Selasa, 02 Desember 2014

Love is The Moment...

Love is the moment...
Love is you...
Mungkin teman-teman pernah mendengar lirik lagu ini. Aku terdiam saat mendengar lirik lagu ini. Aku membayangkan wajah orang-orang yang dikirimkan Allah untuk mencintai dan menyayangiku selama ini.
Wajah Mama...
Mama yang selalu setia menemaniku melewati hari-hariku. Mama yang selalu menyediakan waktunya untukku. Menghadiri moment-moment penting dalam hidupku. Menyediakan pangkuannya untuk tempat berbaringku. Belaian hangatnya setiap kali aku pamit. Pelukannya di setiap kali aku terjatuh dan membantuku bangkit kembali. Mendengarkan semua ceritaku, bahkan yang tidak penting sekali pun. Ahhhh, terlalu banyak moment indah yang kulewati bersamamu. Semua masih tersimpan baik dalam buku kenanganku. Hingga dalam kondisi sakit, engkau masih mau menghadiri acara wisudaku. Padahal aku sudah melarangmu datang dan memintamu beristirahat. Tetapi engkau tetap datang dan berusaha menunjukkan kalau engkau baik-baik saja.

Mama...
Tahukah engkau, saat itu aku ingin menangis. Tetapi aku sudah berjanji tak akan menangis dihadapanmu. Aku ingin selalu mengukir senyum di wajahmu. Aku ingin membalas semua pengorbananmu selama ini. Aku tak mau lagi membuatmu khawatir. Izinkan aku menjagamu...
Izinkan aku menemanimu melewati hari-hari tuamu...
Hingga kejadian kemarin, aku belajar untuk mengorbankan semua keegoisanku...
Semua semata-mata hanya untukmu...
Aku tak tahu apakah esok Allah akan memberiku kesempatan untuk membahagiakanmu...
Karena itu tenanglah di masa tuamu...
Aku tak akan melangkah sedikit pun tanpa keridhaanmu...
Bukankah ridhomu adalah ridhonya Allah juga?
Biarkan Allah yang mengatur hidupku...
Dia lebih tahu yang terbaik untuk anakmu ini...
Aku hanya meminta satu hal, kumohon jangan berhenti mendoakanku...
Hanya engkau yang kupunya di dunia ini...
Engkaulah satu-satunya alasanku bertahan hingga sekarang...
Boni sayang Mama karena Allah...
Selalu dan selamanya...
Karena Mama dan Bapak adalah cinta pertamaku...

Wajah Bapak...
Menggandeng tangan kecilku untuk sholat berjamaah di masjid. Mengantarkanku ke sekolah. Menemaniku ke dokter dikala sakit. Memboncengku membeli hadiah atas prestasiku demi menepati janjinya pada putri kecilnya. Lengannya sebagai bantalku sambil mendengarkan kisah-kisah nabi pengantar tidurku. Menemaniku melewati hari-hariku selama kuliah. Tangan hangatnya di setiap kali aku pamit. Hingga pelukan terakhirku sebelum dia tak sadarkan diri dan meninggalkanku selamanya.

Bapak...
Sejak SMA aku punya mimpi. Kelak saat wisuda aku bisa membuatmu bangga di hadapan banyak orang. Kita bisa foto bersama seperti moment wisuda kakak-kakak. Ternyata semua hanya mimpi. Yang ada hanya aku dan Mama. Bisakah engkau bayangkan kerinduanku padamu saat itu. Aku sudah memberimu apa yang engkau inginkan dikala hidupmu. Semua pencapaian itu pada akhirnya tak ada artinya ketika aku melihat Mama menangis merindukanmu. Yaaa, aku belajar lebih tegar tanpamu. Dan sekarang aku semakin merindukan moment-moment kebersamaan kita. Ada satu rindu yang tak bisa kuungkapkan. Hanya ingin memeluk engkau secara fisik. Seperti itulah kerinduanku padamu. Semoga Allah memberimu tempat terbaik di sisi-Nya. Aamiin ya Rabbal 'alamin.

Wajah kakak-kakakku...
Kakak yang menjagaku saat ada teman di sekolah yang usil menggangguku. Kakak yang sengaja mengusiliku karena senang menjahili adiknya. Sungguh aku merindukan masa-masa kecilku bersamamu. Mengantarku kemana pun saat harus kerja kelompok ke rumah teman. Menelponku ketika jam sudah menunjukkan pukul 18.00 dan aku belum di rumah. Memelukku ketika Bapak pergi untuk selama-lamanya. Membantuku bangkit ketika terpuruk.
Banyak yang suka bertanya kepadaku, "Bagaimana rasanya punya kakak cowok semua?"
Dulunya aku merasa kalian sangat over protective. Hingga aku belajar bahwa semua itu untuk menjagaku. Semua itu adalah bentuk kasih sayang kalian untukku. Hingga ketika aku memutuskan kuliah ke Jawa, begitu banyak nasehat yang kudapat. Dan aku merindukan telpon-telpon kalian saat aku belum di rumah. Namun, aku harus belajar menjaga kepercayaan yang kalian berikan padaku. Hingga akhirnya peristiwa yang baru saja kualami memberikanku sebuah pelajaran berharga. Betapa besar kasih sayang dan perhatian kalian untukku. Meski dengan cara yang berbeda-beda, tetapi begitulah cara kalian menunjukkan rasa sayang untukku. Terima kasih untuk semuanya. Boni sayang kakak karena Allah. Aku bersyukur karena Allah menghadirkan kalian dalam hidupku untuk menjagaku. Bahkan ketika Bapak meninggal, satu-persatu kakak hadir agar aku tak merasa kehilangan sosok seorang Bapak. Semoga Allah selalu menjaga kakak dan keluarga. Maafkan adikmu ini jika belum bisa menjadi adik yang baik. Boni bahagia memiliki kalian. Berharap kelak bisa berkumpul di surga-Nya. Aamiin ya Rabbal 'alamin.

Wajah guru-guruku...
Orang-orang yang telah banyak mengajariku hingga aku bisa berdiri di titik ini. Guru kehidupanku, semua murobbi yang pernah hadir dalam hidupku, teman-teman dalam lingkaran kecilku, orang-orang yang telah menyesatkanku dalam kebaikan, hingga siswa-siswaku yang telah mengajariku banyak hal. Orang-orang yang pernah dikirimkan Allah dalam kehidupanku untuk mengajariku akan kehidupan. Terima kasih untuk semuanya. Aku teringat taujih dari seorang ustadzah bahwa salah satu cara untuk membuat ilmu bisa bertahan lama adalah dengan mendoakan guru-guru dalam hidupmu. Semoga Allah membalas setiap kebaikan mereka dan mencatatnya sebagai amal jariyah. Aamiin ya Rabbal 'alamin.

Wajah-wajah dalam lingkaran kecilku...
Awalnya kita tak saling mengenal. Hingga waktu mengajari kita tentang ukhuwah. Dimana pun sekarang kalian berada, semoga Allah menjaga kalian dengan sebaik-baik penjagaan-Nya. Masihkah kalian ingat semua mimpi-mimpi kita? Mimpi yang kita bangun di masjid tempat kita biasa melingkar. Saat pertama kali kembali ke Makassar, aku langsung teringat dengan kalian. Kalian yang kutinggalkan karena harus kembali ke kampung halamanku dan kalian yang meninggalkanku demi sebuah cita-cita mulia. Semoga mimpi kita berkumpul di jannah-Nya masih selalu terjaga, aamiin ya Rabbal 'alamin.

Ya Allah...
Terima kasih untuk semuanya...
Semua yang engkau berikan untukku mengajariku untuk lebih banyak bersyukur...
Kumohon hadirkan terus rasa syukur itu dalam hatiku...
Ajari hamba untuk selalu mensyukuri setiap nikmat yang Engkau berikan untukku...
Nikmat yang kuminta, bahkan yang tak pernah aku minta sekali pun...

Ya Allah...
Sungguh nikmat terbesar yang Engkau berikan selama inj adalah hidayah yang engkau berikan untukku...
Nikmat terindah dalam hidupku...
Bisa dibilang peristiwa itu adalah moment terindah dalam hidupku...
Engkau menyapaku lewat cinta-Mu. Hingga akhirnya aku memutuskan berhijrah dan memulai kehidupan baruku. Saat itu aku seperti baru memeluk agama Islam.
Belajar dari nol lagi...
Belajar untuk mengenali-Mu...
Belajar untuk mencintai-Mu...
Belajar menghadapi orang-orang yang menentang pilihanku...
Saat itu aku hanya punya Engkau...
Maka benarlah kata orang-orang bahwa menjaga hidayah itu jauh lebih sulit dibanding ketika kita menjemput hidayah itu...
Aku teringat kisah Rasulullah saw yang mendoakan orang-orang yang melempari Beliau karena menentang ajarannya...
Kisah itulah yang menguatkanku...
Dan sekarang aku bisa merasakannya...
Orang-orang yang dulu menentang pilihanku, sekarang menjadi orang-orang yang menjagaku...
Bahkan sampai hal-hal yang kecil...
Satu persatu mereka pun mulai tersentuh oleh cinta-Mu...
Saat melihat dan merasakan semua perubahan itu, lagi-lagi aku belajar bahwa Engkaulah Sang Pemilik Hati...
Karena itu kumohon jaga hatiku...
Jaga hatiku untuk selalu mencintaiMu di atas segalanya...
Jaga hatiku untuk selalu menyebut namaMu...
Jaga hatiku hingga datang seseorang yang benar-benar Engkau kirimkan untuk menemaniku menjemput surgaMu...
Letakkan dunia ini ditanganku dan cukup Engkau yang bertahta dalam hatiku...

Love is the moment...
Ya, setiap kejadian yang Engkau hadirkan dalam hidupku adalah bentuk kasih sayangMu untukku...
Ajari aku untuk terus mensyukuri setiap kejadian...
Ajari aku untuk terus bersabar dalam setiap kondisi...
Ajari aku untuk menjemput khusnul khatimah...
Karena tiada yang paling kukhawatirkan selain akhir kehidupanku...
Tiada yang paling kurindukan selain perjumpaan denganMu...
Moment yang paling dirindukan oleh orang-orang yang merindukanMu...
Wallahu a'lam bi shawab...

#Makassar, 2 Desember 2014
Ruang Perenungan berbalut kerinduan...
Kerinduan pada Sang Pencinta...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NUTRISI UNTUK PASIEN COVID-19

    Pasca postingan tulisan pengalaman saya menghadapi Covid-19 di instagram  (@cerita_bonita), banyak teman yang DM dan japri bertanya ...