Tulisan ini adalah untuk memenuhi janji kepada beberapa
teman yang bertanya via japri tentang hasil pelatihan Metode Tabarok bersama
Syaikh Kamil. Di tulisan ini saya mohon maaf karena tidak bisa berbagi tentang
metodenya secara detail. Hal ini disebabkan karena kami sudah menandatangani
surat perjanjian untuk tidak menshare kecuali kepada mereka yang memang sudah
mengikuti pelatihannya. Menurut saya ini wajar jika mereka melakukan ini karena
kalau pun saya share, khawatirnya malah teman-teman akan tambah bingung. Mohon doanya
saja semoga Allah memampukan untuk segera membuka rumah tahfidz untuk Balita (kalau
ini serius ngarep didoakan, hehehe…). Maka di tulisan ini saya akan menshare
nasehat dari Syaikh Kamil beserta beberapa tips dari Beliau hingga berhasil
membuat anaknya menjadi penghafal di usia 4,5 tahun dalam kurun waktu 1,5
tahun.
Banyak orang yang sibuk berlomba-lomba untuk mencari
kehidupan dunia. Mereka sibuk mencari kesejahteraan hidup. Padahal kehidupan
yang baik itu adalah hidup sesuai dengan Al Qur’an. Cobalah hidup dengan Al Qur’an,
maka dunia akan berada dalam genggamanmu. Silahkan teman-teman baca lagi shiroh
para nabi dan rasul serta sahabat/sahabiyah, bagaimana mereka hidup dengan Al
Qur’an dan sampai sekarang fakta-fakta itu masih ada tentang kejayaan peradaban
Islam dahulu. Lalu apa yang harus kita lakukan agar bisa mencapai kesejahteraan
hidup yang sebenarnya, yaitu Al Qur,an? Oke, saya paparkan yaaa…
Pertama, TARGET HARUS JELAS. Jika target Anda hanya “Saya
mau menghafal Al Qur’an”, maka target ini belum jelas. Coba lebih dispesifikkan
lagi menjadi semakin jelas, “Saya mau menghafal juz 30 dalam kurun waktu satu
bulan”. Target yang jelas seperti ini (targetnya apa dan berapa lama jangka
waktunya) akan membuat kita lebih mudah dalam menyusun perencanaan.
Kedua, HARUS SESUAI DAN BISA DIANALOGIKAN. Target seperti “Saya mau menghafal juz 30
dalam kurun waktu satu bulan” ini sudah bisa dianalogikan targetnya apa dan
jangka waktunya berapa lama. Mengenai sesuai atau tidak, maka silahkan disesuaikan
dengan kemampuan masing-masing.
Ketiga, HARUS DAPAT DICAPAI. Jadi, jangan menargetkan
sesuatu yang mustahil karena kemampuan setiap orang beda-beda, maka silahkan
diukur kemampuan dirinya. Tetapi yang saya dapat pesan dari sini adalah Al Qur’an
ini diturunkan oleh Allah untuk mudah dihafalkan, maka jangan pernah merasa
pesimis bahwa Anda tidak mampu. Yang membuat kita tidak mampu boleh jadi karena
memang kita belum menjadikan Al Qur’an sebagai prioritas utama dalam hidup
kita.
Keempat, TARGET BISA DICAPAI DENGAN PENGULANGAN. Ini adalah
sesuatu yang tidak mudah bagi yang sudah menghafal, yaitu bagaimana agar
hafalan tetap bertahan. Maka muroja’ah alias mengulang-ulang hafalan mesti kita
lakukan
Kelima, TARGETNYA HARUS MEMILIKI BATAS WAKTU. Jangan seenaknya
memasang target tetapi tidak jelas waktunya. Lagi-lagi ini untuk menjadi
kontrol buat pribadi.
Keenam, TARGETNYA BISA DIKEMBANGKAN. Jadi, kalau sudah hafal
juz 30 maka dilanjut lagi ke juz 29 dan seterusnya.
Nahhh, itu ada enam tips dari Syaikh Kamil. Koq tipsnya
bukan untuk Balita? Teman-teman sebelum membuat anak-anak jadi penghafal,
hayuuukkkk kita berlatih untuk membuat target akhirat untuk pribadi dulu. Jangan
sampai kita memasang target untuk anak, tetapi tidak pernah membuat target
untuk diri sendiri. So, disini Beliau memberikan nasehat tentang
pintar-pintarlah membuat skala prioritas. Bagi yang terbiasa membuat ini, pasti
sudah tahu pembagiannya:
Pertama, PENTING DAN MENDESAK
Kedua, PENTING, TETAPI TIDAK MENDESAK
Ketiga, TIDAK PENTING, TETAPI MENDESAK
Keempat, TIDAK PENTING, TIDAK MENDESAK
Naahhh, kira-kira kalau selama ini amalan-amalan kita yang
langsung berinteraksi dengan Allah masuk di skala prioritas mana? Apakah sholat
masih ditunda-tunda? Atau sholat masih di akhir waktu? Kalau masih seperti itu
maka itu artinya sholat belum masuk dalam kategori penting dan mendesak. Padahal
seharusnya sholat masuk dalam kategori pertama. Begitulah cara syaithon
menggoda kita selama ini. Membuat yang seharusnya penting menjadi tidak penting
di mata kita dan sebaliknya, sesuatu yang tidak penting menjadi sesuatu yang
sangat penting. Contoh kasus, membalas komen-komen di gorup WA ketika adzan
masjid sudah memanggil, biasanya mana yanng kita dahulukan? Silahkan dijawab
sendiri. Salah satu kerjaan syaithon adalah mengutak-atik amalan kita, sehingga
kita mengakhirkan yang wajib dan mendahulukan yang bukan skala prioritas.
Maka dunia ini terlaknat kecuali bagi orang yang berdzikir. Berdizikir
disini bukan hanya sekedar yang mulutnya komat kamit berdzikir, tetapi setiap
aktivitasnya adalah bentuk dzikirnya kepada Allah. Setiap aktivitasnya menambah
kecintaan dan ketaatannya kepada Allah.
Nahhhh, sekarang saya akan sharing untuk balitanya.
Pertama, MENJAGA MAKANANNYA. Sarapan ala Rasulullah saw
adalah tujuh butir kurma ajwa, maka di tabarok ini pun dilakukan hal yang sama.
Sarapan anak-anak hanya tiga, kurma, biskuit, dan susu. Susunya pun dianjurkan
susu murni.
Kedua, teman-teman yang sedang hamil sangat bisa memulai
ini. Jadi, putarkan Al Quran setiap hari dengan cara seperti ini: Misalnya
selama bulan Januari, janin diperdengarkan murottal juz satu. Juz satu ini
diputar sebanyak sembilan kali dalam sehari. Hal ini dilakukan di 15 hari
pertama. Selanjutnya di 15 hari kedua putarkan juz kedua sebanyak sembilan kali
dalam sehari. Selanjutnya 15 hari pertama di bulan Februari lakukan lagi dengan
juz tiga, dan seterusnya.
Ketiga, bagi teman-teman yang sudah punya balita maka bisa
dilakukan hal yang sama pada point yang kedua, hanya rentang waktunya yang
berbeda. Misalnya pada bulan Januari, murottal juz satu selama sebulan penuh
dimana dalam satu hari diputar sebanyak sembilan kali. Pada bulan Februari
lanjut ke juz kedua dan begitu seterusnya. Jadi anak menyelesaikan
mendengarkannya selama 30 bulan.
Keempat, MILIKI WAKTU KHUSUS DENGAN ANAK UNTUK MEMPELAJARI
AL QUR’AN. Silahkan memilih waktu khusus dengan anak dimana tidak ada aktivitas
lain selain dengan Al Quran. Yang saya salut dari metode ini adalah tidak boleh
ada mainan dalam kelas sehingga anak betul-betul hanya berinteraksi dengan Al
Quran. Jika anak punya waktu 24 jam, maka berikan waktu khusus untuk Al Quran. Tidak
perlu merasa khawatir apakah anak akan bosan atau tidak. Jika anak sudah
terbiasa, maka dia akan betah dengan sendirinya. Kalau di metode ini pilihan
waktunya ada dua, yaitu 2 atau 4 jam dalam sehari. Kalau saya menyarankan untuk
bunda yang belum mau memasukkan anaknya ke rumah tahfidz metode tabarok adalah
dua jam dalam sehari. Anda sebagai orang tua pun tidak boleh menghadapi anak
sambil melakukan aktivitas lain, balas WA misalnya. Betul-betul hanya Anda,
anak, dan Al Qur’an.
Kelima, jika kita membaca bagaimana para sahabat berusaha
belajar dan menghafalkan Al Quran, maka kita akan menemukan bagaimana mereka
langsung mendengarkan dari Rasulullah saw atau dari para sahabat yang memang
penghafal sepeninggal Rasulullahs saw. Maka hal ini juga yang kita terapkan
kepada anak-anak kita, yaitu Metode TALQIN. Sebelum anak diperdengarkan
murottalnya, maka Andalah yang harus memberikan contoh dihadapannya. Misalnya,
mulai dari QS An Naba. Maka bacakan anak ayat pertama dihadapannya sebanyak
mungkin, kalau ngga salah sebanyak sembilan atau lima belas kali. Setelah diberikan
contoh, coba Anda bacakan kemudian diikuti oleh anak. Silahkan Anda membuat
target mau berapa ayat dalam setiap satu kali pertemuan. Kalau di metode
Tabarok ada target-targetnya sehingga dalam kurun waktu 60 kali pertemuan anak
sudah hafal juz 30. Lagi-lagi saya mohon maaf tidak bisa menshare secara detail
bagian ini.
Keenam, setelah mentalqin maka putarkan murottalnya agar
anak terbiasa mendengarkannya.
Ketujuh, BERIKAN REWARD UNTUK SETIAP PENCAPAIAN ANAK. Saran saya,
dalam memberikan reward usahakan untuk tidak memberikan dalam bentuk makanan. Kalau
bagian ini saya selalu teringat pesan dari dosen di kampus bahwa memberi hadiah
anak sebaiknya berikan hadiah untuk bagian perut ke atas, bukan ke bawah. Misalnya,
buku komik islami, alat tulis, dan sebagainya.
Apakah dengan memberikan reward ini anak tidak akan
tergantung? Anak akan menghafal karena hanya mengharapkan hadiah? Nahhh, cara
terbaik mengatasi ini adalah menyampaikan kepada anak bahwa hadiah itu bukan
dari Anda tetapi dari Allah dan jika dia berhasil berbuat yang lebih, maka
Allah akan memberinya jauh lebih baik dari itu. Ternyata di zaman Rasulullah
saw juga ada seorang anak yang selalu mendapat hadiah satu dirham setiap kali
dia berhasil menghafalkan satu hadits.
Kedelapan, bagaimana jika anak mengalami kejenuhan atau
menghadapi masalah yang membuatnya malas untuk menghafal? Maka BERKISAHLAH
DIHADAPAN ANAK SESUAI DENGAN KONDISINYA. Apalagi sekarang banyak buku-buku
shiroh khusus untuk anak. Ceritakan dihadapan anak, jadi Anda tak perlu lagi
menasehatinya dengan cara mendikte.
Kesembilan, MENJAGA PERGAULAN ANAK. Berikan anak lingkungan
yang bisa membantunya untuk menjadi seorang penghafal.
Kesepuluh, bagaimana dengan banyaknya penghafal tetapi
ternyata akhlaknya belum menunjukkan bahwa dia seorang penghafal? Jawaban dari
Syaikh Kamil, “Al Quran itu tempatnya di hati. Maka jika masih ada di sekitar
kita yang dikenal sebagai penghafal tetapi akhlaknya masih jauh dari Al Qur’an,
maka hafalannya itu hanya dibibirnya saja, belum sampai ke hatinya.” Tetapi kondisi
ini tidak boleh membuat kita mundur untuk mempelajari dan mengahafalkan Al
Quran. Inilah cara syaithon untuk membuat kita mundur. Maka tetap lanjutkan
ikhtiarnya dan senantiasa mendoakan saudara yang kita maksud tadi.
Kesebelas, MENGONTROL AKTIVITAS ANAK DENGAN GADGET. Baiknya berikan
batasan waktu dalam menggunakan gadget. Kalau dari Beliau memang tidak
menyarankan untuk memberikan gadget kepada anak.
Keduabelas, MENGONTROL WAKTU ISTIRAHAT ANAK. Waktu tidur
anak harus cukup dan tidak boleh tidur larut malam karena hal ini akan
mempengaruhi aktivitasnya di pagi hari.
Alhamdulillah, hanya itu yang bisa saya share ke teman-teman
pembaca. Pesan beliau yang terakhir dalam sesi pelatihan adalah lakukanlah
empat tahapan berikut:
Pertama, perbanyak tilawah Al Qur’an
Kedua, perbanyak mentadabburi Al Qur’an
Ketiga, amalkan semua yang ada dalam Al Qur’an
Keempat, ajarkan semua yang ada dalam Al Qur’an kepada orang
lain
Dan pelajaran yang paling berkesan buat saya pribadi adalah
saya menyesal kenapa baru tahun kemarin hati saya tergerak untuk belajar bahasa
Arab. Ketika mendapat kesempatan untuk presentasi dihadapan Syaikh Kamil dan
peserta pelatihan, serasa ujian akhir. Saat saya mempresentasikan hasil
review, tiba-tiba syaikh memotong
presentasi saya tiba-tiba disitu jantung berdetak lebih cepat dan berkata dalam
hati, “Ya Rabbi, apa ada yang salah dari materi saya?” Sambil menatap dengan
wajah memelas ke arah penerjemahnya seolah ingin berkata, “Ustadz, tolong
ditranslate cepat itu artinya apaaaa!!!” Dan kesempatan ini yang paling
kusyukuri untuk menjadi motivasi saya pribadi untuk serius belajar bahasa Arab.
Nasehat Syaikh Kamil seperti ini, “Belajar bahasa Arab niatkan agar bisa lebih
mudah memahami Al Quran. Jangan berpikir bahwa orang-orang di Arab Saudi sana
sudah paham semua isi Al Quran karena menggunakan bahasa mereka? Belum tentu. Jadi,
kita semua punya kesempatan yang sama.”
Semoga tulisan ini bermanfaat buat teman-teman pembaca. Seperti
biasa, saya selalu menyelipkan doa dalam setiap tulisan. Mohon doanya agar diri
ini senantiasa istiqomah hingga di akhir hayat, semoga Allah menyibukkan saya
dalam kebaikan, dan semoga Allah memberikan saya kemampuan untuk membuat Rumah
Tahfidz Tabarok. Aamiin Ya Rabbal ‘alamin.
Wallahu a’lam bi shawab
Sinjai, 18 Januari 2018