Rabu, 17 Juni 2020

NEW NORMAL NEW ME

Tulisan kali ini saya ingin mengikat ilmu yang telah diberikan oleh salah satu guru kami, Jamil Azzaini atau biasa dipanggil Kek Jamil. Beliau berbagi tentang pelajaran yang kita dapatkan selama masa pandemi ini dan menjadi bekal dalam menghadapi new normal. Suka atau tidak suka, kita semua akan dihadapkan pada kondisi new normal. Pertanyaannya, apakah pandemi kemarin akan berlalu bergitu saja tanpa ada pelajaran yang bisa kita ambil dan menjadi bekal dalam menghadapi New Normal? Lalu apa pelajaran berharga dari selama masa menjalani stay at home?

Pertama, semakin rajin untuk merayu Allah. Makna merayu disini adalah berdoa kepada Allah swt. Pandemi ini memberikan dampak yang luar biasa untuk banyak orang. Bukankah itu semua membuat kita semakin dekat dengan Allah swt? Saya teringat nasihat dari seorang guru, "Manusia itu kadang dikasi masalah dulu baru ingat kepada Allah swt. Biasanya jika diberikan kenikmatan, lupa kepada Allah swt." Boleh jadi semua kondisi sekarang adalah bagian dari cara Allah swt untuk membuat kita kembali kepada-Nya. 

Kedua, masa pandemi ini mengajarkan kita untuk menjadi manusia yang bertanggung jawab. Koq bisa? Salah satu nabi yang pernah mengalami masa lock down adalah Nabi Yunus as. Belajar dari kisah Nabi Yunus as, ketika beliau ter-lock down dalam perut ikan, Nabi Yunus as tidak sibuk menyalahkan Allah swt. Beliau malah mengatakan "Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau (ya Allah), Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk di antara orang-orang yang berbuat dzalim/aniaya". Nabi Yunus as ketika berada dalam perut ikan malah mengatakan kepada Allah swt bahwa dirinya telah dzalim. Sungguh beda dengan kebanyakan orang yang ketika diberikan masalah sibuk mengatakan, “Ya Allah why me?” Mungkin Allah akan menjawab, “Why not?”. Dari kisah Nabi Yunus as itulah kita belajar untuk mempertanggungjawabkan setiap perbuatan kita, baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Ketiga,  menjadi semakin produktif. WFH harusnya semakin membuat kita menjadi manusia produktif, bukannya malah semakin banyak rebahan. Jika gaji Anda 10 juta, maka harusnya kualitas kerja pun harus sebanding. Bukannya malah gaji 10 juta, tetapi kualitas kerja kita hanya 2 juta. Sisanya itulah yang akan Allah ambil dalam bentuk yang lain. Entah kesehatan yang terganggu, keluarga yang tidak bahagia, terlilit utang dimana-mana, dan berbagai kesulitan hidup lainnya.

Keempat, kontribusi apa yang sudah kita berikan untuk Allah swt? Boleh jadi selama ini kita lebih banyak disibukkan dengan diri kita, keluarga kita, tetapi lupa dengan orang-orang di sekitar kita. Lupa dengan seberapa besar manfaat kita untuk agama ini. Sesekali tengoklah saudara kita yang terbaring di rumah sakit. Mereka yang dicabut nikmat kesehatannya, tetapi Allah masih memberikan kesehatan kepada kita. Adakah kesehatan ini sudah dimanfaatkan untuk agama ini? Ataukah selama ini kita hanya fokus ke AKU, AKU, dan AKU!

Kelima, mencintai sesama, maka teruslah menambah teman karena Allah swt. Saat Nabi Yunus as berada dalam perut ikan, beliau merindukan umatnya. Hal ini mengajarkan kita bahwa kita adalah makhluk sosial. Mencintai sesama bisa meningkatkan level kebahagiaan. Terpenting dari memiliki banyak teman sholeh adalah boleh jadi merekalah yang kelak akan mengajak kita ke surganya Allah. Imam Syafi'i memberikan nasihat bahwa ketika engkau memiliki sahabat yang menghalangimu dari bermaksiat kepada Allah, maka genggamlah dia erat-erat. 

 

Tentunya masih banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari masa-masa melewati pandemi ini. Namun, yang tak kalah pentingnya adalah belajar untuk menciptakan kebiasaan baru selama di era new normal. Apa saja itu?

Pertama, cobalah ngobrol dengan diri sendiri. Mungkin saja kita sudah terlalu sering ngobrol dengan orang lain, tetap jarang ngobrol dengan diri sendiri. Adakah kita pernah bertanya pada diri, "Wahai hati? Apa kabarmu? Bagaimana kabar imanmu? Wahai diri, apa kabarmu? Apakah kamu masih sakit hati dengan orang lain? Sudahkah kamu memaafkan hari ini?" Jangan sampai kita kebanyakan menyapa orang lain, tetapi lupa menyapa diri sendiri. Jangan sampai kita kebanyakan menyapa teman di beberapa group WA, tetapi lupa menyapa diri sendiri. Cobalah lakukan ini setelah sholat tahajjud atau pun sholat shubuh. 

Kedua, belajar keahlian baru yang dibutuhkan masyarakat. Contohnya masyarakat saat ini selalu dihadapkan pada pembelajaran online. Begitu banyak aplikasi yanng harus mereka pelajari untuk menunjang pekerjaan mereka maupun pembelajaran anaknya, maka pelajari kondisi tersebut dan hadirlah untuk memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Contoh lain, kondisi ini membuat banyak orang yang mengalami stres. Cobalah pelajari tentang apa itu stres dan cara mengelola stres. Bisa jadi Anda akan menjadi solusi untuk orang lain yang sedang membutuhkan.

Terakhir, jadilah Gardu EPos atai Gardu Energi Positif untuk orang-orang di sekitar Anda. Perbanyaklah berbagi kebahagiaan dengan orang lain, sekecil apapun. Jangan malah sibuk menebar energi negatif, berdebat di berbagai sosmed dan menguras banyak energi. Orang lain sudah sibuk menyiapkan diri tentang strategi menghadapi new normal, sementara kita masih sibuk protes dengan semua kondisi sekarang.

 So, sudah siap penghadapi Era New Normal?

Wallahu a’lam bi shawab


7 komentar:

  1. Luar biasa.

    Bisa dpt ilmunya di sini

    BalasHapus
  2. Nasihat seorang bijak....jika engkau beribadah kepada Allah swt maka dudukkanlah dirimu bagai seorang pengemis di hadapan-Nya, sambil membayangkan bhw di samping kanan Anda engkau berada dekat Syurga dn di samping kiri Anda seakan ada Neraka, di belakang Anda ada Malaikat sipencabut nyawa dn dibawa Anda seolah engkau sedang meniti pd titian Shirathol mustaqiem. Selamaat beraktivitas, semoga bernilai ibadah di sisi-Nya.

    BalasHapus
  3. Tulisan hebat. New Normal? Harus siap...

    BalasHapus
  4. Siapkan strategi untuk menghadapi new normal....

    BalasHapus

NUTRISI UNTUK PASIEN COVID-19

    Pasca postingan tulisan pengalaman saya menghadapi Covid-19 di instagram  (@cerita_bonita), banyak teman yang DM dan japri bertanya ...