Selasa, 21 Juni 2016

KELAS INSPIRASI SINJAI #1


Bismillah...
Tulisan lama yang belum kelar-kelar dan berusaha kuselesaikan malam ini. Aku sengaja menuliskannya untuk kenangan. Kenangan akan kebersamaan dengan saudara baru yang dikirimkan oleh Allah dalam hidupku. Kali ini aku ingin bercerita tentang pengalaman bersama teman-teman di Kelas Inspirasi Sinjai #1.

Berawal dari sebuah lingkaran kecil, ketika Sang Murobbi meminta kami menuliskan apa targetmu tahun ini. Kami diberi waktu satu minggu untuk menuliskan semua target di tahun 2016. Awalnya sempat merasa ragu menuliskan "Membuat Kelas Inspirasi di Sinjai". Pertanyaan yang hadir dibenakku saat itu adalah "dengan siapa aku akan melakukannya?" Sementara aku lebih banyak stay di Makassar. Finally, aku tetap menuliskanya. Keraguan yang masih ada membuatku menuliskannya di target paling akhir. Teringat taujih murobbiku saat itu, "Keinginan yang hanya dilisankan, dia hanya akan menjadi sebuah angan-angan. Tetapi ketika dituliskan, maka dia akan menjadi sebuah cita-cita. Maka tuliskan semua mimpi-mimpimu. Biarlah Allah yang menuntun langkahmu dan mempertemukanmu dengan orang-orang yang punya mimpi yang sama denganmu."

Masih penasaran tentang bagaimana cara membawa KI ini ke Sinjai, akhirnya mempertemukanku dengan adik di Kampus. Fany, salah satu junior di Psikologi yang sudah ahli dalam dunia KI. Aku masih ingat pagi-pagi sebelum ke kampus, aku menyempatkan diri menelponnya. Dan dia hanya berkata, "In syaa Allah bisa Kak. Ajak meki dulu beberapa teman yang punya passion yang sama. Kalau kebaikan akan banyak jalannya."

Orang pertama yang kuajak adalah sahabat baikku, Husni. Masih teringat dengan responnya saat itu, "Ayomi Ita, tapi masih tesiska. Bisaja itu bagi waktu di'?". Ahh teman baikku, aku tidak mungkin mengganggu prioritas utamamu. Bagaimana pun kuliah tetap yang utama karena ada tanggung jawab kepada orang tua disana. Masih ingat waktu kita diskusi berdua di kafe dan untuk pertama kalinya aku melihatmu menangis. Bahkan saat aku menuliskan ini, mataku berkaca-kaca. Mungkin kamu tidak tahu, saat itu pun aku sedang butuh semangat. Tetapi melihatmu menangis, aku harus bisa tetap tersenyum dan mengatakan, "In syaa Allah kita bisa melewati semuanya". Dan dirimu berkata, "Kenapa juga saya mau diajak beginian, jangan meki merasa bersalah Ita. Tidak kusangka akan seperti ini yang kita hadapi." Husni, sahabat terbaikku sejak SMP. Orang paling tulus setelah orang tua dan saudaraku. Mamanya adalah mamaku dan mamaku adalah mamanya. Sampai-sampai ibu kami selalu bilang, "kalian itu, tidak di Sinjai, di Makassar, selalu saja sama. Bagaimana caranya mau menikah kalau selalu jalan berdua begitu." Sayang dirimu karena Allah ukhtikuuuu... :)

Tak berhenti sampai disitu, aku mencoba mengajak salah satu adik di kampus yang juga sama-sama orang Sinjai, Fya. Entah sejak kapan kami mulai akrab. Mungkin sejak kita sama-sama menjadi anak rantau, jauh dari orang tua. Apalagi kondisi kami yang memang punya banyak kesamaan. Selalu suka dengan semangatmu dek. Masih teringat kata-katanya Mammita', "Apakah kalian bikin itu? Adaji mudapat itu nak?". Terima kasih mammi yang sudah mengizinkan kami, mendoakan, menyemangati, dan yang selalu diingat adalah kapurung special Mammi setiap kali meet up di rumahnya Kak Fya. Semoga Allah selalu menjaga Beliau dengan sebaik-baik penjagaanNya. Aamiin ya Rabbal 'alamin.


Husni, Fya, Asrar, Arul, Fadlan, Fany, dan Aria adalah teman-teman yang dikirimkan Allah untuk memulai gerakan positif ini. Rapat perdana di kantor Arul, ditemani oleh hujan gerimis. Sampai ada yang datang berbasah-basah ria. Bersyukur dipertemukan dengan mereka. Orang-orang yang bekerja dalam diam. Boleh dibilang "pemain tenang". Baru dibahas malamnya, besoknya sudah jadi. Terima kasih untuk Fany dan Aria yang selalu memberikan masukan positif untuk KI Sinjai. Rela diganggu tiap malam bahkan ditelepon subuh-subuh hanya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan kami yang masih harus banyak belajar.

REKRUTMEN RELAWAN PANITIA, Butuh waktu satu minggu untuk melakukan proses ini. Proses ini mempertemukanku dengan saudara-saudara baru. Masih teringat saat meet up perdana, saat pertama kali bertemu dengan mereka. Ada yang paling berkesan di moment ini. Ada satu orang relawan panitia yang unik. Namanya Sulkifli Amri. Kami memanggilnya Kak Sul. Saat memperkenalkan diri inilah yang membuat suasana menjadi cair.

"Perkenalkan saya Sulkifli Amri dan saya belum menikah!!!"
Spontan saja seisi ruangan langsung tertawa. Dan kebiasaan melucunya inilah yang ternyata sangat berperan dalam mengakrabkan kami. Gayanya yang sederhana, selalu menggunakan bahasa bugis sampai-sampai kami pun ketularan untuk selalu menggunakan bahasa bugis. Mauling, yaa kakak mauling. Why? Caranya  dalam menyampaikan pesan di group bisa sampai 10-20 kali. Sampai-sampai notif di group hanya berisi pesan dari dia. Kebiasaannya mengganti bahasa "Siaappp" menjadi "Siaaakkkk" akhirnya menjadi sebuah cara kami untuk saling menguatkan ketika semangat sedang menurun. Ada lagi satu moment sama kakak yang satu ini, menelpon jam 10 malam. Melihat nomornya pasti ada sesuatu yang sangat penting. Begitu diangkat langsung ngomong,
"Kak, ada mau kubikin."
"Apa itu dek?"
"Mauka bikin kuda kak!!! Butuhka sepeda secepatnya!"
"Hhhaa? Apa Sul? Tidak salah dengarja dek?"
"Seriuska kak. Haruski total toh?"
Lama terdiam dan bingung harus jawab apa, "Tungguma pade hari kamis dek, saya ke Sinjai ji minggu ini. Adaji sepeda di rumah."
Tiba-tiba responnya, "Aja' na kak kalau hari Kamis, lama sekali. Butuhka malam ini kak!"
"Fassenangni ki ndi'. Datangmi pade besok, nanti saya telpon orang di rumah."
"Tidak bisa sekarang Kak?"
"Suuulll, tidur semuami orang dek..."
"Siaaaakkkkk Kak!!!"
Dan ketika Si KUKIS (KUda Kelas Inspirasi Sinjai) itu jadi, masih teringat pukul 23.00 Wita, Kak Sul, Kak Tullah, dan Kak Kahar datang ke rumah untuk membawa Si Kukis ke rumah. Padahal waktu itu lagi hujan. Semua diselesaikan malam itu karena besok sudah harus dibawa ke CFD.
Saat menuliskan bagian ini, mataku berkaca-kaca mengingat semua totalitasmu dek. Banyak cerita yang pada akhirnya kita putuskan untuk disimpan saja, tak perlu dibagi. "Kak, ada teman-teman yang mau menikmati perannya jadi panitia. Biarkan mi saja kita-kita yang berpikir. Nanti saya bantu untuk kasi tenang ki teman-teman hadapi ini semua." Terima kasih banyak untuk adikku Sul untuk semuanya. Banyak hal yang sudah kita lewati dan aku banyak belajar dari dirimu yang sederhana tapi punya semangat yang tinggi untuk berbagi kebaikan.

MOMENT SPECIAL...
Terlalu banyak kenangan yang sudah diberikan teman-teman selama pelaksanaan Kelas Inspirasi Sinjai. Kali ini aku hanya ingin menuliskan beberapa kenangan yang tak terlupakan untuk diriku pribadi.

Pertama, saat pertama kali meminta izin mama untuk melakukan kegiatan ini. Pertanyaan pertama yang kudapatkan dari Beliau adalah "apa yang akan kamu dapatkan setelah kegiatan ini?". Aku hanya bisa terdiam dan belum bisa memberikan jawaban. Tak pernah menyangka aku akan mendapatkan pertanyaan itu. Sangat wajar mama mempertanyakan semua itu, karena aku kebanyakan di Makassar. Bagaimana mengatur waktu antara pekerjaan dan aktivitas di luar. Saat itu butuh waktu meyakinkan Beliau dan pada akhirnya izin itu pun kudapatkan dengan beberapa syarat yang harus kupenuhi. Pekerjaan tak boleh terganggu dan harus jaga kesehatan. Ada satu hal yang tak terlupakan dengan Mama. Saat itu dia melihatku diam dan Mama tiba-tiba berkata, "Kalau kamu yakin ini kebaikan, lanjutkan. Abaikan saja komentar miring." Ahh Mama selalu paling tahu apa yang kurasakan. Semoga Allah selalu menjagamu dengan sebaik-baik penjagaanNya.

Kedua, kejadiannya di pagi hari. Tiba-tiba aku mendapat informasi dari seorang teman tentang kegiatan kami. Saat itu situasinya aku yang kebagian stay di Sinjai. Pagi itu aku langsung menelpon dua orang panitia yang selalu menjadi teman diskusi, Kak Sul dan Kak Tullah. Aku menceritakan tentang suatu kejadian yang harus segera kami atasi. Finally, ada pengalaman dari Sul yang membuatku terdiam dan tak bisa berkata-kata. Segitunyakah? hanya itu yang terlintas di benakku. Hingga akhirnya ada kalimat dari Sul dan Tullah, "Kak, temmena soal beginian. Ayomi totalki. Janganki setengah-tengah lakukan ini semua. Jangan meki ceritakan ke teman-teman tentang ini. Biarkan teman-teman menikmati perannya sebagai panitia. Cukup kita yang pikirkan bagaimana menyelesaikan semuanya." Aku masih bisa merasakan emosi yang kami rasakan saat itu. Sedih, kecewa, marah, bercampur jadi satu. Dan cerita itu terhapus semuanya berganti dengan satu kata "SEMANGAT". Yaa, aku melihat semangat dari dua orang adikku saat itu. Ya Allah segitu beratnyakah perjuangan? Hinaan, cacian, makian ini belum seberapa dengan apa yang dirasakan oleh Rasulullah saw. Kisah keteladanan dari Beliaulah yang selalu menguatkanku. Disini saya belajar satu hal bahwa hinaan ataupun cacian yang engkau dapatkan adalah motivator terbaik yang diberikan oleh Allah untukmu. Belajar untuk melihat semuanya dari sisi positif. Terima kasih untuk adikku, Sul dan Tullah yang sudah memberiku banyak pelajaran moral selama di KI Sinjai #1.

Ketiga, waktu itu aku janjian untuk meet up dengan Fany dan Fya di Makassar. Kami menghabiskan waktu sampai sore hanya untuk membahas persiapan KI Sinjai. Dan hari itu kami dapat info dari teman-teman di Sinjai bahwa kami belum mendapatkan tempat untuk briefing. Sementara waktu tinggal satu minggu menjelang hari Briefing. Finally, aku yang awalnya tidak ada rencana untuk pulang memilih untuk berangkat malam itu juga. Dijemput tengah malam oleh Fya dan harus meninggalkan mama sendirian di rumah. Disini aku belajar tentang kasih sayang seorang Ibu. Disini ada bagian yang tak ingin kuceritakan. Biarlah menjadi satu pelajaran berharga buat kami panitia. Tiba pukul 02.00 Wita dan besok paginya harus ngumpul lagi menyelesaikan semua persiapan menjelang hari briefing. Hingga sempat nongkrong berjam-jam bareng Fya, Husni, Sul, dan Tullah di bawah pohon Gedung Sinjai Bersatu hanya untuk mendapatkan satu kata, "ACC". Lagi-lagi Sul selalu punya cara untuk membuat kami tetap semangat, meskipun saat itu ngantuknya luar biasa. Kalau meminjam istilahnya Fya, "maumi pecah sedding kepalaku kak!!!".

Keempat, pelajaran ini kudapatkan dari Fandy. Adik kelasku zaman SD, ternyata kami bertemu kembali di KI Sinjai. Seingatku kejadiannya saat hari inspirasi. Masih teringat wajah lelahnya karena seharian mengurusi hari inspirasi di sekolahnya. Dia bercerita tentang satu pengalamannya kepada kami. Hingga akhirnya dia berkata, "Mengapa kita masih bisa bertahan di tengah badai karena motto BERSATU mengalir dalam darah kita dan itu tak bisa dipungkiri. Jadi, tidak perlu menanggapi komentar orang lain kak. Selama kita tetap berjalan sesuai dengan 7 nilai dasar KI, kita jalan saja. Abaikan saja komentar miring orang lain.". Ada lagi satu moment paling tak terlupakan, "Moment Sigetteng" saat gladi. Sampai-sampai kepala sudah mau pecah dan terlontarlah guyonan kita, "Itumi dibilang ikutki meet up kakak Fya!!!". Saat di depan lagi berdebat, di belakang sudah ada yang mau nangis. Tiba-tiba Kak Uppy datang,
"Bagaimana mi dek? Selesaimi semua toh?".
Rasanya saat itu sudah mau menyerah dan hanya bisa berkata, "Kak, janganmi terlalu banyak lagi macam-macamnya acarata' kasina. Besokmi acarata', na belumpi kelar-kelar gladita'. Jam satu malam mi kak".
"Nda ji, jangan mi pikirki. Selesaikan mi saja itu..."
Kak Uppy, pemain tenang yang selalu peka dalam diam, diam-diam semua sudah terselesaikan dan berhasil memecah semua kepanikan panitia. Dulu semua kejadian itu tidak berhasil menggoreskan senyuman di wajah kita, tetapi sekarang menjadi satu kenangan yang membuat kita tersenyum lepas. Yaappp, kita berhasil melewati semua masa-masa sulit. Terima kasih dek Fandy sudah mau jadi MC ditengah kesibukanmu dengan pekerjaan.

Teringat pesan Kak Uppy, "Kita sudah cukup kuat untuk menghadapi ujian dari luar. Seharusnya kita harus jauh lebih kuat menghadapi ujian apa pun." Kak Uppy, salah satu kakak yang banyak memberiku pelajaran moral. Pelajaran tentang totalitas dalam memberikan yang terbaik untuk semua hal kebaikan. Kakak yang selalu bisa menenangkan kami di saat kami sedang panik. Kakak "PEKA DALAM DIAM", pergerakannya yang lebih banyak diam, tetapi in syaa Allah semua sudah dipikirkan oleh dia. TOP BGT daaahhh.

Kelima, inilah moment yang paling berharga buat aku pribadi. Melihat kakakku mau meluangkan waktunya ikut terlibat di kegiatan ini. Tak perlu kuceritakan bagaimana mengajak mereka. Aku hanya bisa bersyukur kepada Allah. Akhirnya Allah menjawab semua doa-doaku. Doa yang selalu kupanjatkan sejak mengenal jalan dakwah ini. Butuh waktu sepuluh tahun hingga akhirnya apa yang kumimpikan selama ini menjadi sebuah kenyataan dihadapanku. Terima kasih banyak untuk semua kakakku yang selalu mendukung, mendoakan, dan memberi semangatnya. Terima kasih sudah mau mendengarkan curhatan adikmu ini dan memberikan banyak masukan positif untuk diri saya pribadi.















Masih banyak kenangan dengan teman-teman panitia yang ingin kutuliskan. Semoga dilain waktu aku masih bisa melanjutkan tulisan ini. Di akhir tulisanku, aku ingin menyampaikan rasa terima kasihku kepada:

Cinta sejatiku, Allah swt. Berkat izinNya-lah kami bisa melakukan semua ini. Mempertemukanku dengan orang-orang yang punya mimpi yang sama. Banyak pelajaran hidup yang Allah berikan untukku selama pelaksanaan KI Sinjai. Pelajaran tentang keyakinan, kepada siapa kita harus berharap dan menggantungkan semua harapan dan doa-doa. Ya Allah, jadikanlah ini semua sebagai bagian dari langkah-langkah kecil kami untuk mendekat kepadaMu...

Rasulullah saw, sebaik-baik teladan. Kisahnya dalam menyebarkan agama Islam selalu jadi penyemangat untuk diri saya pribadi. Semoga kelak bisa menjadi salah satu orang yang mendapat syafaat dari Beliau. Aamiin ya Rabbal 'alamin...

Orang tua kami yang sudah memberikan kami izin untuk melakukan kegiatan ini. Selalu mendoakan dan menyemangati kami. Ya Allah, jika semua ini adalah kebaikan, kumohon alirkanlah pahalanya untuk ayah dan ibu kami. Aamiin ya Rabbal 'alamin...

Teman-teman panitia KI Sinjai #1...

Kak Fya dan Kak Husni, teman baperan selama KI. Teman sakit kepala kalau lagi ada masalah. Bersyukur ada Abba yang selalu kasi tenang anak gadisnya. Abba yang selalu menasehati dan menguatkan kalau kami sedang panikan hadapi masalah...
Kak Sul, terima kasih banyak dek. Aku banyak belajar darimu. Terima kasih untuk semua totalitasta' dek. Seperti  kata mamaku, "kamu sudah seperti adik laki-lakiku..."
Kak Tullah, terima kasih banyak dek. Banyak pelajaran yang kudapatkan dari seorang Tullah. Pelajaran untuk memperjuangkan semua kebaikan. Fotografer andalan di TIM A. Panitia KI yang jumlah fotonya bisa dihitung jari karena kebanyakan pegang kamera. Satu tim dengan Tullah adalah salah satu pengalaman paling berharga selama di KI...

Teman-teman fasilitator, terima kasih untuk semua totalitasya... Satu minggu menjelang hari inspirasi adalah hari yang penuh dengan perasaan "dumba-dumba" yang kita lewati bersama. Mulai dari pengajar yang tidak aktif di group hingga yang mundur pada saat hari inspirasi. Semua adalah pelajaran tentang bagaimana menghadapi orang dengan berbagai karakter.
Kak Desy, ceria, semangat, selalu punya ide-ide keren untuk membuat sesuatu yang berbeda. Teringat responmu saat memintamu jadi Master Chef, "Biarmi saya mi kak. Total toh kak? Takkala mi kak...". Apalagi waktu spanduk di sekolah belum terpasang atau kalau group lagi sepi, "Kak bagaimana menurutta' timk-ku? aman ji toh?". Selalu suka dengan semangat belajarnya Kak Desy dan teruslah berbagi ilmu dengan orang-orang di sekitarmu dek.
Kak Anty, adik bungsu kami di KI. ceria, semangat, dan selalu mau belajar. Rindu dengan chat-mu dek, "Kak Boni, tidak adaji salah kata-kataku di group kak?" Teruslah belajar dek, suka banget dengan semua perubahan positifmu selama di KI Sinjai.
Kak Amma, super lincah, wonderwoman, semangat belajarnya TOP BGT, dan sangat inisiatif.
Kak Canci, rindu dengan moment-moment kalau lagi berantem sama Sul. Meskipun selalu diusili, tapi tidak pernah marah.
Kak Kahar, meskipun sempat bikin saya panik karena tidak bisa ikut briefing tapi semua tetap bisa terselesaikan. Thanks kak kahar untuk semuanya.
Kak Fajar, fasil yang paling sering nongol kalau lagi bahas masalah nikah-nikah di group. Pasti langsung paling pertama muncul, jadilah dirinya bahan bullyan. Yaaa, semoga segera dipertemukan dengan tulang rusukmu dek.

Kak Lina, jadi ingat waktu pertama kali kita kenalan. teringat dengan komentarmu melihat jumlah panitia Pubdok, "Kak Boni, panitia pubdok hanya kami bertiga?" Ternyata tiga orang membawa semangat 30 orang. Terima kasih Kak Lina untuk semangat dan totalitasnya.
Kak Idhan, terima kasih kak sudah ikut berkonstribusi menjadi fasilitator di KI Sinjai #1.
Kak Wahdah, teringat teleponmu dek pukul 12 malam, "Kak, bagaimana itu tim-ku?". Masih ingat waktu masih sama-sama di SD, sekarang sudah bisa satu tim dengan Wahdah adalah suatu kesyukuran yang luar biasa buat saya.
Kak Akirah, maaf dek kalau awalnya saya lambat merespon niatmu untuk menjadi panitia. Bersyukur ada Tullah yang mengingatkan. Teringat malam H-1 hari Inspirasi, nangis di kafe Karampuang curhat habis tentang timnya. Ternyata dikerjai sama Pak Usman dkk. Adikku yang paling polos, hehehe...
Kak Fandy,adik kelas zaman SD sekarang sudah jadi orang hebat dan selalu bisa memberi semangat untuk teman-teman di group. Fandy yang paling sering mengingatkanku lewat japrian, "Kak, kasi tenangki anak-anak di group di' kak. Sebenarnya panik tonja, tapi berusahaka semangati teman-teman..." Terima kasih banyak juga dek sudah mau direpotkan untuk tempat nginapnya teman-temanku dari Makassar.
Kak Nia, lembut,semangat, dan semangat belajar yang tinggi.
Kak Tari, kadang susah membedakan yang mana Tary, yang mana Desy. akhirnya waktu juga yang membuatku belajar membedakan kalian. Maaf kalau suka kebolak-balik menyebut nama kalian. Teringat dengan kejadian di group, semua pada nge-japri, "Kak, magai ro Tary  kasina? jangan sampai ada masalahnya tidak mau na bagi?" Akhirnya dirimu bisa melewati semuanya dek. Two thumbs up buat Tary.
Kak Emy & Kak Idha, fasil kecenya SD 103, Air terjun Barania...
Kak Rika & Kak Dhany, fasil kece SD 1...
Kak Mutia, teringat waktu pertama kali mengajak utik jadi panitia. Pake acara BBM-an panjaaaaannnggg dan akhirnya mau juga. Thanks sahabatku...
Kak Tuty, siletting yang awalnya jadi fasilitator terpaksa harus turun jadi pengajar. Terima kasih sahabatku yang sudah mau direpotkan.
Kak Akbar, finaly aku tahu kenapa dirimu jarang ikut rapat. Disini aku belajar satu hal bahwa selalulah berprasangka baik pada orang lain. Sukses semua agenda-agenda kebaikanmu Bro...
Kak Rahman, awalnya jadi fasil akhirnya terpaksa harus jadi pengajar. Terima kasih bro sudah mau turun jadi pengajar.
Kak Ria, bendahara andalan selama KI dan paling jago hadapi moduser...
Kak Bety, pertama kali kenal Bety waktu bareng-bareng bawa undangan ke sekolah. Banyak cerita selama di jalan sampai-sampai ngomong, "Kak, sory nah kalau kebanyakan curhatka. Kusuka saya cerita-cerita kalau lagi di motor." Bersamamu aku merasa memiliki seorang adik perempuan.
Kak Esse, salah satu kakak terbaik selama KI. Banyak kebaikanmu yang engkau sembunyikan dan hanya engkau bisikkan di telingaku, hanya Allah yang bisa membalas semuanya untukmu Kak.
Kak Asrar, jarang muncul di dunia nyata tetapi terbaik di belakang layar. Jadi ingat kata-katamu dek, "Kak, terkadang ada orang yang baruki mendidih airnya na merasa hebatmi. Kita tidak usah habiskan energi memikirkan komentar orang-orang, yang kita lakukan adalah kebaikan. Allah selalu memberikan jalan kalau kebaikan yang kita perjuangan Kak..."
Kak Anca, teman audiensi di kampus yang pada akhirnya turun jadi pengajar...
Kak Runy, yang sudah banyak berbagi tentang dunia KI...
Bunda Zohrah, yang selalu jadi bunda yang menyemangati kami anak-anaknya...
Kak Fadlan, yang sudah banyak membantu saat pertama kali observasi ke sekolah-sekolah...
Kak Arul, thanks dek sudah mau jadi pengajar dan banyak membantu dalam hal publikasi...
Kak Emink, yang sudah membantu menjelang persiapan briefing...
Kak Otnil, Kak Ezhy, dan Kak Arby, teman-teman pubdok yang sudah membantu dalam hal publikasi...


Di akhir tulisanku, aku ingin mengucapkan terima kasihku yang sebesar-besarnya untuk semua kebersamaan ini. Teman-teman adalah guru kehidupan yang dikirimkan oleh Allah untukku. Masih banyak pelajaran moral yang kudapatkan dari teman-teman selama tiga bulan kebersamaan kita. Teruslah berbagi dan menebar manfaat untuk orang-orang di sekitar kita. Jika berbuat baik saja membuat banyak orang berkomentar miring, apalagi jika berbuat keburukan. Maka teruslah melangkah selama kita yakin bahwa apa yang kita jalani adalah bagian dari usaha kita menjadi manusia bermanfaat untuk orang-orang di sekitar kita. Bukankah sebaik-baik manusia adalah yang banyak manfaatnya?

Terima kasih juga untuk teman-teman relawan pengajar, dokumentator, dan kepala sekolah yang sudah meluangkan waktunya berbagi sehari untuk adik-adik SD di Kabupaten Sinjai. Special thanks untuk beberapa sahabat saya yang sudah jauh-jauh datang ke Sinjai, meskipun bukan orang asli Sinjai tetapi mau berbagi dengan adik-adik.

Terima kasih juga untuk teman-teman pengajar sekaligus mau membantu pelaksanaan KI Sinjai ini dalam hal dana. Teman-teman yang benar-benar mengerti bahwa gerakan ini tidak boleh ada sponsor dan bebas kepentingan. Semuanya murni gerakan kerelawanan. Kami tidak bisa membalas semua kebaikan teman-teman, hanya Allah yang bisa membalasnya dengan balasan yang lebih baik. Disini aku belajar satu hal bahwa segala sesuatu yang datangnya dari hati akan sampai ke hati. Teman-teman yang sudah mau meluangkan waktu sehari, tetapi juga mau memberikan sebagian rezekinya untuk membantu menyukseskan Gerakan Kelas Inspirasi Sinjai #1. Ada juga teman-teman yang tidak bisa ikut bergabung menjadi pengajar dan panitia, tiba-tiba langsung nge-japri, "Boni, ada sedikit rezekiku. Semoga bisa membantu kegiatannya teman-teman." Disitulah aku melihat kekuasaan Allah. Sungguh Allah yang menggenggam dan menguasai hati-hati manusia. Semoga Allah memberikan balasan yang lebih baik, rezeki yang berlimpah, dan berkah buat teman-teman. Aamiin ya Rabbal 'alamin.

Alhamdulillah, selesai juga tulisan ini setelah tiga hari berhadapan dengan laptop. Rasanya nano-nano saat menyelesaikan tulisan ini. Semoga gerakan kerelawanan ini tidak berhenti sampai disini. Semoga setelah KI Sinjai akan lahir gerakan-gerakan positif lainnya yang bertujuan untuk memajukan dunia pendidikan di Kabupaten Sinjai. Terakhir, secara pribadi saya ingin memohon maaf jika ada kesalahan dalam lisan dan perilaku. Jika ada khilaf, Wallahi tak ada niat sedikit pun untuk menggoreskan luka di hati teman-teman. Saya hanyalah manusia biasa yang tak pernah luput dari kekhilafan. Sungguh jika ada kebaikan dan kebenaran, semua itu datangnya dari Allah.

Wallahu a'lam bi shawab

"Membuat perubahan bukanlah semudah membalikkan telapak tangan. Namun, apapun kesulitan itu, jadikanlah Allah dan RasulNya sebagai penyemangat untuk menebar kebaikan dan menegakkan agama Allah..."

Sabtu, 18 Juni 2016

HIDAYAH ALLAH

Bismillah...

Beberapa hari yang lalu, ada kalimat dari ustadz yang tersimpan baik di memoriku, "Setiap kali berdoa, mintalah selalu agar diberikan hidayah oleh Allah. Jika hidayah itu sudah diberikan olehNya, maka in syaa Allah ampunanNya pun akan mudah engkau dapatkan".

Kalimat itu sempat mengusik pikiranku. Hidayah, sesuatu yang pernah kucari dan kuperjuangkan. Alhamdulillah, dia datang menyapaku di tahun 2006. Dia datang menyapaku ketika hatiku benar-benar sedang mencari cintanya Allah.

Sempat terpikirkan olehku bahwa hidayah itu hanya sekali datang dalam diri seseorang. Hingga perjalanan panjang memberikanku pelajaran bahwa manusia adalah tempatnya salah dan dosa. Boleh jadi hari ini dia imannya sedang di atas, entah esok atau lusa. Seperti itulah iman, kadang di atas dan kadang lebih di atas lagi.

Akhirnya, taujih dari ustadz kemarin memberikanku pelajaran bahwa memang sudah seharusnya kita harus selalu meminta hidayah itu. Karena proses memperbaiki diri dihadapan Allah harus senantiasa dilakukan dengan menjadi manusia lebih baik dari hari kemarin. Teringat dengan suatu ungkapan dikatakan bahwa "Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka dia termasuk orang yang beruntung. Barangsiapa yang hari ini sama dengan kemarin, maka dia telah lalai (merugi). Barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka dia terlaknat (binasa)".

Hidayah, ibarat engkau ingin makan buah mangga. Pastinya harus berusaha dulu, entah dengan memanjat pohonnya atau sekedar melempari buahnya dengan batu. Begitu pun dengan hidayah. Engkau harus memintanya dari Allah agar diberi hidayah. Engkau pun harus menjemputnya dengan terus mempelajari ilmu Allah. Entah lewat buku bacaan atau pun dengan menghadiri majelis ilmu.

Jika hidayah itu datang, maka mintalah kepada Allah agar Dia senantiasa menetapkan hatimu di jalanNya. Sungguh hati itu ibarat kapas yag mudah tertiup angin. Hati pun bisa terbolak-balik dan sungguh Allah Maha membolak-balikkan hati manusia. Sungguh Allah Maha Menggenggam hati-hati manusia. Maka berdoa agar senantiasa istiqomah di jalanNya haruslah menjadi satu permintaa rutin di setiap munajat kita.

Hidayah adalah satu nikmat yang harus kita syukuri. Teringat nasehat Sang Murobbi, "Nikmat islam, iman, ihsan, dan hidayah yang Allah berikan adalah nikmat terbesar yang Allah berikan dalam hidup kita. Mungkin kita kadang lupa mensyukuri nikmat itu. Maka jagalah Allah, in syaa Allah DIA pun akan menjagamu. Pastinya khusnul khatimah dan syahid di jalan dakwah ini akan selalu menjadi cita-cita kita. Dan rindu dengan perjumpaan denganNya akan selalu menjadi semangat kita melewati setiap ujian kasih sayangNya. Mintalah kepada Allah, dimana pun kita hidup semoga kita selalu hidup di jalan cinta para pejuang.

Sahabatku...
Hidup adalah sebuah perjalanan panjang...
Perjalanan pulang menuju kampung halaman...
Perjalanan menuju keabadian...
Perjalanan meninggalkan fatamorgana dunia...

Sahabatku...
Kita adalah musafir...
Musafir yang sedang melakukan sebuah perjalanan pulang...
Maka siapkanlah bekal terbaikmu...

Sahabatku...
Saat engkau merasa lelah, maka istirahatlah sejenak...
Istirahatlah untuk menyiapkan bekal melanjutkan perjalanan pulangmu...
Yakinlah bahwa kelelahanmu karena Allah di dunia akan Allah balas di surgaNya...

"Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat  menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah  dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar. Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu)  pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman." [QS.A-shaff:10-13]


Sahabatku...
Terkadang ada rindu yang tak bisa dilisankan...
Rindu yang hanya bisa terungkapkan lewat sujud panjang...
Rindu dengan semua janjiNya bahwa pertemuan denganMu adalah sesuatu yang nyata...
Rindu yang mengalahkan semua kelelahan yang telah dilewati...
Dengan penuh keyakinan pada janjiMu dalam surat cintaMu...

"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang melawat, yang ruku', yang sujud, yang menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah berbuat munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu." [QS.At-Taubah:111-112]

Wallahu a'lam bi shawab 

# Tulisan ini kupersembahkan untuk saudaraku yang tak pernah lelah berjuang di jalan cinta para pejuang...
Teruntuk sahabat perindu surgaku, kelak jika kalian telah masuk surgaNya Allah dan tak menemukanku , kumohon carilah aku... 

Senin, 13 Juni 2016

HADIRKAN KEYAKINAN KEPADA-NYA

Terkadang apa yang kita rencanakan sejalan dengan rencana Allah. Pastinya suatu kesyukuran bila semuanya berjalan sesuai dengan rencana kita.

Namun, kadang kita lupa satu hal. Kita lupa mempersiapkan diri kita dengan kekecewaan. Ada banyak hal di dunia ini yang kadang tak sejalan dengan semua rencana kita. Kadang kita lupa mempersiapkan kelapangan hati menerima kegagalan atau pun kekecewaan.

Boleh jadi saat kekecewaan itu datang, Allah justru lebih tahu yang terbaik untuk kita. Bukankah Allah lebih tahu kebutuhan kita? Karena sesungguhnya Allah memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan.

Boleh jadi saat kekecewaan itu datang, Allah sebenarnya ingin menegur kita. Allah ingin mengajari kita tentang niat, untuk siapa engkau melakukan semua itu. Benarkah untuk Allah? Ataukah kamu mengaharap balasan lain selain ridhonya Allah?

Boleh jadi saat kekecewaan itu datang, Allah ingin mengajari kita tentang ilmu sabar dan ikhlas. Bukankah pelajaran sabar dan ikhlas itu sepanjang waktu? Dan lagi-lagi sabar itu tepat waktu kawan.

Banyak pelajaran yang bisa engkau dapatkan saat rencanamu tak sejalan denagan rencanaNya. Engkau hanya butuh satu hal, KEYAKINAN!!!

YAKIN bahwa janji Allah itu pasti...
YAKIN bahwa Allah bersama dengan orang-orang yang senantiasa berjalan di jalanNya...
YAKIN bahwa Allah akan menolong orang-orang yang senantiasa menolong agamaNya...
YAKIN bahwa rencanaNya selalu jauh lebih indah...

Saat keyakinan itu ada di dalam hatimu, maka pastinya engkau akan selalu berprasangka baik kepadaNya. Prasangka baik kepadaNya akan menuntunmu untuk melapangkan hati menerima setiap ketentuanNya. Saat engkau bisa melapangkan hati menerima dan mengikhlaskan setiap kejadian, in syaa Allah tak ada lagi kata kecewa. Yang ada hanyalah kesyukuran bahwa Allah masih sayang padamu. Allah memberikan yang terbaik untuk kita, meskipun tak sejalan dengan apa yang sudah kita rencanakan. Mungkin engkau tak menemukan jawabannya sekarang. Karena tidak semua pertanyaan harus terjawab saat ini bukan? Mungkin akan terjawab esok lusa, minggu depan, tahun depan, lima tahun lagi, sepuluh tahun lagi, atau memang tak akan ada jawaban. Tapi yakinlah bahwa ketetapan Allah selalu jauh lebih indah.

Berbahagialah kawan!!!
Saat dunia terasa sesak, maka lihatlah ke langit...
Ada langit yang sangat luas dan luaskan hatimu seperti dia...
Engkau berhak bahagia bukan?
Masih ada hari esok dan bukalah lembaran baru...
Mulai lagi cerita yang baru dengan penuh keyakinan kepadaNya...
Hidup ini terlalu singkat jika hanya engkau habiskan untuk sesuatu yang sangat duniawi...
Kembalilah menuliskan ceritamu yang baru...
Awali semuanya semata-mata untuk menggapai ridhoNya...
Bukankah hidup untuk mendapatkan keridhoaanNya?

Wallahu a'lam bi shawab...

NUTRISI UNTUK PASIEN COVID-19

    Pasca postingan tulisan pengalaman saya menghadapi Covid-19 di instagram  (@cerita_bonita), banyak teman yang DM dan japri bertanya ...