Bapak...
Bagaimana kabar Bapak?
Apakah engkau baik-baik saja?
Semoga Allah memberikan tempat terbaik di sisi-Nya....
Aamiin yra....
Bapak...
Hhheemmm...
Entah mengapa akhir-akhir ini aku selalu merindukanmu...
Setiap kali ada kejadian dihadapanku, maka ingatanku akan kembali kepadamu...
Setiap kali aku melihat seorang anak perempuan berjalan bergandengan dengan ayahnya, aku kembali teringat kebersamaan kita...
Melihat seorang bapak yang baru pulang dari masjid, lagi-lagi aku teringat padamu...
Ahhh sudahlah...
Bapak...
Banyak hal yang ingin kuceritakan...
Semuanya...
Semua yang pernah engkau minta padaku...
Semua yang pernah engkau harapkan dariku...
Sekarang sudah bisa kuberikan untukmu...
Tetapi rasanya biasa saja...
Sama seperti yang engkau katakan, "semua sama saja jika semuanya untuk Allah..."
Bapak...
Sungguh...
Aku ingin engkau hadir disampingku saat ini...
Aku ingin berbaring dilenganmu...
Memelukmu dan mendengar nasehatmu...
Mendengarkan setiap kalimat...
"Kamu itu anak perempuan, jadi kamu harus......."
Bapak...
Tahukah engkau kalau aku sudah wisuda...
Tahukah engkau betapa aku mengharapkanmu ada duduk disana...
Duduk disamping Mama dan aku berlari menunjukkan semuanya kepadamu...
Seperti dulu...
Dan hanya ada Mama disana...
Tahukah engkau, lagi-lagi Mama menyebut namamu...
Matanya berkaca-kaca...
Dan aku berhasil memberikan senyuman terbaikku untuk Mama...
Kakak bilang aku gak boleh nangis dihadapan Mama...
Tapi...
Semuanya tak bisa kutahan saat kakak datang menghampiriku...
Aku berlari dan memeluk K'Amir...
Bapak...
Tahukah engkau saat itu aku merasa sedang memeluk dirimu...
Dan akhirnya aku mengaku kalah...
Aku menangis...
Ya...
Aku menangis merindukanmu...
Bukankah ini semua yang ingin engkau lihat dulu?
Melihat perempuan kecilmu memakai toga...
Dan sekarang aku sudah mewujudkan semua mimpi-mimpimu yang pernah ingin engkau lihat...
Bapak...
Banyak hal yang ingin kuraih, tetapi lagi-lagi aku selalu mengingatmu...
Tiap kali memandangi wajah Mama, ada wajahmu disana yang seolah ingin bertanya, "Apakah aku tega meninggalkan Mama sendiri?"
Tahukah engkau, kalau aku sering melihat Mama menangis merindukanmu...
Aku bisa merasakan kehilangan yang dirasakan oleh Mama...
Berpuluh-puluh tahun kalian mengarungi bahtera rumah tangga bersama...
Ditambah lagi kehadiran kami anak-anakmu yang sudah membuat waktu istirahatmu tak ada lagi...
Membanting tulang untuk membiayai sekolah kami...
Aku masih mengingat nasehatmu, "Kamu harus sekolah lebih dari Bapak dan Mamamu..."
Yaaa, buat kamu Education is number one...
Bahkan aku masih mengingat saat engkau marah padaku karena tak mau ke sekolah saat TK...
Sejak saat itu aku tak mau lagi bolos ke sekolah...
Aku takut kalau aku membuatmu marah lagi...
Karena engkau yang selalu membelaku saat kakak-kakak menjahiliku...
Yaahhh, sekarang aku mengerti...
Begitulah cara mereka menyayangi perempuan kecilnya...
Bapak...
Sekarang aku tak punya keinginan yang muluk-muluk...
Keinginanku saat ini sederhana...
Mimpi bagi semua anak perempuan di dunia ini...
Mimpi bersama dengan ayahnya...
Dan aku sadar kalau semua itu tak mungkin...
Biarlah mimpi itu tetap kujaga...
Toh kakak selalu hadir disaat aku membutuhkan sosokmu...
Mungkin itu sebabnya hingga kini aku masih bisa merasakan kehadiranmu...
Bapak...
Masih banyak yang ingin kuceritakan kepadamu...
Terlalu banyak yang ingin kuceritakan...
Maukah engkau menemuiku?
Meski hanya dalam mimpi...
Bapak...
Apakah engkau masih ingat pada Aliya cucumu?
Sekarang Aliya sudah SD dan sudah punya adik, namanya Azizah...
Engkau pasti masih ingat dengan Aliya kan?
Kemarin aku mengajak mereka menziarahi tempatmu...
Dan tiba-tiba mereka menangis merindukanmu...
Aku sudah berusaha untuk tidak menangis dihadapan mereka...
Tetapi aku sudah tak sanggup menahan air mataku...
Aku memeluk mereka dan tiba-tiba Aliya membisikkan sesuatu di telingaku, "Aliya rindu sekali sama Kakek Mahmud!"
Ya Allah...
Tahukah engkau Bapak...
Dadaku sesak dan air mataku mengalir deras...
Sungguh aku sangat merindukanmu...
Aku ingin memelukmu dan mengatakan, "Terima kasih untuk semuanya. Terima kasih sudah menjagaku, melindungiku, mendidikku hingga aku bisa sampai di titik ini. Maafkan aku yang dulu belum bisa memahami caramu menunjukkan kasih sayangmu."
Bapak...
Perempuan kecilmu ini sudah menjadi perempuan dewasa...
Aku masih terus belajar untuk menjadi lebih baik...
Agar disisa umurku ini, aku bisa menjadi manusia bermanfaat bagi orang lain...
Seperti yang selalu engkau ajarkan padaku...
#Rumah Kerinduan, 9 Oktober 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar