Senin, 10 Februari 2014

30 Hari Bersama Komunitas Odoj



Bismillah...

Kehidupan kota Jakarta kadang membuatku merasa cukup kelelahan setelah beraktivitas karena sebagian besar waktuku banyak kuhabiskan di jalan. Menghadapi kemacetan berjam-jam di jalanan adalah satu kondisi yang sangat baru bagiku. Dulunya saya bisa mengatur waktuku sendiri karena saya bisa mengendarai motor kemana-mana. Sekarang saya tak bisa lagi berangkat seenaknya karena tak bisa lagi ngebut di jalanan. Sekarang saya harus menikmati macet berkepanjangan dan menunggu angkot atau pun busway yang lumayan lama. Itulah sebabnya penyesuaian diri yang paling sulit kulakukan diawal-awal adalah “manajemen waktu”. Setiap kali akan beraktivitas, harus berangkat satu atau dua jam sebelum kegiatan dimulai karena harus menyediakan waktu untuk bermacet-macet ria atau pun menunggu angkot yang lama. Hingga ketika tiba di kostan, hanya ingin segera beristirahat. Hal ini tentunya berpengaruh pada tilawah saya tiap pekan yang tak bisa mencapai target. 

Kondisi di atas hanya satu dari beberapa hal yang harus kuhadapi untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan dan suasana yang baru. Hingga suatu waktu ketika saya sedang berada di kereta, Allah mempertemukanku dengan seorang akhwat. Dilihat dari ekspresi wajahnya yang terlihat kelelahan, sepertianya dia baru pulang kerja. Dia memilih tempat duduk di pojok. Pikirku “mungkin dia mau tidur sepanjang jalan, seperti yang dilakukan oleh beberapa penumpang yang lain”. Tiba-tiba dia membuka tasnya dan mengeluarkan Al Qur’an-nya. Dia pun mulai tilawah di sepanjang jalan hingga tiba di tempat tujuannya. Pengalaman ini menjadi sebuah pelajaran berharga bagi saya untuk melatih sebuah kebiasaan baik ditengah kondisi dimana saya harus bisa beradaptasi dengan cepat pada lingkungan yang baru. Karena buat saya pribadi bukan hal yang mudah untuk bisa membaca di kendaraan yang sedang melaju. Hal ini terkadang membuatku pusing dan saya butuh waktu untuk melatih kebiasaan ini.

Sejak saat itulah saya lagi-lagi belajar bahwa tak selamanya kita akan berada dalam lingkungan yang kondusif. Terkadang kita akan berhadapan dengan orang-orang  atau pun kondisi yang menguji keimanan kita. Teringat nasehat dari Sang Murabbi bahwa salah satu kendala yang kadang dihadapi oleh mahasiswa yang hanya sibuk bersosialisasi di kampus adalah mereka akan mengalami “shock culture” ketika terjun ke masyarakat. Hal ini disebabkan karena kondisi kampus sangat jauh berbeda dengan masyarakat.
Sejak itulah saya berusaha untuk menjaga kondisi ruhiyah agar bisa menjadi tameng menghadapi pengaruh-pengaruh negatif di sekitarku. Salah satu cara yang saya lakukan adalah bergabung di Komunitas Odoj. Tujuan saya sederhana, hanya ingin menjaga diri saya untuk selalu berada di komunitas yang selalu mengingatkanku pada kebaikan. Selain itu, komunitas ini juga melatih kebiasaan tilawah one day one juz. Mungkin bagi teman-teman yang belum terbiasa akan merasakan perjuangan yang sangat berat. Bahkan butuh perjuangan untuk melatih suatu kebiasaan baik hingga menjadi sebuah kebutuhan. Tetapi saya selalu berusaha untuk menikmati prosesnya. Kelak ketika bisa melewati masa-masa sulit, maka kita akan tersenyum jika mengenang kembali semua proses yang telah dilewati. 

Komunitas ini telah mempertemukanku dengan saudari-saudari baru dari berbagai daerah dan aktivitas. Komunitas ini juga membuatku kagum pada beberapa teman yang harus mengurus keluarganya, mengantar anaknya ke sekolah, mengurus kerjaan di kantor, bahkan disaat anaknya sedang sakit pun mereka masih berkomitmen untuk menjaga agar bisa tilawah one day one juz. Hal ini menjadi sebuah teguran buatku pribadi, “mereka aja yang punya segudang aktivitas bahkan harus mengurusi keluarganya masih bisa odoj, apalagi saya yang hanya mengurusi kuliah alias belum berkeluarga”. Selain itu, saya juga bisa merasakan semangat untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Apalagi ketika malam hari ternyata sudah ada yang kholas untuk menu Odoj berikutnya. Seperti berbicara pada diri sendiri, “Hei Bonita, sampai dimana tilawahmu? Sudahkah engkau menyentuh Al-Qur’anmu hari ini? Kebaikan apa yang sudah engkau lakukan hari ini?”

Dan Alhamdulillah 30 hari sudah saya merasakan sensasi bergabung di Komunitas One Day One Juz, khususnya di group 1163. Merasakan sensasinya saling  mengingatkan dan menyemangati untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Awalnya saya jarang nimbrung di group untuk menyemangati teman-teman yang lain. Apalagi jika seharian beraktivitas di luar, saya hanya menjadi anggota yang pasif alias hanya melihat perkembangan di group melihat siapa aja yang belum kholas. Hanya sesekali memberi mereka semangat untuk menyelesaikan tilawahnya. Hingga akhirnya saya kebagian menjadi PJ dan disitulah Allah memberiku pelajaran berharga. Saya belajar bahwa sesibuk apapun diriku, saudaraku masih punya hak atas diriku. Ketika kita sudah berkomitmen bahwa diri ini sudah sepenuhnya kita serahkan untuk Allah, maka saat itulah diri kita tak lagi menjadi milik kita. Diri ini sudah menjadi milik jalan dakwah ini. Menebar kebaikan, memberikan semangat kepada saudara-saudara kita yang sedang berusaha untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah.

Buat saudari-saudariku di Group Odoj 1163, “Terima Kasih untuk semua pelajaran berharga selama satu bulan ini. Terima kasih untuk semua teman-teman yang selalu menyemangati untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Kita belum pernah betatap muka, hanya bisa saling mengenal dari foto dan komentar-komentar di group. Tetapi saya selalu berharap semoga ukhuwah kita tak hanya di group ini, semoga ukhuwah kita tak hanya di dunia, tetapi hingga di surga-Nya kelak. Saudariku, semoga tak ada lelang diantara kita. Komitmen untuk menjaga semangat tilawah one day one juz dan saling menyemangati harus dijaga. Karena Allah sudah mempertemukan kita dalam group ini, maka kita sudah bersaudara dan sudah menjadi kewajiban kita untuk saling mengingatkan dan menyemangati dalam kebaikan. Tentunya semata-mata untuk terus menjaga kedekatan kita dengan Allah dan menjadikan Al Qur’an sebagai sebuah kebutuhan dalam hidup kita. Di akhir tulisan ini izinkan saya menyampaikan, sungguh saya mencintaimu karena Allah dan semoga Allah mempersaudarakan kita hingga di surga-Nya kelak. Aaminn Ya Rabbal ‘alamin ”

Salam Odoj, Bonita Mahmud (Anggota Group Odoj 1163)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NUTRISI UNTUK PASIEN COVID-19

    Pasca postingan tulisan pengalaman saya menghadapi Covid-19 di instagram  (@cerita_bonita), banyak teman yang DM dan japri bertanya ...