Teman A : "Ukhti, Bapak kamu pengusaha power bank ya?"
Teman B : "Masya Allah, koq tahu ukh?"
Teman A : "Hheemmm, ketika lagi di jalan dan baterai HP sudah sekarat, power bank hadir untuk mengatasi masalah tersebut. Jadi, HP yang tadinya baterainya tinggal 10% atau bahkan 5% bisa terisi kembali. Nahhh, tiap kali bertemu dirimu dan kondisi imanku lagi rapuh, tiba-tiba iman itu sedikit demi sedikit kembali dan menjadi lebih baik ketika mengobrol dengan anti."
Teman B : "Masya Allah..." ^_^
Tulisan saya kali dimulai dulu dengan sedikit gombalan dulu ya. Tapi tenang aja, gombalannya bukan yang melanggar koq. Hehehehe...
Sahabat...
Apa arti sahabat buatmu?
Ada yang pernah bertanya padaku dengan kalimat di atas. Bahkan terkesan memaksaku untuk menjawabnya. Dan akhirnya kujawab saja dengan santai, "Biarkan kujawab dengan sebuah tulisan." Padahal ngeles aja sih, hehehehe...
Sahabatku...
Salah satu hal yang paling membahagiakan adalah ketika menelpon saudariku dan aku bertanya, "Bagaimana kabar imanmu?"
Lalu dia menjawab, "Alhamdulillah, baik ukh. Amalan harian alhamdulillah semakin hari semakin baik."
Mendengar jawabannya saja, hatiku sudah sangat senang. Aku yang mungkin lagi futur saat itu, akan menjadi lebih baik mendengar jawabannya karena iri melihat dirinya yang semakin bertambah kedekatannya dengan Allah. Atau bisa juga imanku yang lagi baik saat itu lalu mendengar jawabannya, malah semakin bertambah keimananku. Dan aku berharap dirinya pun seperti itu.
Meskipun terkadang saat aku menanyakan kalimat utama di atas disetiap obrolan dengan teman, kadang jawaban yang kudapatkan berupa keluhan. Tetapi aku selalu suka dengan kalimat terakhir dari salah satu sahabatku ketika dia sudah selesai curhat, " Aku sadar semua yang kukatakan ini hanyalah sebuah pembenaran atas semua kekhilafanku. Dan aku mohon ampunan Allah atas kelalaianku."
Ya, sangat manusiawi. Kelelahan terkadang datang menghampiri disaat kita harus menyelesaikan semua kewajibaan kita. Hingga futuristik itu pun datang menghampiri. Tetapi kita selalu tahu jawabannya "Mengapa semua itu bisa terjadi?"
Ya... karena kedekatan kita dengan Allah yang lagi bermasalah. Karena kualitas ruhiyah kita yang lagi bermasalah. Bukan orang-orang di sekitar kita yang salah atau pun tugas-tugas dari dosen yang mengalir terus tiada henti. Tetapi iman kitalah yang lagi terkoyak.
Saudariku yang selalu kucintai karena Allah...
Teruslah belajar menjadi pribadi yang dewasa. Seseorang pernah berkata padaku bahwa kedewasaan seseorang sangat dipengaruhi oleh kualitas ruhiyahnya. Maka jagalah Allah dalam hidupmu, Inshaa Allah Dia pun akan menjagamu. Hadirkan Allah dalam setiap aktivitas kita agar Dia selalu menuntun kita tetap istiqomah di jalan-Nya.
Menjadi pribadi yang "cuek" memang baik, tetapi dalam kondisi-kondisi tertentu. Misalnya nih, cuek sama hal-hal yang bisa menghambat tercapainya mimpi-mimpi kita. Karena kita adalah makhluk sosial, maka kita akan tetap butuh orang lain. Pun begitu dengan tanggapan orang tentang diri kita. Buatku, pendapat orang tentang diriku itu penting untuk menjadi bahan muhasabah diri. Mengevaluasi lagi perilaku kita, apakah ada perilakuku yang membuat orang merasa tak nyaman atau membuat mereka sakit hati. Seperti nasehat Ustadz Salim A. Fillah, "Perlakukanlah saudaramu seperti mereka ingin diperlakukan. Bukan malah sebaliknya, perlakukan saudaramu seperti engkau ingin diperlakukan. Karena setiap orang itu berbeda-beda."
Saudariku yang kucintai karena Allah...
Teruslah menebar kebaikan di Bumi Cintanya Allah. Jaga senyumanmu untuk saudaramu. Walaupun kutahu bukan hal yang mudah untuk melakukannya. Tetapi mereka masih punya hak atas diri kita. Dan seperti biasa di akhir pembicaraan kita, "Mengeluhnya sama Allah saja ya." ^_^
Di akhir tulisanku...
Aku ingin menyampaikan rasa terima kasihku. Terima kasih telah menjadi saudaraku selama ini. Saling mengingatkan dalam kebaikan dan saling menegur dalam sepi. Terima kasih menjadi teman berbagi ilmu, khususnya ilmu mendidik anak. Persiapan masa depan untuk mendidik anak-anak biologis dan ideologis kita. Hehehehe :D
Dan setelah ini kuharap tak ada lagi pertanyaan, "Sebenarnya engkau menganggapku apa selama ini?"
Karena aku kurang begitu menyukai pertanyaan itu. Buatku, setiap orang yang dihadirkan Allah dalam hidupku adalah orang-orang yang special. Mereka adalah orang-orang yang dihadirkan Allah untukku agar aku bisa belajar tentang kehidupan dari mereka. Mereka adalah saudara seimanku yang kucintai karena Allah.
Wallahu a'lam bi shawab...
#Ciangsana, 2 Maret 2014
Edisi muhasabah diri...
Merindukan orang-orang yang pertama kali hadir dalam lingkaran kecilku. Semoga Allah selalu menjaga kalian, dimana pun saat ini kalian mengabdi di Bumi Cintanya Allah... Dan teruslah ingatkan diriku yang lemah dan tak luput dari khilaf...^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar