Kamis, 17 Maret 2016

Boleh Jadi...

Boleh jadi...
Waktu yang kita butuhkan sudah cukup...
Cukup untuk membuat kita sama-sama belajar...
Belajar menerima dan melapangkan hati...
Menerima setiap skenarioNya...

Boleh jadi...
Hidup seperti sebuah permainan kartu...
Kali ini kita dapat kartu yang sama...
Dan memaksa kita sama-sama mengalah...

Boleh jadi...
Setelah kekalahan ini akan ada kemenangan di depan sana...
Bagaimana pun kita harus mengikuti semua aturan permainanNya bukan?

Boleh jadi...
Sekarang saatnya aku memulai langkahku yang baru...
Aku dengan jalan pilihanku...
Engkau dengan jalan pilihanmu...
Apakah kita akan bertemu lagi?
Entahlah...
Biarkan Allah yang menuntun langkahku...
Langkah yang akan membawaku dalam ridhoNya...

Boleh jadi...
Ini tulisanku yang terakhir tentang permainan hari ini...
Aku ingin menulis cerita yang baru...
Masih bersamamu...
Tapi dalam permainan yang baru...
Dan tentunya masih dalam aturan permainanNya...
Mungkin seperti dua sahabat yang baru bertemu lagi...
Dua sahabat yang ingin belajar dan berjalan beriringan untuk mendapatkan cintaNya...

#Tulisan ini untuk salah satu sahabat terbaikku yang sedang berproses menerima satu skenario Allah...
Teruslah berprasangka baik kepadaNya...
Semoga Allah memberimu yang terbaik... ^_^

Rabu, 02 Maret 2016

KAMU...

KAMU...

Kelak seperti apakah dirimu...
Aku tak pernah bisa menjawab pertanyaan itu...

Kelak seperti apa engkau datang menjemputku...
Aku pun tak pernah bisa menjawab itu...

Kamu...
Yang selalu kusebut dalam setiap doa-doaku...
Agar datang disaat aku benar-benar sudah siap...

Kamu...
Yang selalu kuminta dalam doaku...
Agar menjemputku dengan cara yang indah...

Kamu...
Aku harus bertemu denganmu...
Untuk bisa berjumpa dengan cinta sejatiku...

Kamu...
Aku harus selalu siap menantimu...
Karena kehadiranmu tak pernah bisa kutebak...

Kamu...
Yang selalu saja membuatku terus belajar...
Untuk terus memantaskan diri...

Kamu...
Ya...
Akhir kehidupanku...
Entah bagaimana kelak engkau datang dalam hidupku...
Masih saja selalu menghantui kehidupanku...
Khusnul khatimah atau su'ul khatimah?

Kamu...
Kematianku...
Kepastian yang harus selalu kusiapkan...
Karena aku tak pernah tahu kapan engkau akan datang menjemputku...

Kamu...
Kematianku...
Satu-satunya jalan untuk bisa berjumpa dengan Rabb-ku...
Cita-cita bagi orang-orang yang merindukan perjumpaan dengan-Nya...

Kamu...
Entah bagaimana pun caranya kelak...
Tugasku hanyalah mempersiapkan semuanya...
Belajar, belajar, dan terus belajar...
Untuk menjadi lebih baik dihadapanNya...

Kamu...
Setiap kali mengingat tentangmu...
Aku selalu menyukai salah satu surat cinta dari Tuhanku...
Kalimat yang selalu membuatku semangat dan rindu untuk berjumpa dengan-Nya...
"Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhoiNya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam surga-Ku..."

# Angka yang bertambah, namun sejatinya kesempatan hidup yang semakin berkurang...

Onde-onde & Sarikaja

Sejak dulu, Bapak tak pernah membiasakan kami untuk merayakan ulang tahun. Menurut Beliau, hal itu tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah saw. Itulah sebabnya tak pernah ada perayaan ulang tahun, khususnya tiup lilin dalam keluarga.

Tapi Mama punya kebiasaan yang lain. Setiap kali ada moment penting atau bahagia, seperti anak atau cucunya yang milad, habis wisuda, kakak naik jabatan, dan moment bahagia lainnya, Mama selalu membuat dua kue ini. Kalau orang bugis bilangnya kue onde-onde (klepon) & kue sarikaja.

Duluuuu, aku pernah bertanya mengapa harus membuat kue ini. Takutnya kita melakukan sesuatu yang tak pernah dicontohkan oleh Rasulullah saw. Jawaban Mama sederhana. Sebenarnya menjelaskannya pake bahasa bugis, tapi sudah ditranslate.

"Ini ungkapan kebahagiaan seorang Ibu nak. Mama tidak punya maksud apa-apa. Tapi kamu harus tahu kalau ada doa seorang ibu dibalik kue ini. Kamu lihat proses pembuatan onde-onde ini? Lihatlah, dia berisi gula merah dan ketika dimasak pasti akan tenggelam karena berat. Tapi lama kelamaan dia akan mengapung, padahal gula merahnya masih ada di dalamnya. Maka hiduplah seperti itu. Seberat apapun masalahmu, jangan mau tenggelam dan tidak berbuat apa-apa. Tetaplah mengapung dan terus melanjutkan hidup. Hidupmu akan terasa ringan jika engkau menyerahkan semuanya kepada Allah.
Adapun kue sarikaja, kamu lihat permukaannya. Kalau sudah jadi, permukaannya akan bergelombang. Maka seperti itulah hidup, kita tak pernah tahu gelombang apa yang akan engkau hadapi dalam kehidupan. Apapun itu, maka hadapilah. Seperti rasanya yang manis, maka semua akan terasa manis jika engkau menjalaninya dengan sabar dan ikhlas."

Dan kemarin saat pulang dari kampus, Mama langsung memberiku kue ini dan mengalirlah semua doa-doanya untukku. Lagi-lagi hanya Allah yang bisa membalas semua kasih sayangmu. Aku tahu kalau Mama sudah mau pulang ke Sinjai jauh-jauh hari. Tapi hanya karena moment sekali dalam empat tahun itu, Mama rela menunggu dan berlama-lama di Makassar. Mama, semoga Allah selalu menjagamu dengan sebaik-baik penjagaanNya...

Teruntuk Mama dan Bapak, semoga kelak aku bisa membahagiakan dan membuatmu bangga dihadapan Allah...
Aamiin ya Rabbal 'alamin

NUTRISI UNTUK PASIEN COVID-19

    Pasca postingan tulisan pengalaman saya menghadapi Covid-19 di instagram  (@cerita_bonita), banyak teman yang DM dan japri bertanya ...