Rabu, 26 Oktober 2016

RESENSI NOVEL "MATAHARI" TERE LIYE



Judul Novel                : Matahari
Penulis                        : Tere Liye
Penerbit                      : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit              : Juli 2016
Tempat Terbit            : Jakarta
Tebal                          : 390 halaman
Harga                         : Rp 97.000,00

SINOPSIS

Namanya Ali, 15 tahun, kelas sepuluh. Jika saja orangtuanya mengizinkan, seharusnya dia sudah duduk di tingkat akhir ilmu fisika program doktor di universitas ternama. Ali tidak menyukai sekolahnya, guru-gurunya, teman-teman sekelasnya. Semua membosankan baginya.

Tapi sejak dia mengetahui ada yang aneh pada diriku dan Seli, teman sekelasnya, hidupnya yang membosankan berubah seru. Aku bisa menghilang, dan Seli bisa mengeluarkan petir.

Ali sendiri punya rahasia kecil. Dia bisa berubah menjadi beruang raksasa. Kami bertiga kemudian bertualang ke tempat-tempat menakjubkan.

Namanya Ali. Dia tahu sejak dulu dunia ini tidak sesederhana yang dilihat orang. Dan di atas segalanya, dia akhirnya tahu persahabatan adalah hal yang paling utama.

***

Novel ini bercerita tentang petualangan tiga sahabat, yaitu Raib, Seli, dan Ali. Ketiganya memiliki kelebihan masing-masing. Raib yang bisa menghilang, Seli yang bisa mengeluarkan petir, dan Ali yang bisa berubah menjadi beruang besar. Pada novel ini diceritakan tentang pengalaman ketiganya saat melakukan petualangan ke klan Bintang. Saat melakukan petualangan ini mereka menemui banyak rintangan. Salah satunya saat dalam perjalanan menuju klan Bintang, mereka harus menghadapi ular dan kelelawar raksasa.

Ketika tiba di klan Bintang, mereka bertemu dengan Faar yang pada akhirnya banyak memberikan banyak pelajaran dan menolong mereka selama berpetualang. Mereka yang pada awalnya hanya berniat untuk melakukan sebuah perjalanan petualangan, malah menjadi buronan dewan kota. Disinilah bagian yang menegangkan di saat mereka harus menghadapi pasukan klan Bintang dan robot-robot yang dibuat dengan teknologi canggih.

Penyatuan tiga karakter dalam novel ini menambah keseruan ceritanya. Raib yang kadang masih ragu dengan kekuatan dalam dirinya, Ali yang terkesan santai tetapi selalu memberikan energi positif untuk teman-temannya, dan Seli yang terkadang penakut namun selalu datang di saat-saat genting untuk menolong temannya.    

Tere Liye yang selalu memberikan banyak pelajaran moral di setiap novelnya, maka di novel ini pun banyak hikmah yang bisa dipetik. Pelajaran pertama, pada halaman 174 – 175 yang menceritakan tentang pertemuan Faar dengan ketiga sahabat petualang Raib, Ali, dan Seli. Faar yang terkejut karena rasa ingin tahu mereka yang besar mendorong mereka untuk berpetualang. Pada bagian ini, penulis seperti ingin memberikan pelajaran untuk remaja zaman sekarang yang lebih banyak menghabiskan waktunya di depan gadgetnya atau pun melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat. Masa remaja seharusnya diisi dengan menambah banyak pengalaman hidup agar kelak lebih siap menghadapi kehidupan. Pada bagian ini juga, penulis memberikan pelajaran bahwa segala sesuatu yang datangnya dari hati akan kembali ke hati. Setiap kebaikan yang diberikan kepada orang lain, maka sejatinya kita sedang berbuat baik untuk diri kita sendiri. Seperti quotes di bagian ini, “Tidak ada yang perlu dicemaskan dari orang baik hati, bukan?

Pelajaran kedua, pada halaman 338 yang menceritakan saat Ali berusaha memberikan semangat kepada Raib. Ali yang berusaha untuk terus berpikir positif dan tidak patah semangat berhasil mengembalikan semangat Raib bahwa mereka bisa melewati ujian tersebut.

Pelajaran ketiga, pada halaman 357 – 359 yang menceritakan tentang buku kehidupan dan buku kematian. Ada kalimat yang sangat menarik, “Keyakinan yang teguh, yang bahkan lebih kuat dibanding kekuatan itu sendiri, akan membawamu jauh sekali. Dilengkapi dengan ketulusan dan kebaikan hati, kau akan menghiasi halaman-halaman selanjutnya Buku Kehidupan”. Pada bagian ini, penulis sepertinya ingin memberikan pesan kepada pembaca untuk selalu mengisi waktu dengan kebaikan-kebaikan karena sejatinya saat ini kita sedang menuliskan buku kehidupan kita. Meyakini bahwa setiap manusia diberikan kekuatan diri atau potensi oleh Allah swt. Potensi tersebut hendaknya kita gunakan dalam kebaikan karena sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya. Kelak buku kehidupan tersebut akan menjadi sebuah sejarah kehidupan kita yang akan diwariskan pada anak cucu di kemudian hari. Hingga mereka bisa belajar dari setiap pengalaman kehidupan yang telah kita tuliskan.

Pelajaran keempat, pada halaman 362 yang menceritakan kisah Raib yang bertanya kepada Ali tentang cara melatih kekuatannya agar menjadi lebih baik. Jawaban Ali yang inilah yang pada akhirnya membuat Raib yakin akan kekuatan yang dimilikinya, “Kamu tahu Ra, ayahku pernah bilang, Hidup ini adalah petualangan, Ali. Semua orang memiliki petualangannya masing-masing, maka jadilah seorang petualang yang melakukan hal terbaik.” Pada bagian ini, penulis sepertinya ingin memberikan pesan kepada pembaca untuk selalu memberikan hal terbaik dalam setiap perjalanan hidup.

Pelajaran kelima, pada halaman 389 yang menceritakan perpisahan tiga sahabat petualang dengan Faar. Saat mereka hendak berpisah, Faar memberikan sebuah nasehat bijak, “Jangan cemaskan sesuatu yang belum terjadi Nak. Kita selalu bisa mengubah jalan cerita dengan ketulusan.” Lagi-lagi penulis memberikan pelajaran bahwa tak ada ruginya jika kita selalu memberikan kebaikan dan ketulusan kepada orang lain dalam hidup ini.

Lagi-lagi Tere Liye berhasil memberikan banyak pelajaran moral dalam novelnya. Riset yang sangat mendalam sangat tergambar dari caranya dalam mendeskripsikan suatu kejadian yang sangat banyak berhubungan dengan ilmu fisika. Hal ini membuat novel ini tak hanya sekedar bahan bacaan fiksi, tetapi banyak pengetahuan yang dimasukkan untuk memperkuat cerita dalam novel ini.

KELEBIHAN NOVEL
Novel ini banyak membahas tentang ilmu fisika yang kadang susah untuk dipahami di ruang kelas. Bagi orang-orang yang kurang begitu menyukai pelajaran tersebut, maka buku ini bisa menjadi pilihan bacaan untuk memahami fenomena alam yang sering terjadi dan berhubungan dengan ilmu fisika. Novel ini juga sudah menambah pilihan bacaan untuk kalangan remaja. Kelebihan lain dari novel ini adalah ada pelajaran moral di setiap kejadian yang dialami oleh tokoh dalam cerita. Hal inilah yang menjadi kekuatan novel ini sehingga tidak menjadi bahan bacaan yang hanya sekedar novel, tapi banyak pelajaran moral yang sangat berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

KEKURANGAN NOVEL
Desain cover dari novel yang kurang menarik, padahal isi novelnya sangat bagus. Apalagi novel ini lebih diperuntukkan bagi kalangan remaja.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NUTRISI UNTUK PASIEN COVID-19

    Pasca postingan tulisan pengalaman saya menghadapi Covid-19 di instagram  (@cerita_bonita), banyak teman yang DM dan japri bertanya ...