Sabtu, 24 Februari 2018

Kamu Boleh Nyasar Cari Alamat, Tetapi Jangan Nyasar Saat Mencari Cinta Allah



Assalamu ‘alaikum…
Lama gak nulis nih.. Saya pengen cerita pengalaman ketika berada di tempat yang baru sekarang. Ide tulisan ini muncul ketika saya bertemu seorang Bapak yang sudah membantu saya ketika menghadapi situasi di bawah ini. Selamat membaca dan semoga bermanfaat πŸ˜‰

Sore itu ketika pulang dari kampus, saya menyempatkan untuk ke supermarket yang sudah disebutkan oleh teman kampus. Katanya itulah supermarket yang paling lengkap. Setelah dari sana, saya memutuskan bertanya kepada kasir dimana lokasi pasar. Dia menyebutkan beberapa tempat dan jujur tak satu pun yang kutahu😭😭😭 Akhirnya saya ganti pertanyaan, dimana pasar terdekat dari supermarket tersebut. Dia pun menjelaskan rutenya dan seperti biasa saya lemah di urusan hafal jalan kalau saya belum melewati jalan itu. 

Ya sudah, modal nekat aja berbekal petunjuk dari kasir tadi. Tahu apa yang terjadi? Saya nyasar gannn. Akhirnya bertanya di pangkalan ojek yang ada di tempat tersebut dan ternyata sudah tidak terlalu jauh. Alhamdulillah akhirnya dapat dan masih ada beberapa penjual. Lumayanlah bisa beli beberapa bahan untuk keperluan dapur. 

Selanjutnya, saya memutuskan untuk memilih arah jalan yang berbeda untuk pulang. Hitung-hitung untuk belajar hafal jalan. Saya pun nanya ke penjual rutenya kalau mau pulang ke alamat rumah. Beliau pun menjelaskan dengan penjelasan yang panjang. Lagi-lagi saya ngga ngerti. Akhirnya saya putuskan jalan saja mengikuti petunjuk awal yang masih tersimpan di memori. Lagi-lagi apa yang terjadi? Saya salah arah gann. Setelah bertanya kepada seorang Bapak yang kelihatannya lagi nunggu, beliau pun menjelaskan rute yang harus saya tempuh. Alhamdulillah kali ini saya paham karena hanya sampai tiga belokan. Akhirnya, ketemu deh jalan utama. 

Pelajaran apa yang ingin saya sampaikan dari cerita di atas? Cerita di atas hanya berkisar dalam urusan nyasar hanya untuk mencari jalan pulang. Teman-teman bisa bayangin kalau kita nyasar dalam menjalani hidup? Kita hidup tanpa arah dan tujuan yang jelas. Menjalani hidup begitu saja, makan, tidur, makan, tidur, lalu apa bedanya kita dengan hewan? Bukankah Allah sudah memberikan kita akal untuk berpikir? Saat mencari alamat kita boleh nyasar gaann, tetapi saat mencari cintanya Allah jangan sampai kita nyasar. Itu beraattt, kamu gak akan sanggup. Ini kalau ngikutin nasehatnya Dilan πŸ˜„πŸ˜„πŸ˜„

Jika dalam kondisi di atas kita bisa menggunakan berbagai aplikasi sebagai penunjuk arah, maka Allah sudah memberikan kita nikmat Al Qur’an untuk menjadi pedoman hidup kita. Jika kita bingung tentang cara mengaplikasikan semua yang ada dalam Al Qur’an, lagi-lagi Allah menunjukkan kasih sayangnya dengan mengirimkan seorang manusia mulia untuk menjadi teladan kita, Rasulullah saw. Betapa indahnya Islam ini, mulai dari urusan kita bangun tidur hingga kita tidur lagi, semuanya sudah ada petunjuknya. 

Hanya satu sayangnya, kita masih malas untuk mempelajarinya. Kita masih merasa orang yang paling sibuk sehingga tak ada waktu untuk mempelajari isi Al Qur’an dan hadits. Kita masih malu untuk bertanya kepada orang-orang yang diberikan kelebihan ilmu agama, tetapi tidak pernah malu untuk berbuat maksiat dihadapan Allah. 

Setiap manusia diberikan waktu yang sama oleh Allah, 24 jam. Tetapi mengapa kita masih belum punya waktu untuk Allah? Satu jam saja untuk mempelajari surat cinta dari Allah dari semua waktu yang diberikan oleh Allah kepada kita. Pulang kantor diajak teman untuk kajian, jawabannya lelah karena seharian kerja. Diajak ketika weekend, alasannya sibuk dan pengen menghabiskan waktu dengan keluarga. Seolah mereka yang selalu mengajakmu adalah orang-orang tak ada kerjaan.

Bersyukurlah jika ada temanmu yang rese dan selalu mengajakmu untuk datang ke taman surgaNya. Bersyukurlah ketika ada temanmu yang senantiasa rutin ngirim pesan kajian buat kamu. Bersykurlah ketika ada temanmu yang cerewet menegurmu ketika engkau melakukan sesuatu yang tidak diridhoi oleh Allah. Boleh jadi itulah kasih sayang Allah untukmu. Allah merindukanmu gaann. Allah pengen lihat kamu menjadi manusia yang lebih baik hingga Dia mengirimkan orang-orang yang rese syar’i untuk mengajakmu kembali ke jalan AllahπŸ˜‡πŸ˜‡πŸ˜‡πŸ˜‡

Jika untuk memudahkan semua urusan kerjaanmu, kamu rela menghabiskan banyak waktu untuk mempelajari banyak cara untuk menyelesaikannya, lalu mengapa untuk menyelesaikan semua urusan hidupmu engkau tidak memberikan waktu untuk mempelajari tentang cara menjalaninya dan menyiapkan bekal untuk perjalanan panjang di kehidupan selanjutnya hingga mengabaikan Dia yang sudah memberikanmu banyak kenikamatan? Maka jangan heran jika rezeki kita terasa hanya seperti sisa-sisa tak pernah merasa cukup, padahal kita sudah bekerja siang malam. Boleh jadi karena kita hanya memberikan sisa-sisa waktu kita untuk Allah, maka Allah pun hanya memberikan sisa-sisa.  

Wallahu a’lam bi shawab

 “Ya Allah janganlah Engkau berikan nikmat dunia terlalu banyak hingga aku terlena. Jangan juga terlalu sedikit hingga aku melupakannya. Sesungguhnya yang sedikit lagi cukup lebih baik untukku.”
(Doa Sayyidina Umar Bin KHattab ra)

Selasa, 30 Januari 2018

TOLONG SAMPAIKAN KE DILAN DAN MILEA



Tolong sampaikan ke Dilan…
Yang berat itu bukan rindu, tetapi konsekuensi dari rindu itu sendiri…
Ketika kamu berani ngomong rindu ke Milea, maka pada saat itu kamu harus siap bertemu dengan orang tuanya…
Mengapa?
Karena kalau hanya sekadar ngomong, anak kecil yang baru belajar ngomong juga bisa mengucapkan hal yang sama…
Dan kalau kamu belum siap, maka siap-siaplah pintu syaithon menantimu dengan godaan zina…

Maka yang berat itu adalah menjauhi zina
Dosanya berat…
Kamu gak akan kuat…
Meskipun hanya mikirin Milea yang belum halal untukmu, maka jatuhnya tetap zina hati…

Maka yang berat itu adalah menjaga hati dan pandangan…
Kamu gak akan kuat kalau tidak ada iman di dalam hatimu…

Maka yang berat itu adalah menghindari perilaku pacaran…
Kamu gak akan kuat kalau kamu gak yakin bahwa jodoh itu sudah diatur oleh Allah…

Dan yang berat dari semua itu adalah istiqomah…
Kamu gak akan kuat kalau kamu tidak berpegang teguh pada Al Qur’an dan sunnah…

Tolong sampaikan ke Milea…
Yang berat itu menjaga aurat…
Menjaga bukan sekadar menutup seluruh aurat, tetapi tetap menjaga izzah dan iffah ditengah banyaknya godaan hijrah zaman now…
Menjaga untuk tetap menahan diri tidak mengupload foto-foto hingga bisa dinikmati oleh mereka yang bukan mahrommu…
Menjaga hati dari godaan kaum Adam yang menawarkan banyak harapan tetapi ketika diminta menemui orang tuamu, tiba-tiba amnesia bahkan menghilang di telan bumi…
Karena kamu harus tahu bahwa laki-laki yang baik itu tidak akan menemuimu, tetapi akan menemui orang tuamu…
Maka sibukkan dirimu memantaskan diri, maka Dilan pun akan disibukkan oleh Allah untuk memantaskan diri…

Tolong sampaikan ke Dilan dan Milea…
Ada rindu yang berat tetapi akan membuatmu semakin kuat…
Rindu untuk berjumpa dengan Allah dan RasulNya…
Rindu untuk berkumpul dengan Rasulullah saw di jannahNya…
Dan kamu tahu kalau kerinduan itu akan membuatmu semakin bersemangat untuk senantiasa mendekatkan diri kepadaNya dan menjauhi segala laranganNya…

Dari Dilan dan Milea yang sudah hijrah serta sibuk memantaskan diri di hadapan Allah

#Tulisan ini hanya bagian dari ungkapan keresahan hati melihat bahwa ternyata film seperti ini masih mendapatkan peminat yang luar biasa. Sementara film Islam yang mengedukasi remaja untuk senantiasa menjaga diri dan dekat dengan Rabb-nya kudu harus diperjuangkan biar tayang.

Tugas kita sepertinya tidak mudah…
Tetapi teringat pesan Allah dalam QS Ali Imran: 200, “Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu…)”

So, untuk adik-adikku yang sedang dalam proses hijrah, “Tetaplah istiqomah, karena istiqomah ini memang berat. Hingga Rasulullah saw gemetar dan rambutnya menjadi beruban ketika menerima wahyu tentang istiqomah turun…”

Lalu gimana caranya biar istiqomahnya gak berat?
Bayangkan Rasulullah saw ada dihadapanmu saat engkau akan melakukan kebaikan, maka Beliau akan tersenyum bahagia melihatmu…

Bayangkan Rasulullah saw ada dihadapanmu saat engkau akan melakukan kemaksiatan, maka Beliau akan tertunduk sedih melihat perilakumu. Relakah engkau membuat air mata kekasih Allah mengalir hanya karena sedih melihat kamu berbuat maksiat?

Wallahu a’lam bi shawab

Kamis, 18 Januari 2018

BELAJAR DARI SYAIKH KAMIL



Tulisan ini adalah untuk memenuhi janji kepada beberapa teman yang bertanya via japri tentang hasil pelatihan Metode Tabarok bersama Syaikh Kamil. Di tulisan ini saya mohon maaf karena tidak bisa berbagi tentang metodenya secara detail. Hal ini disebabkan karena kami sudah menandatangani surat perjanjian untuk tidak menshare kecuali kepada mereka yang memang sudah mengikuti pelatihannya. Menurut saya ini wajar jika mereka melakukan ini karena kalau pun saya share, khawatirnya malah teman-teman akan tambah bingung. Mohon doanya saja semoga Allah memampukan untuk segera membuka rumah tahfidz untuk Balita (kalau ini serius ngarep didoakan, hehehe…). Maka di tulisan ini saya akan menshare nasehat dari Syaikh Kamil beserta beberapa tips dari Beliau hingga berhasil membuat anaknya menjadi penghafal di usia 4,5 tahun dalam kurun waktu 1,5 tahun.

Banyak orang yang sibuk berlomba-lomba untuk mencari kehidupan dunia. Mereka sibuk mencari kesejahteraan hidup. Padahal kehidupan yang baik itu adalah hidup sesuai dengan Al Qur’an. Cobalah hidup dengan Al Qur’an, maka dunia akan berada dalam genggamanmu. Silahkan teman-teman baca lagi shiroh para nabi dan rasul serta sahabat/sahabiyah, bagaimana mereka hidup dengan Al Qur’an dan sampai sekarang fakta-fakta itu masih ada tentang kejayaan peradaban Islam dahulu. Lalu apa yang harus kita lakukan agar bisa mencapai kesejahteraan hidup yang sebenarnya, yaitu Al Qur,an? Oke, saya paparkan yaaa…

Pertama, TARGET HARUS JELAS. Jika target Anda hanya “Saya mau menghafal Al Qur’an”, maka target ini belum jelas. Coba lebih dispesifikkan lagi menjadi semakin jelas, “Saya mau menghafal juz 30 dalam kurun waktu satu bulan”. Target yang jelas seperti ini (targetnya apa dan berapa lama jangka waktunya) akan membuat kita lebih mudah dalam menyusun perencanaan.

Kedua, HARUS SESUAI DAN BISA DIANALOGIKAN.  Target seperti “Saya mau menghafal juz 30 dalam kurun waktu satu bulan” ini sudah bisa dianalogikan targetnya apa dan jangka waktunya berapa lama. Mengenai sesuai atau tidak, maka silahkan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.

Ketiga, HARUS DAPAT DICAPAI. Jadi, jangan menargetkan sesuatu yang mustahil karena kemampuan setiap orang beda-beda, maka silahkan diukur kemampuan dirinya. Tetapi yang saya dapat pesan dari sini adalah Al Qur’an ini diturunkan oleh Allah untuk mudah dihafalkan, maka jangan pernah merasa pesimis bahwa Anda tidak mampu. Yang membuat kita tidak mampu boleh jadi karena memang kita belum menjadikan Al Qur’an sebagai prioritas utama dalam hidup kita.

Keempat, TARGET BISA DICAPAI DENGAN PENGULANGAN. Ini adalah sesuatu yang tidak mudah bagi yang sudah menghafal, yaitu bagaimana agar hafalan tetap bertahan. Maka muroja’ah alias mengulang-ulang hafalan mesti kita lakukan

Kelima, TARGETNYA HARUS MEMILIKI BATAS WAKTU. Jangan seenaknya memasang target tetapi tidak jelas waktunya. Lagi-lagi ini untuk menjadi kontrol buat pribadi.

Keenam, TARGETNYA BISA DIKEMBANGKAN. Jadi, kalau sudah hafal juz 30 maka dilanjut lagi ke juz 29 dan seterusnya.

Nahhh, itu ada enam tips dari Syaikh Kamil. Koq tipsnya bukan untuk Balita? Teman-teman sebelum membuat anak-anak jadi penghafal, hayuuukkkk kita berlatih untuk membuat target akhirat untuk pribadi dulu. Jangan sampai kita memasang target untuk anak, tetapi tidak pernah membuat target untuk diri sendiri. So, disini Beliau memberikan nasehat tentang pintar-pintarlah membuat skala prioritas. Bagi yang terbiasa membuat ini, pasti sudah tahu pembagiannya:

Pertama, PENTING DAN MENDESAK
Kedua, PENTING, TETAPI TIDAK MENDESAK
Ketiga, TIDAK PENTING, TETAPI MENDESAK
Keempat, TIDAK PENTING, TIDAK MENDESAK

Naahhh, kira-kira kalau selama ini amalan-amalan kita yang langsung berinteraksi dengan Allah masuk di skala prioritas mana? Apakah sholat masih ditunda-tunda? Atau sholat masih di akhir waktu? Kalau masih seperti itu maka itu artinya sholat belum masuk dalam kategori penting dan mendesak. Padahal seharusnya sholat masuk dalam kategori pertama. Begitulah cara syaithon menggoda kita selama ini. Membuat yang seharusnya penting menjadi tidak penting di mata kita dan sebaliknya, sesuatu yang tidak penting menjadi sesuatu yang sangat penting. Contoh kasus, membalas komen-komen di gorup WA ketika adzan masjid sudah memanggil, biasanya mana yanng kita dahulukan? Silahkan dijawab sendiri. Salah satu kerjaan syaithon adalah mengutak-atik amalan kita, sehingga kita mengakhirkan yang wajib dan mendahulukan yang bukan skala prioritas.
Maka dunia ini terlaknat kecuali bagi orang yang berdzikir. Berdizikir disini bukan hanya sekedar yang mulutnya komat kamit berdzikir, tetapi setiap aktivitasnya adalah bentuk dzikirnya kepada Allah. Setiap aktivitasnya menambah kecintaan dan ketaatannya kepada Allah.  

Nahhhh, sekarang saya akan sharing untuk balitanya.

Pertama, MENJAGA MAKANANNYA. Sarapan ala Rasulullah saw adalah tujuh butir kurma ajwa, maka di tabarok ini pun dilakukan hal yang sama. Sarapan anak-anak hanya tiga, kurma, biskuit, dan susu. Susunya pun dianjurkan susu murni.

Kedua, teman-teman yang sedang hamil sangat bisa memulai ini. Jadi, putarkan Al Quran setiap hari dengan cara seperti ini: Misalnya selama bulan Januari, janin diperdengarkan murottal juz satu. Juz satu ini diputar sebanyak sembilan kali dalam sehari. Hal ini dilakukan di 15 hari pertama. Selanjutnya di 15 hari kedua putarkan juz kedua sebanyak sembilan kali dalam sehari. Selanjutnya 15 hari pertama di bulan Februari lakukan lagi dengan juz tiga, dan seterusnya.

Ketiga, bagi teman-teman yang sudah punya balita maka bisa dilakukan hal yang sama pada point yang kedua, hanya rentang waktunya yang berbeda. Misalnya pada bulan Januari, murottal juz satu selama sebulan penuh dimana dalam satu hari diputar sebanyak sembilan kali. Pada bulan Februari lanjut ke juz kedua dan begitu seterusnya. Jadi anak menyelesaikan mendengarkannya selama 30 bulan.

Keempat, MILIKI WAKTU KHUSUS DENGAN ANAK UNTUK MEMPELAJARI AL QUR’AN. Silahkan memilih waktu khusus dengan anak dimana tidak ada aktivitas lain selain dengan Al Quran. Yang saya salut dari metode ini adalah tidak boleh ada mainan dalam kelas sehingga anak betul-betul hanya berinteraksi dengan Al Quran. Jika anak punya waktu 24 jam, maka berikan waktu khusus untuk Al Quran. Tidak perlu merasa khawatir apakah anak akan bosan atau tidak. Jika anak sudah terbiasa, maka dia akan betah dengan sendirinya. Kalau di metode ini pilihan waktunya ada dua, yaitu 2 atau 4 jam dalam sehari. Kalau saya menyarankan untuk bunda yang belum mau memasukkan anaknya ke rumah tahfidz metode tabarok adalah dua jam dalam sehari. Anda sebagai orang tua pun tidak boleh menghadapi anak sambil melakukan aktivitas lain, balas WA misalnya. Betul-betul hanya Anda, anak, dan Al Qur’an.

Kelima, jika kita membaca bagaimana para sahabat berusaha belajar dan menghafalkan Al Quran, maka kita akan menemukan bagaimana mereka langsung mendengarkan dari Rasulullah saw atau dari para sahabat yang memang penghafal sepeninggal Rasulullahs saw. Maka hal ini juga yang kita terapkan kepada anak-anak kita, yaitu Metode TALQIN. Sebelum anak diperdengarkan murottalnya, maka Andalah yang harus memberikan contoh dihadapannya. Misalnya, mulai dari QS An Naba. Maka bacakan anak ayat pertama dihadapannya sebanyak mungkin, kalau ngga salah sebanyak sembilan atau lima belas kali. Setelah diberikan contoh, coba Anda bacakan kemudian diikuti oleh anak. Silahkan Anda membuat target mau berapa ayat dalam setiap satu kali pertemuan. Kalau di metode Tabarok ada target-targetnya sehingga dalam kurun waktu 60 kali pertemuan anak sudah hafal juz 30. Lagi-lagi saya mohon maaf tidak bisa menshare secara detail bagian ini.

Keenam, setelah mentalqin maka putarkan murottalnya agar anak terbiasa mendengarkannya.

Ketujuh, BERIKAN REWARD UNTUK SETIAP PENCAPAIAN ANAK. Saran saya, dalam memberikan reward usahakan untuk tidak memberikan dalam bentuk makanan. Kalau bagian ini saya selalu teringat pesan dari dosen di kampus bahwa memberi hadiah anak sebaiknya berikan hadiah untuk bagian perut ke atas, bukan ke bawah. Misalnya, buku komik islami, alat tulis, dan sebagainya.

Apakah dengan memberikan reward ini anak tidak akan tergantung? Anak akan menghafal karena hanya mengharapkan hadiah? Nahhh, cara terbaik mengatasi ini adalah menyampaikan kepada anak bahwa hadiah itu bukan dari Anda tetapi dari Allah dan jika dia berhasil berbuat yang lebih, maka Allah akan memberinya jauh lebih baik dari itu. Ternyata di zaman Rasulullah saw juga ada seorang anak yang selalu mendapat hadiah satu dirham setiap kali dia berhasil menghafalkan satu hadits.

Kedelapan, bagaimana jika anak mengalami kejenuhan atau menghadapi masalah yang membuatnya malas untuk menghafal? Maka BERKISAHLAH DIHADAPAN ANAK SESUAI DENGAN KONDISINYA. Apalagi sekarang banyak buku-buku shiroh khusus untuk anak. Ceritakan dihadapan anak, jadi Anda tak perlu lagi menasehatinya dengan cara mendikte.

Kesembilan, MENJAGA PERGAULAN ANAK. Berikan anak lingkungan yang bisa membantunya untuk menjadi seorang penghafal.

Kesepuluh, bagaimana dengan banyaknya penghafal tetapi ternyata akhlaknya belum menunjukkan bahwa dia seorang penghafal? Jawaban dari Syaikh Kamil, “Al Quran itu tempatnya di hati. Maka jika masih ada di sekitar kita yang dikenal sebagai penghafal tetapi akhlaknya masih jauh dari Al Qur’an, maka hafalannya itu hanya dibibirnya saja, belum sampai ke hatinya.” Tetapi kondisi ini tidak boleh membuat kita mundur untuk mempelajari dan mengahafalkan Al Quran. Inilah cara syaithon untuk membuat kita mundur. Maka tetap lanjutkan ikhtiarnya dan senantiasa mendoakan saudara yang kita maksud tadi.

Kesebelas, MENGONTROL AKTIVITAS ANAK DENGAN GADGET. Baiknya berikan batasan waktu dalam menggunakan gadget. Kalau dari Beliau memang tidak menyarankan untuk memberikan gadget kepada anak.

Keduabelas, MENGONTROL WAKTU ISTIRAHAT ANAK. Waktu tidur anak harus cukup dan tidak boleh tidur larut malam karena hal ini akan mempengaruhi aktivitasnya di pagi hari.
Alhamdulillah, hanya itu yang bisa saya share ke teman-teman pembaca. Pesan beliau yang terakhir dalam sesi pelatihan adalah lakukanlah empat tahapan berikut:
Pertama, perbanyak tilawah Al Qur’an
Kedua, perbanyak mentadabburi Al Qur’an
Ketiga, amalkan semua yang ada dalam Al Qur’an
Keempat, ajarkan semua yang ada dalam Al Qur’an kepada orang lain

Dan pelajaran yang paling berkesan buat saya pribadi adalah saya menyesal kenapa baru tahun kemarin hati saya tergerak untuk belajar bahasa Arab. Ketika mendapat kesempatan untuk presentasi dihadapan Syaikh Kamil dan peserta pelatihan, serasa ujian akhir. Saat saya mempresentasikan hasil review,  tiba-tiba syaikh memotong presentasi saya tiba-tiba disitu jantung berdetak lebih cepat dan berkata dalam hati, “Ya Rabbi, apa ada yang salah dari materi saya?” Sambil menatap dengan wajah memelas ke arah penerjemahnya seolah ingin berkata, “Ustadz, tolong ditranslate cepat itu artinya apaaaa!!!” Dan kesempatan ini yang paling kusyukuri untuk menjadi motivasi saya pribadi untuk serius belajar bahasa Arab. Nasehat Syaikh Kamil seperti ini, “Belajar bahasa Arab niatkan agar bisa lebih mudah memahami Al Quran. Jangan berpikir bahwa orang-orang di Arab Saudi sana sudah paham semua isi Al Quran karena menggunakan bahasa mereka? Belum tentu. Jadi, kita semua punya kesempatan yang sama.”

Semoga tulisan ini bermanfaat buat teman-teman pembaca. Seperti biasa, saya selalu menyelipkan doa dalam setiap tulisan. Mohon doanya agar diri ini senantiasa istiqomah hingga di akhir hayat, semoga Allah menyibukkan saya dalam kebaikan, dan semoga Allah memberikan saya kemampuan untuk membuat Rumah Tahfidz Tabarok. Aamiin Ya Rabbal ‘alamin.

Wallahu a’lam bi shawab

Sinjai, 18 Januari 2018

Rabu, 10 Januari 2018

RESOLUSI 2018

BISMILLAH…

Mengawali tulisan di blog ini, saya berharap teman-teman dalam kondisi sehat dan senantiasa dalam lindungan Allah swt. Ini tulisan pertama saya di blog di tahun 2018. So, untuk itu saya ingin memulainya dengan sebuah tulisan resolusi 2018.

Sebelum menuliskan resolusi tahun ini, saya ingin bercerita tentang tahun 2017. Tahun 2017 adalah tahun penuh dengan kenikmatan dari Allah swt. Bahkan ujian yang Allah berikan di tahun kemarin adalah sebuah kenikmatan yang patut saya syukuri. Bukankah ujian adalah bentuk kasih sayang Allah?


Selalu bersyukur bahwa di tahun kemarin Allah mengizinkan saya untuk melakukan sebuah perjalanan ruhiyah. Perjalanan yang dulunya hanya sebuah mimpi, ternyata Allah wujudkan di bulan Februari. Allah mengizinkan saya untuk melakukan perjalanan ibadah umroh bersama keluarga. Kenangan yang paling berkesan adalah ketika duduk bersimpuh dihadapan Ka’bah merasakan kehadiran Allah swt. Saya masih bisa merasakan kenikmatannya pada saat membuat tulisan ini. Dihadapan ka’bah benar-benar menjadi hamba yang tidak ada apa-apanya, membayangkan semua kenikmatan dari Allah dan dosa-dosa yang pernah kulakukan. Memohon ampunan dan cintaNya, semoga Allah ridho atas hidupku. Hal lain yang kuminta adalah kelapangan hati untuk memaafkan diri sendiri dan orang-orang yang Allah kirimkan untuk memberiku pelajaran hidup. Tak banyak yang tahu hal-hal berat yang telah kulalui dan di depan Ka’bah itulah akhirnya semua tumpah dan hilang begitu saja. Di saat itu saya semakin menyadari mengapa Allah memberiku ujian yang bertubi-tubi dan kusyukuri adalah Allah membuatku mampu berhasil melewati semuanya.

Masih banyak yang ingin kutuliskan kenangan di tahun 2017, tentang orang-orang yang dikirmkan oleh Allah untuk menjadi saudara baruku, merawat mama yang sempat sakit, hingga Allah memberiku kesempatan untuk lulus CPNS dosen di Kabupaten Bone. Ini adalah salah satu nikmat terbesar tahun kemarin. Mengapa? Karena ini hadiah untuk Mamaku. Mama sangat berharap saya bisa lulus disana agar dia bisa menghabiskan masa tuanya di Sinjai. Ketika saya membaca pengumuman, saya hanya terbayang wajah Bapak. Entah apa reaksinya ketika tahu anaknya lulus. Saya lulus SPMB saja Bapak nangis sambil meluk anak perempuannya. Saya teringat akan cita-cita zaman kuliah di Jakarta. Saya pernah berdoa untuk kembali ke kampung halaman untuk mengabdi. Saya cemburu melihat banyaknya hal bermanfaat yang bisa didapatkan oleh orang-orang kota karena informasi yang gampang diakses, maka sejak itu saya bertekad untuk mengembangkan kampung halaman saya. Setelah kemarin pernah mencoba di Sinjai, ternyata Allah menakdirkan saya pulang ke kampung halaman Bapak. Yaaa, Bapak banyak menghabiskan hidupnya di sana. Mungkin karena saya anak Bapak, maka Allah pun menakdirkan saya pulang ke kampung halaman Bapak. Untuk semua pencapaian di tahun 2017, terima kasih Ya Rabbana untuk semuanya. Dan saya ingin memperbaiki semua kekurangan tahun kemarin di tahun ini, in syaa Allah.

Lewat tulisan ini juga saya ingin berterima kasih untuk orang-orang yang Allah kirimkan untuk memberi warna dalam kehidupanku. Teman-teman melingkar, adik-adik dalam lingkaran, sahabat yang selalu jadi teman diskusi hingga yang hanya sempat saya kenal beberapa saat. Siapa pun yang hadir dalam hidupku untuk memberi warna dalam kehidupanku adalah guru kehidupan dari Allah yang wajib saya syukuri. Terima kasih untuk semua kebersamaan selama ini. Spesial untuk adik-adikku yang sudah tiga tahun, dua tahun, bahkan satu tahun ini menemani perjalananku. Kalian adalah salah satu yang paling berat untuk kutinggalkan. Tetapi saya tak pernah mau mengatakan selamat tinggal karena saya ingin berjumpa kalian di surgaNya. Seperti mimpi-mimpi yang selalu kita bangun saat melingkar, semoga kelak kita menjadi hamba pilihan Allah yang bisa memandang wajahNya. Saya masih membutuhkan doa dari kalian. Mohon doanya agar saya bisa istiqomah di mana pun berada. Dan jaga baik-baik hidayah  yang telah Allah berikan. Terakhir saya hanya ingin mengatakan betapa saya mencintai kalian karena Allah.

2018…
Pertama target ruhiyah, berharap tahun ini ada peningkatan dalam hal kualitas dan kuantitas ibadah. Saya tidak akan memaparkannya secara detail disini karena sebenarnya sudah tertempel cantik. Banyak yang ingin saya perbaiki dari segi kualitas ruhiyah, khususnya tentang urusan interaksi dengan Al Qur’an. Alhamdulillah kemarin sudah terlaksana satu target, yaitu ikut pelatihan Tabarok bersama Syaikh Kamil. Ini adalah target saya sejak tahun lalu. Sejak pulang umroh saya selalu terbayang dengan seorang perempuan tua penduduk kota Mekkah yang tilawah di samping saya. Tilawahnya nikmaaattt sekali karena dia paham maknanya. Sejak itu saya bertekad ingin belajar bahasa Arab. Berbagai kelas saya ikuti tapi ujung-ujungnya selalu dikick karena ngga ngerjain tugas. Saya jadi suka stalking akun-akun teman-teman yang lagi kuliah di Arab Saudi. Semua itu untuk menjaga semangat dan saya massih menyimpan cita-cita saya belajar kesana. Ternyata Allah menjawab doa saya dengan cara mendatangkan Syaikh Kamil ke Makassar. Saya ngga perlu ngeluarin uang tiket, cukup uang pelatihannya saja. Yaaa, jangan pernah memandang remeh sebuah doa meskipun hanya terbersit di dalam hatimu.

Kedua, target untuk keluarga. Saya ingin lebih dekat dengan keluarga. Tahun kemarin saya terlalu sibuk di luar. Tahun ini saya ingin lebih banyak menikmati waktuku dengan Mama dan keluarga.

Ketiga, target karir. Bagian ini in syaa Allah saya akan hijrah ke tempat yang baru. Berharap saya bisa cepat beradaptasi dan membangun karir saya disana. Saya ingin lebih banyak bermanfaat untuk orang banyak. Dan terget besar tahun ini adalah membuat rumah tahfidz untuk balita. Mohon doanya teman-teman semoga Allah memberikan kemampuan dan kelapangan rezeki serta waktu untuk mewujudkan cita-cita ini.

Sebenarnya masih banyak resolusi tahun ini, tetapi saya tidak akan menceritakan semuanya disini. Saya hanya memohon doa dari teman-teman semua, semoga tahun ini Allah senantiasa menuntun setiap langkahku untuk selalu mendekat kepadaNya. Semoga Allah selalu mengirimkan orang-orang baik untuk menemani perjalanan di jalan cinta para pejuang. Kalau pun ada yang berniat kurang baik, semoga Allah melembutkan hatinya dan memberinya hidayah. Semoga Allah memberikan kelapangan dalam urusan rezeki agar saya bisa lebih banyak berbagi lagi kepada orang-orang yang tidak mampu. Semoga Allah memberikan kesehatan agar saya tetap bisa beraktivitas yang bermanfaat untuk orang banyak. Dan yang terpenting semoga tahun ini iman saya meningkat, semakin taat dan cinta kepada Allah dan RasulNya. Jika ini menjadi tahun terakhir saya, semoga tiap hari yang kulewati adalah keberkahan dan senantiasa dalam keridho’anNya serta bisa kembali dalam keadaan khusnul khotimah dan syahid di jalan Allah.
Aamiin ya Rabbal ‘alamin

Oh ya, ada yang bertanya apakah saya tidak ada target untuk menikah? Jangan tanya tentang ini ya gaannn. Target ini sudah saya tuliskan dari sejak zaman kuliah, tetapi kata Allah belum waktunya. So, mari menikmati apa yang Allah berikan saat ini karena kita tak pernah tahu apakah jodoh yang duluan datang atau Malaikat Maut? Jodoh dan rezeki biarlah menjadi urusan Allah karena semuanya sudah tertulis rapi di Lauh Mahfudz jauh sebelum kita hadir di muka bumi ini. Tugas kita hanyalah memantaskan diri dengan senantiasa memperbaiki kualitas diri sehingga siapa pun yang datang duluan, apakah jodoh atau malaikat maut maka kita sudah siap.

Wallahu a'lam bi shawab

NUTRISI UNTUK PASIEN COVID-19

    Pasca postingan tulisan pengalaman saya menghadapi Covid-19 di instagram  (@cerita_bonita), banyak teman yang DM dan japri bertanya ...