak pernah memintamu melakukan semua itu...
Apa yang kulakukan saat ini semuanya untukmu...
Aku ingin membahagiakanmu di masa tuamu...


Mamaku yang selalu kucintai karena Allah...
Maafkan anakmu yang masih saja selalu membuatmu khawatir...
Bahkan hingga aku dewasa...
Cukup sudah engkau mengkhawatirkanku...
Sudah saatnya aku yang mengkhawatirkanmu...

Mamaku sayang...
Melihatmu tersenyum...
Mendengar tawa kecilmu...
Adalah kebahagiaan untukku...
Semua itu adalah tanda bahwa engkau baik-baik saja...

Mamaku sayang...
Sehatlah selalu untukku...
Masih banyak yang ingin kulakukan bersamamu...
Masih banyak mimpi-mimpiku yang ingin kuraih bersamamu...

Mamaku sayang...
Sampai kapan pun aku selalu membutuhkanmu...
Doa-doamu...
Mencium tanganmu...
Berbaring di pangkuanmu...
Pelukan hangatmu...
Dan ketika engkau mencium keningku setiap kali aku pamit...
Semua itu adalah kekuatan yang Allah berikan lewat dirimu...

Entah bagaimana aku harus membalasnya...
Sampai kapan pun aku tak akan pernah bisa membalasnya...
Apa yang kulakukan saat ini semuanya untukmu...
Jika semua ini bernilai pahala, semoga pahalanya pun mengalir untukmu...
Untukmu yang selalu mengalirkan doa-doanya untuk anak-anaknya yang jauh...

Mamaku sayang...
Sehatlah selalu untukku...
Dan teruslah menemaniku...
Hingga kelak tiba waktunya aku akan benar-benar pulang...
Pulang ke tempat asalku...
Ke tempat seharusnya aku kembali...

#Makassar, 17 Oktober 2015

Jumat, 16 Oktober 2015

Karena Ini Adalah Kehidupan...

Banyak hal di dunia ini yang tidak sejalan dengan keinginanmu...
Banyak hal di dunia ini kadang tidak sesuai dengan harapanmu...
Banyak hal di dunia ini dimana kebaikanmu justru menjadi bumerang dalam hidupmu...

Tak semua di dunia ini akan berjalan seperti yang kamu inginkan...
Tak selamanya perjalanan menuju mimpi akan semulus seperti ketika berada di jalan tol...
Akan banyak belokan tajam menanti dihadapan sana...
Tapi Tuhan akan berkata, "Bersabarlah, ini hanya belokan. Ada sesuatu yang indah menunggumu di depan sana..."

Boleh jadi saat engkau sedang berjalan, akan ada banyak hal yang mengalihkan perhatianmu...

Kondisi yang lebih nyaman dan jauh dari kata "berjuang"...
Kebencian orang-orang yang ingin melihatmu jatuh...
Komentar orang-orang yang tak pernah tahu kondisi sebenarnya...
Komentar orang-orang yang menjudge dirimu sesuka hatinya...

Itulah kehidupan...
Kehidupan untuk sebuah tujuan perjalanan yang indah...
Bukankah Allah sudah mengatakan bahwa jalan menuju surga tak semudah yang engkau bayangkan...
Disana ada kata "berjuang"...
Jalan yang yang hanya bisa ditempuh oleh para pencinta sejati...
ya...
Inilah jalan cinta para pejuang...
Maka bersabarlah duhai hati...
Berikan senyuman terbaikmu kepada mereka yang bahagia melihatmu ketika jatuh...
Berikan senyuman terindahmu kepada mereka yang selalu bahagia mendapatkan celahmu...

Ada banyak hal di dunia ini yang hanya bisa dijawab oleh waktu...
Maka biarkanlah skenario Allah yang berjalan...
Bukankah tugas kita hanyalah "taat dan selalu berprasangka baik kepadaNya..."
Cukup engkau jalankan peran yang diberikanNya...
Jalani semuanya dengan ikhlas dan lakukan yang terbaik...
Dengan satu harapan...
Kelak engkau akan mendapatkan penghargaan sebagai pemain terbaik dihadapanNya, bukan dihadapan manusia...
Teruslah berjalan...
Lepaskan semua kebencianmu...
Bebaskan semua kemarahanmu...
Dan...
Memaafkan semuanya...
Bukankah cara terbaik untuk balas dendam adalah dengan memaafkan?

Memaafkan...
Bukan hal yang mudah seperti semudah mengatakannya...
Terkadang butuh waktu untuk menyembuhkan semuanya...
Tapi ingatlah kawan...
Engkau berhak bahagia...
Engkau tak perlu izin dari orang lain untuk bahagia...
Bebaskan hatimu...
Lepaskan semua rasa sakit di hatimu...
Bukankah hidup ini seperti sebuah menuliskan cerita...
Menulislah di lembaran baru...
Tak perlu engkau baca terus kisah perjalanan yang telah engkau tuliskan...
Keluarlah...
Berjalanlah...
Lihatlah dunia di sekitarmu...
Dunia ini tak sesempit yang ada di sekitar rumahmu...
Masih banyak hal terbaik yang bisa engkau tuliskan dalam buku kehidupanmu...
Maka mulailah menulis cerita yang indah...
Dengan satu harapan...
Engkau bisa mengakhiri semuanya dengan happy ending...

Wallahu a'lam bi shawab


# Makassar, 16 Oktober 2015
Tulisan ini untuk sahabat-sahabatku yang sedang berproses untuk memaafkan...
Kalian berhak untuk bahagia...
Dan cara bahagia yang paling sederhana adalah dengan bersyukur...
Teruntuk orang-orang yang selalu menghabiskan waktunya mengurusi hidup orang lain, teruskanlah...
Jika itu membuatmu bahagia, maka lakukanlah sesuka hatimu...
Andai aku boleh meminta, aku ingin meminta waktu kalian...
Waktu yang kalian habiskan untuk mencari kesalahan orang lain...
Tahukah Anda, amanahmu jauh lebih banyak dari waktu yang Anda miliki...
Maka manfaatkanlah waktu Anda sebaik mungkin...
Jangan engkau habiskan untuk mencari celah orang lain...

Rabu, 07 Oktober 2015

Belajar, Diajar, Mengajar...

Bismillah...

Belajar...
Diajar...
Mengajar...
Tiga aktivitas yang kujalani saat ini...
Ketika dulunya menjadi sebuah kewajiban, sekarang menjadi sebuah passion yang kujalani.

Menjadi seorang tenaga pendidik adalah profesi yang tak pernah ada dalam daftar cita-citaku. Aku masih ingat saat masih duduk di bangku SMP. Setiap kali teman-temanku membahas tentang profesi guru, aku tak pernah mau berkomentar. Karena aku memang tak pernah tertarik dengan profesi yang satu itu.

Hingga Allah mengubah jalan takdirku justru ketika bekerja di sebuah perusahaan. Dipertemukan dengan orang-orang yang membuatku bertanya pada diriku, "sebenarnya apa yang kamu cari di dunia ini Bonita?"

Berani keluar dari zona nyaman...
Ya, aku meninggalkan semua mimpiku bekerja di perusahaan besar. Memulai sesuatu hal yang baru dan ingin kupelajari dari awal. Ternyata bukan hal yang mudah memulai sesuatu yang dulunya tak pernah kita sukai. Anggapan orang-orang bahwa anak psikologi pasti sudah bisa memahami dunia orang lain, cukup menjadi beban moral untukku. Tetapi semua itu menjadi cambuk untuk mendalami lagi psikologi perkembangan anak.

Belajar...
Cara mengahadapi anak-anak yang tidak mau bermain bersama temannya...
Cara menghadapi anak-anak yang sangat aktif tanpa harus membuatnya berhenti mengembangkan kreativitasnya...
Cara menghadapi anak-anak yang kurang kasih sayang dengan orang tuanya di rumah...
Cara menghadapi anak-anak yang berusaha mencari perhatian orang dewasa...
Cara menghadapi anak yang sedang menghadapi masa puber...
Cara menjawab pertanyaan-pertanyaan kritis dari anak-anak yang kadang dilupakan oleh orang dewasa...

Diajar...
Senantiasa terus mencari orang-orang yang mau berbagi ilmu...
Senantiasa terus mencari orang-orang yang mau berbagi pengalaman...
Senantiasa berada di lingkungan orang-orang yang suka berbagi ilmu...

Mengajar...
Menyampaikan semua hal yang kuketahui, meskipun hanya satu ayat...
Membagi ilmu yang bermanfaat pada siapa pun...
Menjadi manusia bermanfaat dimana pun, kapan pun, dan siapa pun...
Melakukan apa yang harus kulakukan...

Dan hal terakhir yang harus kulakukan adalah BERSYUKUR...
Belajar mensyukuri setiap nikmat yang diberikan oleh Allah untukku...
Entah kelak akan seperti apa...
Entah kelak mimpi-mimpiku yang lain akan terwujud atau tidak...
Tugasku hanyalah selalu berprasangka baik pada Allah...
Apapun itu, Allah lebih tahu yang terbaik untukku...

Belajar...
Diajar...
Mengajar...
Tiga aktivitas yang sangat kucintai saat ini...
Dan sejatinya aku pun masih terus belajar...
Belajar menjadi lebih baik dihadapan Allah...
Teringat nasehat Sang Murabbi, "Teruslah berbagi ilmu. Dengan berbagi ilmu maka begitulah cara Allah membuatmu belajar. Saat engkau sedang berbagi ilmu, maka boleh jadi engkau akan mendapatkan ilmu baru dari orang yang engkau ajar."

Wallahu a'lam bi shawab

#Makassar, 7 Oktober 2015
Teruntuk siswa-siswaku yang telah menjadi guru kehidupanku...
Yang selalu memanggilku,"Bunda Nitaaa..."
Terima kassih banyak untuk semuanya nak...
Kalian adalah guru terbaik yang dikirimkan oleh Allah untukku...
Guru yang mengajariku ilmu kesabaran, ketulusan, keikhlasan, dan mengerti akan arti hidup yang sebenarnya...
Hanya satu harapanku...
Mungkin Bunda tak selalu bersama dengan kalian...
Tetapi semoga kelak salah satu dari kalian menarikku ke Jannah-Nya...
Satu hal yang kalian harus tahu, "Bunda selalu menyayangi kalian karena Allah..."
Semoga kelak kalian menjadi anak-anak yang bermanfaat di bumi Allah...
Aamiin Ya Rabbal 'alamin...


NUTRISI UNTUK PASIEN COVID-19

    Pasca postingan tulisan pengalaman saya menghadapi Covid-19 di instagram  (@cerita_bonita), banyak teman yang DM dan japri bertanya ...