Kamis, 16 Januari 2014

Minat Individu

A.   Definisi Minat

Salah satu faktor utama untuk mencapai kesuksesan dalam studi atau aktivitas apapun adalah minat. Hal ini dikarenakan jika minat tumbuh dalam diri seseorang akan mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu hal, dan memusatkan perhatiannya terhadap hal yang ia minati. Jahja (2011) mengemukakan bahwa secara bahasa minat berarti “kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu hal. Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat besar sekali pengaruhnya terhadap  kegiatan seseorang sebab dengan minat individu akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Minat adalah suatu dorongan yang menyebabkan terikatnya perhatian individu pada objek tertentu seperti pekerjaan, pelajaran, benda, dan orang. Minat berhubungan dengan aspek kognitif, afektif, dan motorik, dan merupakan sumber motivasi untuk melakukan apa yang diinginkan.

Minat berhubungan dengan sesuatu yang menguntungkan dan dapat menimbulkan kepuasan dalam diri seseorang. Semakin sering minat diekspresikan dalam kegiatan akan semakin kuat minat tersebut, sebaliknya minat akan menjadi pupus jika tidak ada kesempatan untuk mengekspresikannya.

Ormrod (2009) mengemukakan bahwa minat adalah suatu bentuk motivasi intrinsik, karena ketika siswa memiliki minat (interest) pada topik atau aktivitas tertentu, mereka akan beranggapan bahwa topik atau aktivitas tersebut menarik dan menantang untuk dikerjakan atau diperhatikan. Siswa yang mengejar suatu tugas yang menarik minatnya mengalami efek positif  yang signifikan seperti kesenangan, kegembiraan, dan kesukaan.

Hurlock (1993) menjelaskan bahwa minat adalah sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika bebas memilih. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka akan menjadi berminat, kemudian hal tersebut akan mendatangkan kepuasan. Ketika kepuasan menurun maka minatnya juga akan menurun. Sehingga minat tidak bersifat permanen, tetapi minat bersifat sementara atau dapat berubah-ubah.

Hurlock (1993) mengemukakan bahwa minat merupakan hasil dari pengalaman belajar, bukan hasil bawaan sejak lahir. Minat merupakan  sumber motivasi kuat bagi seseorang untuk belajar, minat juga mempengaruhi bentuk dan intensitas aspirasi seseorang dan minat juga menambah kegembiraan pada setiap kegiatan yang ditekuni seseorang. Secara keseluruhan, pada masa anak-anak, minat memberikan sebuah kekuatan untuk belajar.

Anak-anak yang berminat dalam sebuah aktivitas, berada dimanapun, akan memberikan usaha empat kali lipat untuk belajar dibandingkan anak-anak yang minatnya sedikit atau mudah merasa bosan. Jika pengalaman belajar menimbulkan kesan pada anak-anak, maka akan menjadi minat. Hal tersebut adalah sesuatu yang dapat diasah dengan proses pembelajaran. Dimasa yang akan datang, minat sangat berpengaruh pada bentuk dan intensitas dari cita-cita pada anak. Pintrich dan Schunk (Hurlock, 1993) juga menyebutkan bahwa minat merupakan sebuah aspek penting dari motivasi yang mempengaruhi perhatian, belajar, berpikir, dan prestasi.

Berdasarkan pemaparan definisi minat menurut para ahli tersebut, maka penulis menyimpulkan bahwa minat adalah gejala psikologis yang menunjukkan adanya pengertian individu terhadap objek yang menjadi sasaran karena objek tersebut menarik perhatian dan menimbulkan perasaan senang sehingga cenderung kepada objek tersebut. Minat dapat dikatakan sebagai dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan dan mencapai suatu target tertentu. Minat menjadikan seorang pembelajar sungguh-sungguh mengalami pembelajaran karena dorongan yang timbul dari hati secara terus-menerus dan semakin kuat sehingga individu tersebut memotivasi dirinya sendiri dan memampukan dirinya untuk melakukan suatu hal tertentu.

B.   Macam-macam Minat

Witherington (Bukhori, 1991) mengelompokkan minat menjadi 2 macam, yaitu:

1. Minat primitif (biologis)

Minat primitif adalah minat yang timbul dari kebutuhan dari jaringan yang berkisar pada soal-soal makanan, kebahagiaan hidup atau berkebebasan beraktivitas. Minat ini dapat dikatakan sebagai minat pokok dari manusia.

2. Minat kultural

Minat kultural, yaitu minat yang berasal dari perbuatan belajar yang lebih tinggi tarafnya yang merupakan hasil dari pendidikan. Minat ini dikatakan sebagai minat pelengkap.

Azhari (1996) mengemukakan bahwa minat dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu:

Minat volunteer, yaitu minat yang timbul dengan sendirinya dari individu tanpa pengaruh yang sengaja dari luar. Contohnya, seorang anak yang berminat pada pelajaran matematika, maka anak tersebut ikut les matematika untuk meningkatkan kemampuannya.

Minat involunter, yaitu minat yang timbul dari dalam diri individu, dengan pengaruh dari satu situasi yang sengaja diciptakan pengajar. Contohnya, seorang guru akan memberikan hadiah kepada siswa yang mengerjakan sholat lima waktu. Siswa yang berminat dengan hadiah tersebut akan melakukan hal tersebut.

Minat nonvolunter, yaitu minat yang ditimbulkan secara sengaja dipaksakan atau diharuskan. Contohnya, minat belajar pada siswa yang harus dipaksakan atau diharuskan dimiliki oleh siswa tersebut.

Kuder mengklasifikasikan minat kedalam sepuluh kategori (www.upi.edu/operator/upload/pdf), antara lain:

Minat outdoor, yaitu minat terhadap hal-hal yang berhubungan dengan alam (binatang dan tumbuhan).

Minat mechanical, yaitu minat terhadap hal-hal yang berhubungan dengan mekanik atau mesin.

Minat computational, yaitu minat terhadap hal-hal yang membutuhkan kecakapan perhitungan.

Minat scientific, minat untuk menentukan faktor-faktor baru dan pemecahan masalah.

Minat persuasive, minat terhadap hal-hal yang berhubungan dengan mempengaruhi orang lain.

Minat artistic, yaitu minat terhadap hal-hal yang berhubungan dengan seni (kesenian dan kerajinan tangan).

Minat library, yaitu minat terhadap hal-hal yang berhubungan dengan menulis dan membaca karangan atau tulisan.

Minat musical, yaitu minat terhadap music.

Minat social service, yaitu minat terhadap pekerjaan sosial atau membantu orang lain.

Minat clerical, yaitu minat terhadap hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan administrasi.

Ormrod (2009) mengemukakan bahwa para ahli psikologi membedakan dua jenis minat, yaitu minat situasional dan minat pribadi. Minat situasional dipicu oleh sesuatu di lingkungan sekitar. Misalnya hal-hal yang baru, berbeda, tak terduga, atau secara khusus hidup sering menghasilkan minat situasional, demikian pula hal-hal yang melibatkan tingkat aktivitas yang tinggi atau emosi yang kuat.  Sedangkan minat pribadi adalah minat di dalam pikiran siswa. Dimana siswa cenderung memiliki preferensi pribadi tentang topik-topik yang siswa kejar dan aktivitas yang diikuti. Minat pribadi semacam ini relatif stabil sepanjang waktu dan menghasilkan pola yang konsisten dalam pilihan yang dibuat siswa.
C.  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Individu

Minat dapat dikatakan sebagai dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya. Melihat bahwa adanya minat pada diri seseorang tidak terbentuk secara tiba-tiba, akan tetapi terbentuk melalui sebuah proses yang dilakukannya. Hal ini berarti bahwa minat pada diri seseorang tidak hanya terbentuk dari dirinya sendiri, akan tetapi ada pengaruh juga dari luar dirinya termasuk lingkungan.

Menurut LD crow dan Alice Crow (Hurlock, 1993) ada beberapa faktor yang berhubungan dengan minat, yaitu:

1. The factor inner urge

Rangsangan dari dalam diri atau pembawaan yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan seseorang akan mudah menimbulkan minat. Misalnya, seseorang cenderung terhadap belajar, dalam hal ini individu tersebut mempunyai hasrat ingin tahu terhadap ilmu pengetahuan.

2. The factor of social motive

Minat seseorang terhadap objek atau sesuatu hal, selain dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri manusia juga dipengaruhi oleh motif sosial. Misalnya, seseorang berminat pada prestasi tinggi agar mendapat status sosial yang tinggi pula.

3. Emotional factor

Faktor perasaan dan emosi yang berpengaruh terhadap objek. Misalnya, perjalanan sukses yang dipakai individu dalam suatu kegiatan tertentu dapat membangkitkan perasaan senang dan dapat menambah semangat serta kuatnya minat dalam kegiatan tersebut. Sebaliknya kegagalan yang dialami akan menyebabkan minat seseorang berkembang.

Menurut Moch. Surya, ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat seseorang (www.upi.edu/operator/upload/pdf), yaitu:

Faktor dari dalam (internal)

a. Faktor jasmani atau fisiologi individu yang bersifat bawaan, seperti penglihatan,
pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.

b. Faktor psikologi, baik yang bersifat bawaan maupun herediter, yang terdiri atas:

1)  Faktor intelektual, yang terdiri atas faktor potensial, yaitu kecerdasan dan

bakat, serta faktor actual atau kecakapan nyata, yaitu achievement atau

prestasi.

2) Faktor non-intelektual, yaitu komponen-komponen kepribadian tertentu

seperti sikap, kebiasaan, kebutuhan, motivasi, konsep diri, pengawasan diri,

c. emosional, dan sebagainya.

2. Faktor kematangan, baik fisik maupun psikis

a. Faktor dari luar (eksternal)

Faktor sosial, yang terdiri atas faktor lingkungan keluarga

Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan sebagainya.

Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim, dan sebagainya.

Faktor spiritual dan lingkungan keagamaan.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi minat seseorang adalah faktor internal dan eksternal dari individu. Faktor internal dalam individu berkaitan dengan jasmaniah dan psikologis, sedangkan faktor eksternal yaitu lingkungan yang dapat mempengaruhi minat individu.
D.  Fungsi Minat

Minat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi usaha yang dilakukan seseorang. Minat yang kuat akan menimbulkan usaha yang gigih serius dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan. Jika seorang siswa memiliki minat rasa ingin belajar, ia akan cepat dapat mengerti dan mengingatnya.

Hurlock (Wahid, 1998) menulis tentang fungsi minat bagi kehidupan anak yaitu sebagai berikut :

1. Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita.

Sebagai contoh anak yang berminat pada olah raga maka cita-citanya adalah menjadi olahragawan yang berprestasi, sedang anak yang berminat pada kesehatan fisiknya maka cita-citanya menjadi dokter.

2. Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat.

Minat anak untuk menguasai pelajaran bisa mendorongnya untuk belajar kelompok di tempat temannya meskipun  suasana sedang hujan.

3. Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas.

Minat seseorang meskipun diajar oleh guru yang sama dan diberi pelajaran tetapi antara satu anak dan yang lain mendapatkan jumlah pengetahuan yang berbeda. Hal ini terjadi karena berbedanya daya serap anak dan daya serap ini dipengaruhi oleh intensitas minat anak.

4. Minat yang terbentuk sejak kecil, masa kanak-kanak sering terbawa seumur hidup karena minat membawa kepuasan.

Sebagai contoh, yaitu minat menjadi guru yang telah terbentuk sejak kecil akan terus terbawa sampai hal ini menjadi kenyataan. Apabila ini terwujud maka semua suka duka menjadi guru tidak akan dirasa karena semua tugas dikerjakan dengan penuh sukarela. Dan apabila minat ini tidak terwujud maka bisa menjadi obsesi yang akan terbawa terus-menerus.

Dalam hubungannya dengan pemusatan perhatian, minat mempunyai peranan dalam melahirkan perhatian yang sertamerta memudahkan terciptanya pemusatan perhatian, dan mencegah gangguan perhatian dari luar. Oleh karena itu, minat mempunyai pengaruh yang besar dalam belajar karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa maka siswa tersebut tidak akan belajar  dengan sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik baginya. Sebaliknya apabila bahan pelajaran itu menarik minat siswa, maka siswa akan mudah dipelajari dan disimpan karena adanya minat sehingga menambah kegiatan belajar.

Dari pemaparan di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa fungsi minat pada seseorang lebih besar sebagai  motivating force, yaitu sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang berminat kepada pelajaran akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar, berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya menerima pelajaran, mereka hanya tergerak untuk mau belajar tetapi sulit untuk terus tekun karena tidak ada pendorongnya. Oleh sebab itu, untuk memperoleh hasil yang baik dalam belajar seorang siswa harus mempunyai minat terhadap pelajaran sehingga akan mendorong siswa tersebut untuk terus belajar.

 

REFERENSI:

-------. Tanpa Tahun. Pengklasifikasian Minat. (www.upi.edu/operator/upload/pdf, diakses pada tanggal 27 Juli 2012).

Azhari, A. 1996. Psikologi Pendidikan. Semarang: Dina Utama.

Bukhori. 1991. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Hurlock, E.B. 1993.Psikologi perkembangan (Edisi Lima). Jakarta: PT. Erlangga

Jahja, Y. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Ormrod, J.E. (2009). Psikologi Pendidikan: Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang (Edisi Keenam). Jakarta: Erlangga.

Wahid, A. 1998. Menumbuhkan Minat dan Bakat Anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NUTRISI UNTUK PASIEN COVID-19

    Pasca postingan tulisan pengalaman saya menghadapi Covid-19 di instagram  (@cerita_bonita), banyak teman yang DM dan japri bertanya ...