Selasa, 27 Desember 2016
Latihan Hidup
Jumat, 23 Desember 2016
KETIKA TUHAN BICARA
Bismillah...
KETIKA TUHAN BICARA
BAB I PELAJARAN MASA LALU
A. Memaafkan Diri Sendiri
B. Remedial dari Allah
C. Kaca Spion Masa Lalu
D. Kesempatan Kedua
E. Noda Kecil Catatan Hidup
F. Memilih Jalan Pulang
G. Menantang Matahari
H. Latihan Hidup
BAB II BE YOUR SELF
A. Cermin Akhlak
B. Kata Pembunuh itu "KATANYA"
C. Manusia Tahu Diri
D. Busuknya Dosa
E. Hati yang Peka
F. Penumpang Kehidupan
BAB III HIDUP ITU BERGERAK
A. Nilai A dari Allah
B. Lampu Lalu Lintas Kehidupan
C. Jalan Berliku Kehidupan
D. Janji yang Pasti
E. Mencari Cinta Sejati
F. Berisik dihadapan Allah
G. Link di Surga
Senin, 05 Desember 2016
SEPENGGAL KISAH #212
Kawan...
Hari itu cuaca cukup panas, tapi tak kutemukan wajah-wajah mengeluh. Setiap kali bertemu orang baru, aku selalu mendapatkan senyuman. Padahal kenal pun tidak. Hari itu aku belajar tentang ukhuwah.
Kawan...
Hari itu aku tak ingin melewatkan sedikit pun moment-moment penting yang hadir dihadapanku. Sebagian yang datang langsung mengambil posisi untuk menunaikan sholat. Sebagian lagi saling bertanya, "apa yang bisa aku lakukan nanti? Bagi makanan? Bagi minuman? Atau pungut sampah?" Dari semua yang kulihat, satu hal yang tak pernah lepas dari mereka. Lisan yang senantiasa berdzikir menyebut asma Allah. Hari itu aku belajar bahwa setiap peran kebaikan, meskipun hanya sebesar biji dzarrah pun akan dinilai ibadah oleh Allah...
Kawan...
Hari itu aku melihat semangat yang luar biasa dari wajah-wajah yang hadir dihadapanku. Bukan hanya anak muda, orang tua, anak-anak pun ikut mengambil bagian. Di sepanjang jalan, beberapa orang selalu siap membagi makanan dan minuman. Ada juga yang menggunakan kendaraan untuk membagikan makanan ke orang-orang. Hingga sampai di tempat akhir pun, masih ada juga makanan dan minuman yang tersedia. Dengar-dengar ada yang sampai masak bareng hanya karena tak ingin ketinggalan untuk mengambil bagian di hari itu. Hari itu aku belajar bahwa cinta adalah pembuktian.
Kawan...
Hari itu aku melihat orang-orang yang berjalan menyapa petugas keamanan yang sedang bertugas...
Bahkan sampai ada yang menawari mereka makanan dan minuman...
Sesekali kulihat beberapa orang memungut sampah yang ditemuinya di jalan...
Lagi-lagi dzikir itu tak pernah lepas dari lisan mereka...
Hari itu aku belajar bahwa cinta adalah gerak...
Kawan...
Hari itu ketika menjelang sholat ashar, tiba-tiba langit gelap. Namun tak sedikit pun kulihat wajah-wajah khawatir akan turun hujan. Beberapa orang langsung berkomentar, "Masya Allah mau turun hujan!". Yaa, karena hujan adalah rahmat. Karena hujan adalah berkah. Dan hari itu adalah hari Jumat, sementara turun hujan. Bukankah disaat-saat itu adalah waktu terbaik untuk memanjatkan doa bukan?
Hari itu aku belajar bahwa hanya cinta kepada Allah yang bisa mengubah kemarahan menjadi doa untuk kebaikan negeri ini...
Kawan...
Hari itu semua duduk bersama mengabaikan semua perbedaan dan kepentingan...
Semua mendoakan kebaikan negeri ini...
Semua mendoakan kedamaian negeri ini...
Hari itu aku belajar bahwa sebaik-baik tempat meminta hanyalah kepada Allah...
Termasuk ketika ingin meminta keadilan...
Kawan...
Tahukah engkau apa yang membuat dadaku sesak?
Ketika berjalan, ingatanku melayang ke masa 1400 tahun yang lalu...
Pada sesosok manusia mulia yang sudah berjuang menegakkan agama Allah agar kita bisa merasakan cahaya islam saat ini...
Sesosok manusia mulia yang dikatakan gila, pendusta, namun tetap saja berjuang menyampaikan ayat-ayat Allah...
Sesosok manusia mulia yang dilempari oleh orang-orang di bukit Thaif hingga giginya tanggal, namun masih saja mendoakan mereka agar kelak dari keturunan mereka lahir anak-anak yang berjuang di jalan Allah...
Kawan...
Ketika berjalan ingatanku masih saja terus mengingat semua perjalanan hidupnya...
Beliau yang merindukan umatnya yang belum pernah ditemuinya...
Hingga akhirnya aku bertanya, "Masihkah ada rindu dihatiku untuk berjumpa dengannya kelak di akhirat?
Masihkah diri ini menjadikan Beliau sebagai teladan dalam menjalani hidup?
Hari itu aku belajar bahwa kerinduan untuk berjumpa Allah dan RasulNya bisa menjadi energi kehidupan...
Kawan...
Perjuangan hari ini belum seberapa dibanding apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah saw...
Maka tak seharusnya masih ada keluhan...
Perjuangan hari ini adalah sebuah jawaban dimana posisimu...
Perjuangan hari ini semoga menjadi langkah-langkah kecil untuk berjumpa dengan Rabb...
Kawan...
Tahukah engkau, aku bertemu dengan anak-anak kecil yang meneriakkan takbir ALLAHU AKBAR!!!!
Tahukah engkau, saat menyaksikan itu sebuah harapan hadir dihadapanku...
Merekalah kelak yang akan meneruskan perjuangan ini...
Maka tugas kita adalah menyiapakan mereka...
Merekalah yang kelak akan memegang tongkat estafet perjuangan hari ini...
Kawan...
Kita sudah terlalu lama berada di zona nyaman...
Kita sudah terlalu lama berada di wilayah yang masih saja sibuk mencari perbedaan...
Sudah saatnya kita menyatukan kembali cita-cita...
Cita-cita tertinggi adalah berjumpa dengan Allah dan RasulNya...
Menjadikan Allah tujuan hidup...
Menjadikan Rasulullah saw teladan hidup...
Menjadikan Al Qur'an pedoman hidup...
Maka teruslah bekerja...
Teruslah berkarya...
Biarlah Allah, RasulNya, dan orang-orang beriman yang melihat kerja-kerjamu...
Wallahu a'lam bi shawab...
#kenangan212
#aksibelaalquran
Rabu, 26 Oktober 2016
RESENSI NOVEL "MATAHARI" TERE LIYE
Jumat, 07 Oktober 2016
Untuk Seorang Adik
Bismillah...
Aku lupa kapan tepatnya. Aku hanya mengingat sesosok perempuan yang membuka acara seminar saat itu. Ngobrol tak pernah, hanya sesekali bertanya terkait dengan acara saat itu. Setelah acara itu pun aku harus langsung balik ke Makassar dan tak ada lagi komunikasi.
Hingga akhirnya takdir mengantarkanku untuk mengisi seminar ke Kabupaten Bantaeng. Tiba-tiba dua orang perempuan menghampiriku. Pertama, bernama Rina. Aku mengenalnya karena dia pernah mengunjungiku di hotel untuk mengajakku jalan-jalan. Sayangnya, aku sudah cukup lelah untuk itu. Mudah-mudahan masih ada kesempatan untuk memenuhi kesempatan yang tertunda kemarin ya dek. Kedua, aku belum tahu namanya tapi pernah melihatnya. Akhirnya, dia menyapaku, "Kak, saya yang kemarin jadi MC di acara seminar yang di Bulukumba!!!".
Jujur saja, sangat terkejut saat mengetahui mereka datang rame-rame dari Bulukumba. Aku seperti menemukan saudara lama yang baru berjumpa kembali.
Hingga akhirnya ada skenario sharing, jujur aku tak pernah tahu rencana itu. Sempat melihat keraguan di wajahmu, tapi aku pun ingin belajar dari semua pengalaman hijrahmu. Ketika cerita itu mengalir dari lisanmu, tak pernah kubayangkan seperti itu kisah pencarian cinta sejatimu dek.
Yaaa....
Perkenalkan, salah satu adikku Sitti Nisma Razak. Sosoknya yang sederhana, santun, lembut, dan sesekali kocak juga. Pertemuan denganmu bukanlah kebetulan, tetapi sebuah skenario dari Allah. Mungkin ada yang pernah dapat kenalan baru tapi serasa sudah kenal lama? Dan aku menemukan itu pada dirimu, saudari perempuan yang dikirimkan oleh Allah untukku. Mungkin inilah yang disebut oleh ustadz Salim A. Fillah bahwa "ketika dua orang bersaudara karena Allah ketika mereka bertemu dan langsung bisa cocok, itu karena adanya kesamaan ruhiyah di antara mereka. Dan ketika mereka berselisih, maka boleh jadi salah satu di antaranya atau keduanya sedang mengalami kefuturan."
Pertemuan denganmu adalah salah satu nikmat yang harus kusyukuri dari Allah. Sejak mendengar kisah hijrahmu dek, semakin membuatku belajar untuk tidak menyia-nyiakan setiap nikmat dari Allah. Maka teruslah berbagi, boleh jadi akan ada yang mendapat hidayah dari kisah perjalanan hidupmu. Kita tak pernah tahu di bagian mana orang-orang akan tersentuh. Maka teruslah berdakwah karena tugas kita hanyalah menyampaikan kebenaran dan kebaikan. Selebihnya biarlah menjadi urusan Allah karena DIA-lah yang punya hak priogratif untuk memberikan hidayah.
Ikatan yang ada di antara kita adalah ukhuwah karena Allah. Dan di dalam ikatan ini rasanya seperti kadang manis, asam, atau pahit. Bagaimana pun rasanya, aku hanya selalu berharap diri ini adalah salah satu dari yang engkau sebutkan dalam lantunan doa-doa panjang untuk saudari-saudarimu. Bukankah kita memperbanyak saudara agar kelak akan ada yang tetap mendoakan kita ketika waktunya telah tiba?
Ketika kelak engkau sudah sampai di surgaNya Allah dan engkau belum menemukanku, kumohon carilah diriku yang hina ini. Tariklah aku ke surga bersamamu dek. Karena sungguh sejak Allah mempertemukan kita, maka ketika itu pula aku mencintaimu karena Allah. Berharap kita tak hanya bersama di dunia, tapi hingga di surgaNya kelak.
Wallahu a'lam bi shawab
#Proyek menulis ini untuk adikku, Nisma. Maafkan diriku yang lalai ini dek karena baru sempat memenuhi janjiku padamu. Semoga tidak mengurangi ukhuwah di antara kita.
Teruslah menulis...
Aku selalu menunggu tulisan-tulisan penuh hikmah darimu dek
Uhibbukifillah adik sholehah ^_^
Jumat, 19 Agustus 2016
BELAJAR DARI SEMANGAT PERJUANGAN OWI & BUTET
Rabu, 17 Agustus 2016
MERDEKA ITU...
Nahhh, ketika semua orang beramai-ramai menulis tentang makna kemerdekaan, saya teringat dengan kisah salah satu sahabat Rasulullah saw yaitu Bilal bin Rabah. Kisah ketika Beliau disiksa oleh kaum kafir Quraisy dibawah teriknya matahari. Saat itu kaum kafir menyiksanya agar Bilal meninggalkan agama islam yang baru saja dipeluknya. Namun, apa yang dilakukan oleh Bilal. Semakin beliau disiksa, maka lisannya terus saja mengucapkan “ahad... ahad... ahad..!!!”. Bilal lebih memilih mati daripada harus meninggalkan agama Allah. Sedikit pun Bilal tak takut mati saat itu. Bilal malah lebih takut jika harus menyekutukan Allah swt.
Merdeka itu ketika seluruh hidupmu telah engkau berikan hanya untuk mengabdi kepadaNya...
Merdeka itu ketika engkau tak lagi diperbudak oleh dunia...
Bilal memang seorang budak, tetapi Beliau adalah budak Allah bukan budak dunia...
Dan merdeka itu adalah ketika kaki ini sudah berada di surgaNya Allah...
Merdeka itu ketika bisa berjumpa dengan Allah, alasan untuk semua perjalanan dan perjuangan panjang karenaNya...
Merdeka itu ketika bisa berjumpa dengan teladan kita Rasulullah saw, sosok yang selalu menguatkan lewat kisah perjuangannya ketika semangat mulai menurun...
Maka teruslah berbuat baik menyiapkan bekal terbaik untuk sebuah perjalanan panjang menuju kampung halaman, kampung surga...
Maka teruslah berkarya mengisi kemerdekaan, menjadi manusia bermanfaat untuk orang di sekitar kita demi mendapatkan ridhoNya...
Maka teruslah bergerak melangkah ke depan, karena hidup hanya sekali maka buatlah menjadi berarti...
Karena untuk membuat perubahan besar harus dimulai dari hal-hal yang kecil dan harus kita yang memulainya terlebih dahulu tanpa ada kata nanti, nanti, dan nanti...
Wallahu a'lam bi shawab
NUTRISI UNTUK PASIEN COVID-19
Pasca postingan tulisan pengalaman saya menghadapi Covid-19 di instagram (@cerita_bonita), banyak teman yang DM dan japri bertanya ...
-
Dulu membeli buku ini karena dua alasan. Pertama adalah penulisnya. Pernah duduk di kelas Ustadz Sonny membuat saya penasaran de...
-
Judul Novel : Matahari Penulis : Tere Liye Penerbit : PT Gramedia ...
-
A. Definisi Minat Salah satu faktor utama untuk mencapai kesuksesan dalam studi atau aktivitas apapun adalah minat. Hal ini dikarenakan j...