Sabtu, 05 April 2014

Aku Bukan Malaikat...

Ketika semua orang menuntutku menjadi yang sempurna...
Ketika semua orang berharap tak ada cacat dalam diriku...
Ketika semua orang menginginkan aku selalu menjadi kertas putih tak bernoda...

Dan akhirnya...
Ketika semua keinginan dan tuntutan kalian tak terpenuhi...
Beribu hujat engkau berikan padaku...
Beribu cacian engkau lemparkan padaku...
Yang jelek engkau ungkit-ungkit...
Yang benar engkau tutupi...
Setiap celah engkau jadikan bahan untuk menghukumku...
Tanpa pernah engkau mau bertanya dan mencari tahu dari sisi yang berbeda...
Seolah tak ada lagi kebaikan dalam diriku...

Sayangnya...
Aku bukan malaikat...
Aku hanya manusia biasa...
Yang tak luput dari khilaf dan dosa...
Aku hanya sekumpulan orang-orang yang selalu berusaha menjadi lebih baik...
Aku hanya sekumpulan orang-orang yang belajar menjadi hamba terbaik dihadapan-Nya...
Aku hanya sekumpulan orang-orang yang belajar untuk mencintai-Nya...
Aku hanya sekumpulan orang-orang yang berjuang menegakkan agama Allah di bumi cinta-Nya...

Ya...
Aku bukan malaikat...
Aku hanya manusia biasa...
Jika hal itu masih saja membuatmu marah dan kecewa...
Maka maafkanlah aku...
Maafkan aku yang tak bisa memenuhi semua harapanmu...

Tetapi...
Tahukah engkau kawan...
Aku selalu yakin akan satu hal...
Aku yakin kalau harapan itu masih ada...
Dan aku ingin mewujudkan harapan-harapan itu bersamamu...
Kita berjalan bersama, beriringan...
Saling menguatkan di jalan cinta para pejuang...
Karena musuh nyata itu sudah di depan mata...
Dan aku ingin bersamamu menghadapi mereka...
Bukankah bersama itu lebih baik?
Bersama dalam Cinta, kerja, dan harmoni...

#Terima kasih untuk sahabat-sahabatku yang sangat peduli dengan kami...
Cara sahabat semua mengungkit-ungkit setiap kesalahan kami, membuat kami belajar dan berusaha untuk menjadi hamba yang lebih baik.
Sekali lagi, kami bukan jama'ah malaikat. Kami hanya sekumpulan manusia yang belajar dan berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk negeri ini.
Karena Indonesia itu Punya Kita Semua...
Maka izinkan kami memberikan yang terbaik lewat kerja-kerja hati dengan Penuh Kasih Sayang... ^_^

Kamis, 03 April 2014

Ini ceritaku...#SM_III

Teman-teman Penerima Beasiswa Unggulan Dikti Nasional baru-baru ini telah menyelenggarakan acara Scientific Meeting III. Acara ini dilaksanakan pada tanggal 28-29 Maret 2014 di Kampus Universitas Hasanuddin. Acara ini juga dihadiri oleh delegasi dari berbagai kampus di seluruh Indonesia. Ada beberapa wajah yang kukenali dan lebih banyak wajah-wajah baru yang kutemui. Sebagian teman sudah pernah kutemui saat acara SM II di Bogor tahun lalu dan sebagiannya lagi ternyata teman-teman angkatan 2013.


Hari pertama di acara ini diisi dengan kegiatan seminar. Materi pertama dalam acara seminar ini adalah "Penyebaran SDM Unggul untuk Menjawab Regenerasi Tenaga Pendidik Profesional dalam Upaya Meningkatkan Daya Saing Perguruan Tinggi". Adapun pemateri pada materi pertama adalah Prof. Dr. H. Guntur Yusuf, MS. Sementara materi kedua dalam seminar tersebut adalah "Mengembangkan Pendidik Berkarakter Demi Terwujudnya Generasi Emas Indonesia" oleh Prof. dr. Veni Hadju, M. Sc., Ph.d. Ada hal yang menarik yang disampaikan oleh Prof. Veni dalam sambutannya,"Bersyukurlah kita para penerima beasiswa unggulan. Betapa banyak orang-orang yang ingin merasakan dunia pendidikan, khususnya pada bangku perguruan tinggi. Tetapi mereka tidak bisa merasakannya karena mahalnya biaya pendidikan." Aku paling suka sama materi kedua ini, soalnya Beliau banyak menyinggung tentang cara menyiapkan generasi hebat dan berkarakter di masa depan. Cucok bangets deh sama ilmu yang sedang aku pelajari sekarang, anak usia dini... ^_^
Teman2 UNJ dan Panitia SM III
Malam harinya dilanjutkan dengan acara Kongres PPBU Nasional yang diisi dengan sesi sharing dari alumni PBU angkatan 2011, oleh K' Rais. Menurut beliau, "penerima beasiswa unggulan seharusnya kembali lagi pada konsep awal diadakannya program beasiswa unggulan ini, diantaranya pemerataan SDM di seluruh Indonesia". Beliau banyak memberi kami masukan plus nasehat agar kami tetap fokus saja menyelesaikan kuliah. Yaaa, seperti yang dikatakan oleh Om Dikti, "kuliah yang bener, selesai tepat waktu, dan siap ditempatkan". Insyaa Allah deh Om, kite-kite akan kuliah dengan baik :)
@ Pantai Losari

Hari kedua acara SM III dilanjutkan dengan agenda Field Trip ke beberapa tempat wisata di Makassar. Tempat pertama yang dikunjungi adalah pantai losari.Semangat teman-teman untuk mengabadikan setiap moment di tempat ini luar biasa. Teriknya matahari tak mengurangi semangat teman-teman untuk menyusuri jalan sepanjang pantai losari dan berfoto bersama dengan teman-teman PPBU Nasional. Selanjutnya kami mengunjungi pusat oleh-oleh di Makassar, tepatnya di daerah somba opu. Aku asyik memperhatikan teman-teman dari daerah lain yang sibuk membeli oleh-oleh. Ada kesenangan tersendiri saat aku menjelaskan kepada mereka ciri khas kota Makassar, khususnya oleh-oleh apa yang bagus buat mereka bawa. Kebanyakan dari mereka memilih untuk membeli cemilan khas Makassar.
Setelah puas berbelanja, kami melanjutkan perjalanan ke Taman Wisata Bantimurung. Bus yang aku tumpangi tidak berkunjung ke Benteng Rotterdam. Soalnya cuacanya udah panas banget, so kami memilih untuk melanjutkan perjalanan ke Bantimurung. Hanya butuh waktu kurang lebih satu jam untuk sampai ke tempat yang kami tuju. Beberapa teman langsung asyik berbelanja di sekitar tempat tersebut.
Bersama teman-teman LO untuk UNJ... ^_^
Ya...ciri khas Bantimurung adalah kupu-kupu. Kalau teman-teman berkunjung ke tempat ini, maka kalian akan melihat banyak kupu-kupu berwarna-warni. Oh ya, ada satu sahabat saya yang tidak mau membeli gantungan kunci atau pun hiasan  kupu-kupu. Mereka mikir kalau kupu-kupu itu dibunuh terus diawetkan lalu dibuat hiasan. Aku udah jelasin sih kalau kupu-kupu yang dibuat hiasan itu adalah kupu-kupu yang sudah mati, jadi bukan yang hidup. Setahuku, kupu-kupu punya siklus hidup yang hanya bisa bertahan dalam jangka waktu tertentu. Kalau info ini sih aku juga cuma dengar dari teman-temanku, hehehehehe... Tetapi teman yang tadi tetap saja tidak mau membeli, katanya gak tega. Oh ya, selain jadi peserta SM III aku merangkap jadi tuan rumah juga. Secara ane bugis tulen, so menghormati dan menghargai tamu dari luar Makassar sudah menjadi kewajibanku. Tapi aku salut deh sama LO untuk teman-teman UNJ, saudara baruku Mba' Nurvhin dan Mas Safrin, meskipun kita-kita sudah bilang ngga usah ditemenin tetapi mereka tetap menjalankan tugasnya sebagai LO sampai akhir. Melalui tulisan ini, mewakili teman-teman UNJ mau bilang terima kasih yang tak terhingga buat kalian berdua. Suatu kesyukuran bisa dipertemukan dengan kalian... ^_^
Air Terjun Bantimurung dan Tangga Menuju Gua Mimpi

Saat berada di Bantimurung, niat awalnya sih pengen mandi di bawah air terjun. Tapi pas lihat airnya deras banget, semua rencana awalku gagal total. Kata orang-orang sih, waktu itu lagi banjir makanya banyak yang gak berani ke bawah air terjunnya. Terakhir kesana kayaknya waktu zaman S1 deh, tapi udah lupa. Sudah banyak yang berubah dari tempat wisata ini.

Finally, kami pun memutuskan mengunjungi Gua Mimpi. Jalannya lumayan jauh juga. Yaaaa, bisa turunin beberapa kilolah sekalian buat olah raga bagi yang jarang olah raga, hehehehe... Setelah berjalan mendaki gunung lewati lembah, sungai mengalir indah di sisi kananku (mirip soundtrack film kartun ya, hahahaha) akhirnya kami sampai di gua mimpi. Suasananya bener-bener gelap (Ya iyalah, namanya juga gua... ^_^). Kami berjalan beriringan dan berpegangan tangan. Sebenarnya aku gak takut-takut amat sih, cuma kurang berani, hehehehe. Berbekal senter kami pun melanjutkan perjalanan di Gua Mimpi. Meskipun dalam kegelapan, ternyata narsisnya teman-teman gak hilang. Setiap sudut tetep harus diabadikan. Yaaa, kapan lagi kita bisa ngumpul seperti ini...^_^
@ Gua Mimpi
Hanya ada satu pertanyaanku yang belum terjawab sampai sekarang, "Kenapa tempat itu dikatakan Gua Mimpi?". Kalau kata temanku sih, "kalau sudah berada di dalamnya katanya serasa berada dalam mimpi." Hhheeemmm, kalau aku sih emang kayak mimpi di dalam. Mimpi kejedot, huhuhuhu... Tetapi perjalanan hari itu tetap menyenangkan...

Perjalanan SM III hari itu berakhir di Bantimurung. Ini pengalaman aku yang kedua mengikuti kegiatan SM III dan semua punya cerita yang menarik. Ada satu hal yang sangat berbeda yang kami rasakan, khususnya kami yang dari Makassar. Saat SM II kemarin ada kebahagiaan tersendiri saat bertemu saudara sekampung di perantauan. Rasanya seperti bertemu saudara sendiri, apalagi buat kami yang punya jatah pulang hanya sekali atau dua kali dalam setahun. Kerinduan pada orang-orang terkasih di kampung halaman serasa terobati saat bertemu mereka di perantauan. Sementara di SM III ini, kami yang dari Makassar berusaha untuk menjadi tuan rumah yang baik. Memberikan pelayanan terbaik kepada saudara-saudara kami dari luar Makassar. Itulah sebabnya di SM III ini aku dan beberapa teman lebih banyak menikmati peran sebagai tuan rumah.
Tiga dari sekian banyak sahabat baru di SM III... ^_^

Di akhir tulisan ini, aku pengen bilang terima kasih yang sebesar-besarnya buat teman-teman yang sudah bersedia hadir dalam acara SM III ini. Kalian adalah guru-guru yang dikirimkan oleh Allah untukku. Aku banyak belajar dari teman-teman semua. Mohon maaf ya, jika kami belum bisa menjadi tuan rumah yang baik buat teman-teman semua. Dan tentunya terima kasih tak terhingga juga buat teman-teman panitia. Setiap kali mendengar cerita teman-teman panitia, aku tak bisa berkata apa-apa. Hanya Allah yang bisa membalas kebaikan teman-teman panitia. Tak lupa juga Barakallahu fii buat K' Andi Hasriadi Hasyim (UNJ), K' Arif (UI), dan K' Dainur yang terpilih untuk melanjutkan amanah dari teman-teman kepengurusan PPBU sebelumnya.
Buat saudara-saudaraku, semoga kebersamaan kita tak berakhir sampai disini. Semoga Allah mempertemukan kita lagi, tentunya dalam kondisi yang lebih baik. Insyaa Allah sampai jumpa di Jakarta alias di Universitas Indonesia... ^_^

Buat teman-teman yang sudah penempatan, selamat berkarya!!! Tetap semangat Pejuang Pendidikan!!! Semoga Allah selalu menjaga dan memberi yang terbaik buat temam-teman...
Buat yang lagi nyusun tesis dan disertasi, semoga dimudahkan ya. Ingat pesan Om Dikti, "kuliah yang bener, lulus tepat waktu, lapor diri, dan siap ditempatkan."

Salam hormat dari Ana' dara Tho' Ugi, Bonita...
Semoga Makassar memberikan kesan yang indah buat teman-teman semua... ^_^
Makassar, 28-29 Maret 2014
SM III @ Unhas Makassar

Selasa, 01 April 2014

Untukmu Ayah Ideologisku...



Ayah...
Bagaimana kabarmu sekarang?
Apakah engkau baik-baik saja?
Bagaimana kabar imanmu?
Ahhh, aku yakin...
Imanmu jauh lebih baik disana...
Itu yang kudengar dari cerita orang-orang yang pernah menemuimu...

Ayah...
Bolehkah aku bercerita?
Aku ingin bercerita tentang kisahku...
Tentang kisah kita...

Ayah...
Tahukah engkau...
Setiap kali aku menemui orang-orang, mereka selalu menanyakan kabarmu...
Menanyakan kondisi terakhirmu...
Dan aku pun selalu menjawab, “Insyaa Allah Beliau baik-baik saja. Mohon doanya semoga Beliau selalu dalam lindungan Allah”...

Ayah...
Tahukah engkau apa yang kami dapatkan?
Cacian...
Makian...
Penolakan...

Ayah...
Bisa engkau bayangkan bagaimana perasaanku saat itu?
Saat mereka bercerita hal-hal yang sebenarnya tidak pernah engkau lakukan...
Saat mereka menceritakan sesuatu yang sebenarnya tidak seperti itu...
Saat mereka mengungkit-ungkit semua tentangmu...
Dan aku hanya bisa tersenyum sakit...
Karena ibu selalu berkata, “ketika mereka bercerita tentang ayahmu, tak perlu engkau bantah. Cukup dengarkan saja semua yang mereka sampaikan dan tetap tersenyum. Sampaikan permintaan maaf dari ayah kepada mereka”...

Ayah, tahukah engkau...
Aku sempat protes kepada ibu, “Mengapa kita harus diam? Kenapa kita tidak memberikan penjelasan kalau masalahnya tak seperti itu? Ayah hanya korban dari semua ini, tetapi kenapa kita tak bisa membela diri? Kenapa???”

Ayah, tahukah engkau...
Ibu lagi-lagi hanya tersenyum dan berkata, “Anakku, bersabarlah. Kelak Allah akan menunjukkan kalau yang benar itu pasti benar dan yang salah pasti salah. Tetap tersenyum dan dengarkan semua isi hati mereka. Mereka sudah lama tak menemukan pendengar yang baik. Dan engkaulah pendengar yang baik itu. Biarlah Allah yang menyelesaikan urusan ayahmu...”
Dan akhirnya...
Sekarang aku hanya bisa tersenyum...
Mendengarkan semua cerita mereka tentangmu...
Sakit...
Sangat sakit...
Tetapi aku harus tetap tersenyum, begitu kata ibu...

Dan ketika mereka telah selesai bercerita, aku kembali melakukan pesan ibu...
“Bapak, terima kasih untuk semua nasehatnya untuk kami. Saya mewakili ayah, menyampaikan minta maaf yang sebesar-besarnya. Beliau hanya manusia biasa yang pastinya tak luput dari kekhilafan. Sekali lagi, maafkan Beliau ya Pak kalau ayah sudah mengecewakan Bapak. Doakan kami agar kami bisa tetap istiqomah berjuang memperjuangkan aspirasi masyarakat.”
Akhirnya, kalimat itu meluncur dari bibirku dengan suara yang bergetar...
Aku rasanya ingin menangis dan berkata, “Tidak seperti itu Pak. Tolong beri saya waktu dan akan kujelaskan semuanya.”
Tetapi nasehat ibu masih selalu terngiang-ngiang...
Dan tahukah engkau ayah apa yang kudapatkan...
Bapak itu tiba-tiba meminta maaf kepadaku lalu bercerita tentang semua kebaikan yang pernah engkau lakukan...
Bapak itu tiba-tiba bercerita tentang kebaikan yang pernah dilakukan oleh teman-temanmu...
Dan dia pun mendoakanmu...
Ya... mendoakanmu agar engkau segera mendapatkan solusi dari semua masalah ini...

Ayah, maafkan aku...
Aku hanya baru mendapatkan cacian, makian, bahkan diusir tetapi sudah mengeluh...
Aku sadar semua itu belum seberapa dengan apa yang engkau dapatkan saat ini...
Dan seperti yang selalu engkau sampaikan, “ujian ini belum seberapa dibanding ujian yang telah didapatkan oleh Rasulullah saw. Maka bersabarlah, terus bekerja. Biarlah Allah dan orang-orang beriman yang melihat kerja-kerjamu...”

Ayah...
Lagi-lagi aku belajar darimu...
Belajar akan kekuatan dari sebuah kata “maaf”...
Meskipun kita tahu kebenaran itu...
Dan tetap tersenyum meskipun ujian datang bertubi-tubi...
Karena ujian adalah bukti bahwa Allah sayang kepada kita...
Ayah...
Terima kasih...
Semoga Allah selalu menjagamu dengan sebaik-baik penjagaan-Nya...

# Tulisan sederhana untuk seorang lelaki yang tak pernah kutemui secara langsung. Aku hanya selalu belajar dari tulisan-tulisannya atau pun taujih-taujihnya yang biasa disampaikan oleh Murabbiku alias ibu ideologisku. Sejak itulah aku merasa dekat dengannya dan kusebut dia sebagai satu dari sekian banyak ayah ideologisku. Aku terkadang protes dengan keputusan yang diambilnya, tetapi ibu ideologisku selalu berkata, “Para qiyadah selalu punya alasan mengapa mereka mengambil semua keputusan itu dan kita tak perlu tahu akan semua alasan mereka. Insyaa Allah mereka sudah berusaha untuk selalu mengambil keputusan terbaik diantara yang terbaik. Doakan saja agar mereka selalu dijaga oleh Allah.”
Semoga wajah-wajah para qiyadah kita selalu menghiasi doa-doa kita...
Wallahu a’lam bi shawab...

NUTRISI UNTUK PASIEN COVID-19

    Pasca postingan tulisan pengalaman saya menghadapi Covid-19 di instagram  (@cerita_bonita), banyak teman yang DM dan japri bertanya ...