Pasca postingan tulisan pengalaman saya menghadapi Covid-19 di instagram (@cerita_bonita), banyak teman yang DM dan japri bertanya apa saja obat yang diminum oleh pasien Covid-19. Daripada saya mengulang jawaban yang sama, maka saya berinisiatif untuk membagikannya dalam bentuk tulisan.
Alhamdulillah, baru-baru ini kami
baru saja diberikan ujian berupa virus Covid-19. Beberapa anggota keluarga
dinyatakan positif dan Alhamdulillah hasil swab saya negatif. Kondisi tersebut
tidak membuat saya menjauh dari keluarga yang positif, tetapi saya harus tetap
merawat Mama yang positif Covid-19. Sejak hasil swab keluar, maka saya mulai
mengumpulkan banyak informasi dari kakak, teman-teman dari tenaga kesehatan,
dan beberapa orang terdekat yang sudah berhasil melewati perjuangan melawan
virus ini. Saya mengumpulkan semua informasi tersebut dalam sebuah tulisan
berikut dan sudah diterapkan oleh keluarga yang positif Covid-19, mulai dari
yang OTG sampai yang gejala berat. Alhamdulillah sekarang semua hasil swabnya
sudah negatif.
Jika ditanya, apa obatnya maka kita
semua sudah mengetahui bahwa belum ada obatnya. Saya sendiri hanya menyimpulkan
bahwa obatnya adalah TENANG dan BAHAGIA. Mengapa harus tenang? Buat
kalian yang suka nonton berita Covid-19 pasti akan diserang kepanikan. Itulah sebabnya,
kita harus tetap tenang biar bisa mikir langkah apa yang harus saya lakukan. Apalagi
jika gejalanya berat. Saya sudah melihat perjuangan pasien Covid-19 di ruang
isolasi, so buat kamu yang masih menganggap ini adalah konspirasi silahkan
pegang teguh prinsip Anda tapi hargai juga prinsip orang lain yang menerapkan
protokol kesehatan ketat untuk dirinya dan keluarganya.
Mengapa harus bahagia? Sekadar Anda
ketahui bahwa virus ini tidak hanya menyerang secara fisik, tetapi juga menyerang
psikis dan materi Anda. So, ketika memang harus menjalani situasi ini maka tetaplah
berusaha untuk bahagia menjalaninya dan yakinlah bahwa semua itu adalah
skenario terbaik dari Allah. Semoga dengan tetap menjaga kondisi tetap bahagia,
imun Anda akan tetap terjaga dan semakin membaik.
So, apa saja nutrisi untuk pasien Covid-19? Berikut saya tuliskan nutrisi beserta jadwal yang saya terapkan pada pasien Covid-19.
Pukul 06.00
Wita energen plus telur ayam kampung. Berhubung kondisi pasien benar-benar
tidak bisa makan dan setiap kali makanan masuk, langsung muntah maka ketemulah
resep ini dari kakak. Air setengah gelas dimasak. Setelah mendidih masukkan
satu butir telur ayam kampung dan aduk terus sampai matang lalu masukkan energen
coklat. Kemarin saya sampai memasukkan dua butir telur karena kondisi pasien
yang betul-betul lemas, tidak ada makanan yang bisa masuk, indera perasa dan
penciuman hilang sama sekali.
Pukul 06.30 Wita satu butir bawang fermentasi. Kalau tidak ada bawang fermentasi, maka kunyah bawang putih satu biji. Rasanya memang luar biasa, tetapi cukup efektif. Kemarin salah satu kakak yang OTG mengkonsumsi ini rutin 3 x 1 dan di swab kedua langsung negatif.
3.
Pukul 07.00 Wita sarapan. Meskipun setiap kali makan selalu dimuntahkan, saya tetap memaksakan pasien untuk makan. Kalau pun dimuntahkan setidaknya ada sedikit yang tertinggal. Sebelum makan ini, pasien saya berikan propolis yang ditetesi di bawah lidah. Pukul 09.00
Wita minuman campuran lemon + Madu + Ramuan Nusantara. Ramuan nusantara ini
obat herbal pemberian orang yang sudah sembuh dari virus ini.
Pukul 11. 00
Wita air jahe
Antara pukul
12.00 – 13.00 Wita makan siang. Lagi-lagi sebelum makan, pasien saya berikan
propolis dan 30 menit sebelum makan bawang fermentasi.
Satu jam setelah makan siang, Vitamin C 1000 mg, D, dan E. Sebenarnya sudah ada vitamin C dari dokter, tetapi tetap saya tambahkan dengan syarat perbanyak minum air putih.
Pukul 16.00 Wita energen plus telur ayam kampung. Cara membuatnya sama seperti diawal dan lagi-lagi saya tetap menggunakan dua butir telur karena asupan makanan yang sangat sedikit yang masuk.
Pukul 17.00 Wita cemilan buah
Pukul 19.00 Wita makan malam. Lagi-lagi sebelum makan, pasien saya berikan propolis dan 30 menit sebelum makan bawang fermentasi.
Pukul 21.00 Wita campuran lemon + madu + ramuan nusantara
Di jadwal di atas, saya tidak
memasukkan jadwal minum obat. Obat pasien sudah diatur jadwalnya oleh perawat,
makanya jadwal yang saya tuliskan di atas mengikuti jadwal minum obat pasien. Jeda
antara minum obat dari dokter ke ramuan herbal adalah satu jam. Kemudian per
satu jam, jika tidak ada ramuan herbal yang dikonsumsi, maka saya berikan air
hangat terus.
Adapun untuk menu makan pagi, siang,
dan malam tidak saya tuliskan juga karena gizi untuk pasien Covid-19 di rumah
sakit sudah terjaga. Info yang saya dapatkan bahwa pasien covid-19 harus banyak
mengonsumsi protein. Semua yang dikonsumsi oleh pasien di atas, saya konsumsi
juga untuk menjaga kondisi kesehatan karena saya tetap harus melakukan interaksi
dengan pasien. Alhamdulillah, pihak RS kemarin mengizinkan saya masuk ke kamar
pasien tetapi dengan syarat harus dengan pakaian APD lengkap. Setelah satu
bulan lebih berinteraksi dengan pasien Covid-19, Alhamdulillah hasil swab kedua
saya tetap negatif.
Hal lain yang perlu diperhatikan
adalah kebersihan kamar isolasi. Edukasi yang saya dapatkan dari keluarga yang
juga bertugas sebagai perawat pasien Covid-19 di salah satu rumah sakit bahwa sebaiknya
kamar pasien dipel setiap hari dengan desinfektan, seprei pasien diganti setiap
dua hari, dan meja yang biasa digunakan untuk makan oleh pasien harus selalu
dibersihkan.
Lalu bagaimana ketika melanjutkan
isolasi di rumah? Pola di atas tetap dijalankan dan tetap dengan APD lengkap
setiap kali berinterkasi dengan pasien.
Hal lain yang juga saya lakukan
adalah membaluri tubuh pasien dengan minyak kayu putih. Diffuser yang biasanya
diisi dengan minyak essensial, saya ganti dengan miyak kayu putih.
Dari semua ikhtiar tersebut, saya tidak
tahu mana yang efektif. Semua itu hanyalah bagian dari ikhtiar, selebihnya
semua menjadi urusan Allah. Menjaga kondisi pasien agar tetap tenang dan tidak
stres pun memiliki trik tersendiri. Buat teman-teman yang saat ini sedang
berjuang melawan virus ini, semoga segera disembuhkan dan kondisi iman serta imun
tetap harus dijaga. Buat yang masih harus beraktivitas di luar, maka tetap
menerapkan protokol kesehatan 3 M, Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga
jarak. Kalau saya pribadi, untuk teman-teman muslim mencuci tangannya ganti
saja dengan menjaga wudhu. In syaa Allah pahalanya dapat, menjaga kesehatannya
juga dapat.
Ada satu hal yang saya temukan dan hal
ini entah sudah ada yang meneliti atau belum. Saat itu salah satu perawat
menjelaskan bahwa salah satu cara yang bisa dilakukan adalah selalu
membersihkan hidung dengan cara seperti ketika berwudhu. Mungkin ada salah satu
pembaca dari teman-teman yang mau meneliti ini?