Sabtu, 09 Januari 2021

NUTRISI UNTUK PASIEN COVID-19

 

 


Pasca postingan tulisan pengalaman saya menghadapi Covid-19 di instagram  (@cerita_bonita), banyak teman yang DM dan japri bertanya apa saja obat yang diminum oleh pasien Covid-19. Daripada saya mengulang jawaban yang sama, maka saya berinisiatif untuk membagikannya dalam bentuk tulisan.

 

Alhamdulillah, baru-baru ini kami baru saja diberikan ujian berupa virus Covid-19. Beberapa anggota keluarga dinyatakan positif dan Alhamdulillah hasil swab saya negatif. Kondisi tersebut tidak membuat saya menjauh dari keluarga yang positif, tetapi saya harus tetap merawat Mama yang positif Covid-19. Sejak hasil swab keluar, maka saya mulai mengumpulkan banyak informasi dari kakak, teman-teman dari tenaga kesehatan, dan beberapa orang terdekat yang sudah berhasil melewati perjuangan melawan virus ini. Saya mengumpulkan semua informasi tersebut dalam sebuah tulisan berikut dan sudah diterapkan oleh keluarga yang positif Covid-19, mulai dari yang OTG sampai yang gejala berat. Alhamdulillah sekarang semua hasil swabnya sudah negatif.

 

Jika ditanya, apa obatnya maka kita semua sudah mengetahui bahwa belum ada obatnya. Saya sendiri hanya menyimpulkan bahwa obatnya adalah TENANG dan BAHAGIA. Mengapa harus tenang? Buat kalian yang suka nonton berita Covid-19 pasti akan diserang kepanikan. Itulah sebabnya, kita harus tetap tenang biar bisa mikir langkah apa yang harus saya lakukan. Apalagi jika gejalanya berat. Saya sudah melihat perjuangan pasien Covid-19 di ruang isolasi, so buat kamu yang masih menganggap ini adalah konspirasi silahkan pegang teguh prinsip Anda tapi hargai juga prinsip orang lain yang menerapkan protokol kesehatan ketat untuk dirinya dan keluarganya.

 

Mengapa harus bahagia? Sekadar Anda ketahui bahwa virus ini tidak hanya menyerang secara fisik, tetapi juga menyerang psikis dan materi Anda. So, ketika memang harus menjalani situasi ini maka tetaplah berusaha untuk bahagia menjalaninya dan yakinlah bahwa semua itu adalah skenario terbaik dari Allah. Semoga dengan tetap menjaga kondisi tetap bahagia, imun Anda akan tetap terjaga dan semakin membaik.

 

So, apa saja nutrisi untuk pasien Covid-19? Berikut saya tuliskan nutrisi beserta jadwal yang saya terapkan pada pasien Covid-19.



Pukul 06.00 Wita energen plus telur ayam kampung. Berhubung kondisi pasien benar-benar tidak bisa makan dan setiap kali makanan masuk, langsung muntah maka ketemulah resep ini dari kakak. Air setengah gelas dimasak. Setelah mendidih masukkan satu butir telur ayam kampung dan aduk terus sampai matang lalu masukkan energen coklat. Kemarin saya sampai memasukkan dua butir telur karena kondisi pasien yang betul-betul lemas, tidak ada makanan yang bisa masuk, indera perasa dan penciuman hilang sama sekali.


Pukul 06.30 Wita satu butir bawang fermentasi. Kalau tidak ada bawang fermentasi, maka kunyah bawang putih satu biji. Rasanya memang luar biasa, tetapi cukup efektif. Kemarin salah satu kakak yang OTG mengkonsumsi ini rutin 3 x 1 dan di swab kedua langsung negatif.

3.      

Pukul 07.00 Wita sarapan. Meskipun setiap kali makan selalu dimuntahkan, saya tetap memaksakan pasien untuk makan. Kalau pun dimuntahkan setidaknya ada sedikit yang tertinggal. Sebelum makan ini, pasien saya berikan propolis yang ditetesi di bawah lidah.

        Pukul 09.00 Wita minuman campuran lemon + Madu + Ramuan Nusantara. Ramuan nusantara ini obat herbal pemberian orang yang sudah sembuh dari virus ini.

         Pukul 11. 00 Wita air jahe

         Antara pukul 12.00 – 13.00 Wita makan siang. Lagi-lagi sebelum makan, pasien saya berikan propolis dan 30 menit sebelum makan bawang fermentasi.

     

       Satu jam setelah makan siang, Vitamin C 1000 mg, D, dan E. Sebenarnya sudah ada vitamin C dari dokter, tetapi tetap saya tambahkan dengan syarat perbanyak minum air putih.

          Pukul 16.00 Wita energen plus telur ayam kampung. Cara membuatnya sama seperti diawal dan lagi-lagi saya tetap menggunakan dua butir telur karena asupan makanan yang sangat sedikit yang masuk.

        Pukul 17.00 Wita cemilan buah

          Pukul 19.00 Wita makan malam. Lagi-lagi sebelum makan, pasien saya berikan propolis dan 30 menit sebelum makan bawang fermentasi.

      Pukul 21.00 Wita campuran lemon + madu + ramuan nusantara

 

Di jadwal di atas, saya tidak memasukkan jadwal minum obat. Obat pasien sudah diatur jadwalnya oleh perawat, makanya jadwal yang saya tuliskan di atas mengikuti jadwal minum obat pasien. Jeda antara minum obat dari dokter ke ramuan herbal adalah satu jam. Kemudian per satu jam, jika tidak ada ramuan herbal yang dikonsumsi, maka saya berikan air hangat terus.

 

Adapun untuk menu makan pagi, siang, dan malam tidak saya tuliskan juga karena gizi untuk pasien Covid-19 di rumah sakit sudah terjaga. Info yang saya dapatkan bahwa pasien covid-19 harus banyak mengonsumsi protein. Semua yang dikonsumsi oleh pasien di atas, saya konsumsi juga untuk menjaga kondisi kesehatan karena saya tetap harus melakukan interaksi dengan pasien. Alhamdulillah, pihak RS kemarin mengizinkan saya masuk ke kamar pasien tetapi dengan syarat harus dengan pakaian APD lengkap. Setelah satu bulan lebih berinteraksi dengan pasien Covid-19, Alhamdulillah hasil swab kedua saya tetap negatif.

 

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kebersihan kamar isolasi. Edukasi yang saya dapatkan dari keluarga yang juga bertugas sebagai perawat pasien Covid-19 di salah satu rumah sakit bahwa sebaiknya kamar pasien dipel setiap hari dengan desinfektan, seprei pasien diganti setiap dua hari, dan meja yang biasa digunakan untuk makan oleh pasien harus selalu dibersihkan.

Lalu bagaimana ketika melanjutkan isolasi di rumah? Pola di atas tetap dijalankan dan tetap dengan APD lengkap setiap kali berinterkasi dengan pasien.


Hal lain yang juga saya lakukan adalah membaluri tubuh pasien dengan minyak kayu putih. Diffuser yang biasanya diisi dengan minyak essensial, saya ganti dengan miyak kayu putih.

 

Dari semua ikhtiar tersebut, saya tidak tahu mana yang efektif. Semua itu hanyalah bagian dari ikhtiar, selebihnya semua menjadi urusan Allah. Menjaga kondisi pasien agar tetap tenang dan tidak stres pun memiliki trik tersendiri. Buat teman-teman yang saat ini sedang berjuang melawan virus ini, semoga segera disembuhkan dan kondisi iman serta imun tetap harus dijaga. Buat yang masih harus beraktivitas di luar, maka tetap menerapkan protokol kesehatan 3 M, Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak. Kalau saya pribadi, untuk teman-teman muslim mencuci tangannya ganti saja dengan menjaga wudhu. In syaa Allah pahalanya dapat, menjaga kesehatannya juga dapat.

 

Ada satu hal yang saya temukan dan hal ini entah sudah ada yang meneliti atau belum. Saat itu salah satu perawat menjelaskan bahwa salah satu cara yang bisa dilakukan adalah selalu membersihkan hidung dengan cara seperti ketika berwudhu. Mungkin ada salah satu pembaca dari teman-teman yang mau meneliti ini?

 


Rabu, 15 Juli 2020

KURIKULUM NEW NORMAL

Sekarang semua orang disibukkan dengan urusan tahun ajaran baru. Orang tua sibuk mendampingi anaknya mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah atau MPLS. Guru sibuk menyiapkan rencana dan media pembelajarannya. Sementara sebagian anak-anak sibuk bertanya mengapa kita tidak belajar di sekolah? Mengapa belajarnya di depan laptop atau HP? Mengapa tidak bisa ketemu langsung dengan bapak dan ibu guru?


Tahun ajaran baru kali ini benar-benar sungguh berbeda. Kita tak pernah menyangka sebelumnya bahwa kita akan berada di situasi seperti ini. Oleh karena itu, di tulisan kali ini saya ingin sharing tentang kondisi tahun ajaran baru yang dihadapi oleh para pendidik dan perserta didik.

Sebelum tahun ajaran baru dimulai, beberapa guru datang untuk konsultasi. Mereka bertanya, “Apa yang harus dilakukan oleh sekolah dengan kondisi new normal nantinya? Bagaimana memahamkan para orang tua tentang cara menggunakan media dan cara mengajar anak-anak seperti di sekolah?”

Mendengarkan pertanyaan mereka, saya teringat dengan pengalaman ketika menjadi seorang guru SD. Mengajar anak orang lain dengan jumlah yang banyak dan karakter yang berbeda-beda memang bukan hal yang mudah. Butuh kesabaran ekstra menghadapi mereka satu-satu. Ada beberapa teman yang kadang suka curhat tentang kondisi kelasnya bahkan ada yang sampai jenuh dengan aktivitas yang monoton. Namun sekarang, para guru malah pusing kembali ketika dihadapkan pada situasi tidak boleh bertatap muka langsung dengan para siswanya. Sungguh benar firman Allah yang mengatakan bahwa salah satu sifat manusia itu adalah suka mengeluh.

Pertama yang ingin saya bahas adalah apa sebenarnya tujuan pendidikan? Apakah hanya sekadar membuat anak mampu dari segi akademik? Banyak guru yang pusing tentang bagaimana caranya membuat siswa tuntas nilainya dalam mata pelajarannya? Sebagai contoh mata pelajaran matematika. Ketika SD dulu salah satu materi dalam pelajaran matematika adalah tentang faktor dan kelipatan (FPB dan KPK). Kita diajarkan tentang cara mencari nilainya, tetapi kita tidak diajarkan sebenarnya apa manfaat dari mempelajari hal tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Itulah mengapa banyak yang kewalahan ketika berhadapan dengan soal cerita karena materi yang didapatkan di kelas tidak diaplikasikan langsung dalam kehidupan sehari-hari. Belum lagi materi tentang sin cos tan yang lebih sering membuat kening berkerut ketika dihadapkan dengan soal-soalnya tetapi jarang guru yang mengajarkan apa manfaat dari mempelajari hal tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Kedua, ada lagi yang mengeluhkan tentang bagaimana membuat Renca Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam artian ini berhubungan dengan administrasi seorang guru. Pertanyaan saya, sebenarnya Anda jadi guru untuk benar-benar mengajar peserta didik atau memenuhi administrasi Anda sebagai seorang guru? Seharusnya ini menjadi perhatian penting bagi pihak-pihak yang berhubungan dengan administrasi seorang guru agar mereka jangan dibebankan dengan berkas-berkas adminsistrasi yang ribet. Saya melihat bahwa salah satu yang menghambat kreativitas guru adalah tuntutan kepada mereka untuk menyiapkan banyaknya administrasi yang harus dilengkapi sehingga waktu mereka lebih banyak tersita untuk menyiapkan hal tersebut.

Lalu apa yang harusnya dilakukan oleh para guru untuk menghadapi tahun ajaran baru dalam situasi new normal saat ini?

Kita kembali dulu pada tujuan pendidikan nasional menurut Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Poin pertama dari tujuan pendidikan nasioal  adalah mengembangkan potensi peserta didik agar mereka menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Islam mengajarkan kita bahwa hal pertama yang diajarkan ke anak adalah tentang nilai-nilai tauhid. Anak diajarkan bagaimana dia meng-Esa-kan Allah, bagaimana menjadikan Allah sebagai satu-satunya tempat bergantung dalam kehidupan ini. Faktanya, tidak semua sekolah fokus pada hal ini. Bahkan ada sekolah yang malah sibuk memberikan les calistung (Baca Tulis Hitung) kepada anak di saat masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak. Ketika saya menanyakan mengapa mereka memberikan les calistung, ternyata orang tualah yang meminta agar anaknya diberikan kelas tambahan. Tujuannya agar anaknya kelak bisa masuk SD unggulan. Inilah sedikit potret dunia pendidikan kita saat ini. Orang tua lebih khawatir ketika anaknya tidak masuk sekolah unggulan dibanding dengan anak mengenal siapa Tuhannya.

Oleh karena itu, sekolah dan orang tua sebaiknya fokus untuk mengajarkan anak tentang nilai-nilai tauhid. Kondisi anak yang Belajar Dari Rumah (BDR) juga memberikan kesempatan kepada para orang tua untuk mengajarkan langsung ke anaknya tentang nilai-nilai tauhid ini. Jika selama ini guru yang lebih banyak mengambil peran dalam mengajarkan anak tentang nilai-nilai tauhid, maka saat ini orag tua memiliki kesempatan emas tersebut. Mengapa saya menyebutnya sebagai kesempatan emas? Saya teringat ketika dulu menjadi guru kelas 1 SD, banyak diantara siswa saya yang belum menghafal surah Al Fatihah. Kondisi itu membuat tim di kelas harus mengajarkan kepada mereka surah tersebut karena mereka harus menggunakannya ketika sholat berjamaah di sekolah, khususnya bagi siswa laki-laki karena mereka digilir untuk menjadi imam sholat. Kesempatan mengajarkan surah tersebut harusnya dimanfaatkan oleh orang tuanya, bukannnya malah diberikan kepada orang lain. Coba Anda bayangkan berapa banyak pahala jariyah yang didapatkan oleh orang tua jika mereka mengajari anaknya surah Al Fatihah dan surah tersebut dipakai oleh anaknya sholat di sepanjang usianya.

Hal lain yang perlu dibahas dengan kondisi pembelajaran new normal adalah harusnya sekolah sudah menyiapkan kurikulum new normal. Sekolah harus mampu untuk cepat beradaptasi dengan situasi sekarang. Kelamaan move on maka akan membuat kita menjadi oon. Kita akan ketinggalan jika masih menggunakan cara-cara lama dalam mengajar dan masih mengutuk situasi sekarang. Berhentilah berharap bahwa tahun depan akan begini, begini, dan begini karena yang Anda hadapi saat ini adalah hari ini. Jika waktu habis untuk mengutuk keadaan lalu kapan mikirnya untuk membuat program new normal untuk peserta didik?

Seperti apa itu kurikulum new normal? Saya pribadi belum menemukan buku bacaan atau pun referensi yang membahas tentang hal ini. Namun, ini hanyalah bagian dari konsep yang muncul ketika guru-guru datang bercerita tentang tantangan yang mereka hadapi saat ini. Saya jadi kepikiran mengapa kita tidak fokus untuk mengajarkan anak tentang life skill? Selama ini kita sudah terlalu mengagung-agungkan kemampuan akademik sehingga anak yang memiliki bakat tertentu tidak mendapatkan tempat khusus. Anak yang rangking satu lebih dihargai dibanding dengan anak yang jago basket. Anak yang rajin mengerjakan PR di kelas lebih sering dipuji dibanding dengan anak yang lebih banyak diam tetapi ternyata memiliki kemampuan menggambar yang bagus.

Guru bisa merancang pembelajaran yang dekat dengan kehidupan sehari-hari anak. Satu aktivitas tetapi sudah bisa menyelesaikan beberapa mata pelajaran. Pembelajaran tematik saat ini sebenarnya sangat membantu. Sebagai contoh untuk kelas 1 SD, guru cukup memberikan tema “Halaman Rumahku”. Tema seperti ini, anak bisa diminta untuk membersihkan halaman rumahnya dengan memungut sepuluh sampai dua puluh daun untuk dikumpulkan. Pada pelajaran matematika guru bisa meminta anak untuk menghitung jumlah daun yang dikumpulkannya, lalu untuk pembelajarn sains mintalah anak untuk mencari informasi tentang daun. Orang tua bisa membimbing anak dengan mencari video pembelajaran sederhana yang bisa membantu anak untuk mendapakan penjelasan secara audio visual. Setelah itu, guru bisa melakukan video call dengan anak dan minta mereka bercerita tentang pengalaman belajarnya hari ini, dengan siapa dia belajar, bagaimana dia melakukannya, informasi apa yang didapatkannya dari kegiatan tersebut, dan bagaimana perasaannya saat melakukan hal tersebut.

Contoh lain pembelajaran dengan tema “Membantu Ibu di Dapur”. Guru bisa meminta orang tua untuk mengajak anaknya membuat jus atau kue donat. Saat anak membuat kue donat, anak akan belajar matematika karena dia harus mengukur berapa perbandingan dari setiap bahan yang dibutuhkan untuk membuat kue donat tersebut. Lalu guru bisa meminta kepada anak untuk mencari informasi tentang kandungan gizi dari kue tersebut. Setelah itu guru bisa mengarahkan anak untuk berbagi makanan dengan keluarga dan tetangganya dengan memberikan kue yang telah dibuat kepada mereka. Setelah melakukan semua aktivitas tersebut, guru bisa melakukan video call dengan anak dan meminta anak untuk menceritakan kegiatannya hari itu. Guru bisa menanyakan apa yang sudah dilakukan oleh anak, bagaiman dia melakukannya, dengan siapa dia melakukannya, dan bagaimana perasaannya ketika melakukan semua aktivitas tersebut.

Proses pembelajaran seperti ini akan melatih kepercayaan diri anak karena dia akan bercerita dihadapan guru dan teman-temannya ketika video call berlangsung. Hal ini juga akan semakin mempererat hubungan orang tua dan anak, anak juga terlatih kemampuan sosialnya, mengasah rasa ingin tahunya karena dia diminta untuk aktif mencari informasi, dan yang terpenting anak belajar tentang sebuah proses. Selama proses menjalani semua aktivitas tersebut anak akan belajar tentang kesabaran, menghargai waktu, dan masih banyak lagi nilai-nilai moral yang bisa diajarkan ke anak ketika proses pembelajarannya dekat dengan kehidupan sehari-harinya.  

Lagi-lagi ini hanyalah konsep yang penulis harapkan dengan kondisi new normal saat ini. Tidak menutup kemungkinan teman-teman pembaca lainnya memililki ide yang lain. Penulis melihat bahwa saat ini banyak anak yang mampu dari segi akademik, namun ketika dihadapkan pada ujian hidup yang sebenarnya mereka malah menjadi pribadi yang gampang mengeluh dan menyerah pada keadaan. Harusnya dengan kondisi pembelajaran new normal saat ini menjadi sebuah kesempatan kepada semua pihak untuk mengevaluasi semua proses pendidikan yang kita terapkan selama ini.

Semoga bermanfaat.

Wallahu a’lam bi shawab

Rabu, 08 Juli 2020

MENGINSTAL KESUKSESAN

Setiap kali kita selesai membeli laptop, maka kita akan menginstal beberapa aplikasi yang dibutuhkan. Laptop tersebut akan memberikan banyak manfaat jika kita sudah menginstal beberapa aplikasi yang bermanfaat. Jika hal tersebut tidak dilakukan, maka laptop tersebut tidak akan terlalu banyak memberikan manfaat.


Ibarat laptop, tubuh kita ini adalah hardware. Agar bisa memberikan manfaat, maka perlu diinstal beberapa aplikasi pilihan agar manfaatnya semakin besar. Jika tidak, maka tubuh ini hanyalah seonggok daging yang dibungkus kulit.

Lalu apa yang harus diinstal di dalam diri kita agar kita bisa sukses dan tumbuh berkembang? Jamil Azzaini memberikan jawaban bahwa kita harus menginstal CRAFT dalam diri kita. Apa itu CRAFT? CRAFT adalah singkatan dari Cancel, Replace, Afirmasi, Focus, dan Train.

Cancel adalah self talk negatif dan tidak memberdayakan wajib dihapus atau dibuang dari dalam diri kita. Self tak negatif, maksudnya adalah sesuatu yang meragukan untuk diri sendiri. Sebagai contoh, “Kayaknya saya ngga bisa deh! Kayaknya saya ngga mungkin bisa melakukan hal itu! Kayaknya ini terlalu berat buat saya!”. Kalimat-kalimat seperti ini akan melemahkan mental kita sehingga kita tidak bisa bertumbuh menjadi orang yang sukses. Self talk negatif juga identik dengan kata “tetapi”. Sebagai contoh, “Saya pengen umroh tetapi saya ngga punya uang, jadi kayaknya ngga mungkin deh!”. Kalimat-kalimat seperti ini harus di cancel dari dalam hidup karena bisa membuat kita sulit maju dan berkembang. Jika kita masih memelihara self talk negatif tersebut, maka kita akan jauh dari kesuksesan.

Replace, ganti dengan pikiran positif yang membuat kita bertumbuh dan move on dari kalimat-kalimat negatif tersebut. Sebagai contoh, “Saya memang begini, udah dari sononya. Ngga akan bisa berubah!” maka ganti kalimat tersebut dengan “Saya orang yang setiap hari belajar dan bertumbuh karena saya tidak mau menjadi orang yang merugi”. “Saya tidak mungkin umroh, uangnya dari mana?” maka ganti kalimatnya dengan “Saya yakin, saya bisa umroh bersama keluarga karena Allah itu Maha Kaya!”. Ada juga yang sering ngomong dengan kalimat “Buat apa kaya tetapi tidak bahagia, harta tidak dibawa mati!”. Kalimat seperti ini kedengarannya bagus dan orang tersebut terlihat tawadhu. Padahal harta itu bisa dibawa mati jika diwakafkan di jalan Allah. Kalimat seperti ini pun bisa melemahkan kita sehingga menjadi manusia yang tidak produktif. Oleh karena itu, semua self talk negatif yang selama ini membelenggu kita, cobalah ganti dengan kalimat-kalilmat positif yang membuat kita bertumbuh.

Afirmasi, penguatan kata dan visual yang berulang. Hati-hati dengan kata-kata yang diucapkan. Sayyid Quthb memberikan nasihat bahwa “satu peluru bisa menembus satu kepala, tetapi satu kata bisa menembus jutaan kepala.” Semua kata-kata positif yang sudah kita peroleh ketika mengganti selft negatif, maka cobalah memberikan visualnya. Sebagai contoh, “Saya bisa umroh karena Allah Maha Kaya!” Cobalah tuliskan kalimat tersebut di selembar kertas dan berikan visual berupa gambar ka’bah. In syaa Allah, ini akan menjadi afirmasi positif untuk kita. Kondisi ini kita belajar dari kisah Muhammad Al Fatih ketika beliau setiap hari diajak oleh gurunya untuk melihat benteng Konstantinopel dan selalu diberikan kalimat positif bahwa “sebaik-baik pemimpin adalah yang menaklukan konstantinopel dan kamu adalah pemimpin!” Lalu apa yang terjadi? Dengan izin Allah, Muhammad Al Fatih menaklukkan Konstatinopel di usia 24 tahun.

Focus, menyediakan waktu untuk memasukkan imajinasi kesuksesan tersebut. Milikilah waktu khusus untuk ngobrol dengan Allah dan menyampaikan semua afirmasi positif yang sudah Anda bangun. Sebagai contoh, “Ya Allah saya pengen berdoa di depan Multazzam. Ingin merasakan nikmatnya tawaf mengelilingi ka’bah-Mu ya Rabb!” Cobalah lakukan hal ini setelah Anda sholat tahajjud atau sholat shubuh.

Train, melatih diri untuk memiliki sikap dan perilaku seperti yang kita inginkan atau kata lainnya mulailah memantaskan diri. Jika Anda pengen umroh, maka mulailah sekarang melatih diri dengan melakukan hal-hal yang memantaskan diri kita untuk bisa menjadi tamu Allah di tanah haram. Sebagai contoh, lebih awal bangun sholatnya, rajin olahraga dengan berlari-lari kecil seperti ketika sa’I dari safa ke marwah.

Untuk melakukan CRAFT tersebut, ini maka lakukanlah 4 D. Apa itu 4 D? Cobalah analisis kondisi sikap dan perilaku kita yang harus Dihilangkan, Dikurangi, Ditingkatkan, dan Diadakan.

Dihilangkan, sikap dan perilaku apa yang harus dihilangkan agar saya pantas untuk bisa meraih apa yang diimpikan?

Dikurangi, sikap dan perilaku yang harus dikurangi agar saya pantas untuk bisa meraih apa yang diimpikan?

Ditingkatkan, sikap dan perilaku apa yang harus ditingkatkan agar saya pantas untuk bisa meraih apa yang diimpikan?

Diadakan, sikap dan perilaku apa yang harus diadakan agar saya pantas untuk bisa meraih apa yang diimpikan?  

Itulah sharing dari Jamil Azzaini di kajian Teras PPA. Saat menyimak materi beliau, saya teringat ketika dulu bercita-cita pengen ke tanah suci. Saat itu pekerjaan masih freelance, tak ada pendapatan menetap tetapi saya betul-betul merindukan ingin merasakan sujud di depan Ka’bah. Saya ingat ketika itu ada honor dari sebuah pekerjaan yang telah saya selesaikan, lalu saya pun ngomong ke Allah, “Ya Rabb, saya pengen umroh. Saya rindu. Saya pengen nabung untuk umroh, tetapi ini semua hanya ikhtiar hamba ya Rabb. Sungguh hanya Engkau yang bisa memberangkatkan hamba.” Siang itu pun saya langsung ke salah satu bank dan membuka tabungan umroh. Sejak saat itu, setiap kali ada honor, saya selalu menyisihkan untuk menabung. Kejadian tersebut sekitar tahun 2015 dan ternyata Allah kabulkan di tahun 2017. Apakah dengan tabungan tadi? Sungguh jika memakai hitungan matematika manusia, maka saya tidak akan mungkin bisa berangkat, tetapi saya teringat waktu itu tiba-tiba ibu menghubungi saya kalau kakak mengajak untuk menunaikan ibadah umroh bersama. Allah selalu punya cara untuk mengabulkan doa-doa kita.

Sampai detik ini saya masih mengingat bagaimana rasanya ketika pertama kali melihat ka’bah. Air mata yang tak pernah berhenti mengalir membayangkan dahulu kekasih Allah, Nabi Muhammad saw pernah berada di tempat tersebut. Saat itu saya semakin yakin bahwa tak ada yang tak mungkin jika Allah sudah berkehendak. Sungguh Allah sesuai dengan persangkaan hambaNya. So, teruslah berprasangka baik kepada Allah, bungkus impian-impian kita dalamm doa-doa, dan senantiasa memantaskan diri dihadapan-Nya.

Semoga bermanfaat.

Wallahu a’lam bi shawab

NUTRISI UNTUK PASIEN COVID-19

    Pasca postingan tulisan pengalaman saya menghadapi Covid-19 di instagram  (@cerita_bonita), banyak teman yang DM dan japri bertanya ...