Dua minggu terakhir, aku sudah dua kali memimpikanmu. Entah apa maksudnya. Dan mimpi terakhir masih teringat jelas dalam ingatanku. Aku bisa melihat wajahmu dengan jelas. Tersenyum dari jauh melihatku. Dan aku hanya bisa duduk terdiam memandangi wajahmu.
Bagi sebagian orang, mimpi hanyalah bunga tidur. Tapi bagiku, mimpi bertemu denganmu adalah ruang untuk melepas semua kerinduanku.
Bapak...
Aku sangat merindukanmu...
Wajahmu...
Suara tawamu...
Nasehatmu...
Hangatnya pelukanmu...
Tanganmu yang sudah terasa kasar karena bekerja demi anak-anakmu...
Namun tak pernah bosan untuk kucium setiap kali aku akan bepergian...
Bapak...
Bagaimana kabarmu disana?
Apakah engkau baik-baik saja?
Banyak yang ingin kuceritakan padamu...
Banyak yang ingin kelepaskan dipangkuanmu...
Bapak...
Aku rindu berbaring di lenganmu...
Aku rindu saat engkau membelai lembut kepalaku...
Sambil menasehatiku...
Atau sekedar menemaniku melewati hari-hari...
Bapak...
Setiap kali aku ingin menyerah...
Wajahmu selalu terbayang...
Teringat kembali semua harapan dan doa-doamu untuk kami anak-anakmu...
Bapak...
Apakah aku sudah membuatmu bangga dihadapan Allah?
Apakah aku sudah bisa membuatmu bahagia disana?
Bapak...
Akhir-akhir ini, Mama selalu bercerita tentangmu...
Di setiap moment yang kulewati bersama Mama, akan ada engkau disana...
Aku suka melihat mata Mama setiap kali dia bercerita tentangmu...
Dan aku merasa mengalami De Javu...
Kenangan berdua denganmu seperti terulang kembali...
Mungkin itu yang membuatku selalu merindukanmu...
Bapak...
Aku hanya ingin sekedar berbaring di lenganmu...
Aku hanya ingin melepaskan semuanya...
Semua hal yang kusimpan sendiri selama ini...
Aku akan selalu berusaha memenuhi permintaanmu...
"Selama kamu masih bisa menghadapi semuanya sendiri, Hadapi! Jangan pernah bergantung pada manusia! Ada Allah tempat menggantungkan semua harapan!"
Tapi...
Apakah aku bisa bertahan?
Semoga...
Aku akan berusaha menepati janjiku...
Bapak...
Rindu sekalikaaaaaaa....
Sangat merindukanmuuuuu...
Terima kasih untuk semuanya...
Maafkan aku jika rasa bersalah itu masih selalu datang...
Rasa bersalah karena aku belum bisa membahagiakanmu semasa hidupmu...
Aku belum menjadi apa-apa disaat kepergianmu...
Tetapi kepergianmu adalah pelajaran paling berharga yang engkau berikan untukku...
Pelajaran akan cinta...
Kepada siapa harus kutautkan cintaku...
Terima kasih untuk cintamu...
Moment terakhir bersamamu akan selalu menjadi cerita terindah dalam hidupku...
Berharap, Allah akan mempertemukan kita di surgaNya kelak...
Aamiin ya Rabbal 'alamin...
Anakmu...
Yang selalu mencintaimu karena Allah...
#Makassar, 14 Mei 2015
Ruang Rindu