Kamis, 18 Januari 2018

BELAJAR DARI SYAIKH KAMIL



Tulisan ini adalah untuk memenuhi janji kepada beberapa teman yang bertanya via japri tentang hasil pelatihan Metode Tabarok bersama Syaikh Kamil. Di tulisan ini saya mohon maaf karena tidak bisa berbagi tentang metodenya secara detail. Hal ini disebabkan karena kami sudah menandatangani surat perjanjian untuk tidak menshare kecuali kepada mereka yang memang sudah mengikuti pelatihannya. Menurut saya ini wajar jika mereka melakukan ini karena kalau pun saya share, khawatirnya malah teman-teman akan tambah bingung. Mohon doanya saja semoga Allah memampukan untuk segera membuka rumah tahfidz untuk Balita (kalau ini serius ngarep didoakan, hehehe…). Maka di tulisan ini saya akan menshare nasehat dari Syaikh Kamil beserta beberapa tips dari Beliau hingga berhasil membuat anaknya menjadi penghafal di usia 4,5 tahun dalam kurun waktu 1,5 tahun.

Banyak orang yang sibuk berlomba-lomba untuk mencari kehidupan dunia. Mereka sibuk mencari kesejahteraan hidup. Padahal kehidupan yang baik itu adalah hidup sesuai dengan Al Qur’an. Cobalah hidup dengan Al Qur’an, maka dunia akan berada dalam genggamanmu. Silahkan teman-teman baca lagi shiroh para nabi dan rasul serta sahabat/sahabiyah, bagaimana mereka hidup dengan Al Qur’an dan sampai sekarang fakta-fakta itu masih ada tentang kejayaan peradaban Islam dahulu. Lalu apa yang harus kita lakukan agar bisa mencapai kesejahteraan hidup yang sebenarnya, yaitu Al Qur,an? Oke, saya paparkan yaaa…

Pertama, TARGET HARUS JELAS. Jika target Anda hanya “Saya mau menghafal Al Qur’an”, maka target ini belum jelas. Coba lebih dispesifikkan lagi menjadi semakin jelas, “Saya mau menghafal juz 30 dalam kurun waktu satu bulan”. Target yang jelas seperti ini (targetnya apa dan berapa lama jangka waktunya) akan membuat kita lebih mudah dalam menyusun perencanaan.

Kedua, HARUS SESUAI DAN BISA DIANALOGIKAN.  Target seperti “Saya mau menghafal juz 30 dalam kurun waktu satu bulan” ini sudah bisa dianalogikan targetnya apa dan jangka waktunya berapa lama. Mengenai sesuai atau tidak, maka silahkan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.

Ketiga, HARUS DAPAT DICAPAI. Jadi, jangan menargetkan sesuatu yang mustahil karena kemampuan setiap orang beda-beda, maka silahkan diukur kemampuan dirinya. Tetapi yang saya dapat pesan dari sini adalah Al Qur’an ini diturunkan oleh Allah untuk mudah dihafalkan, maka jangan pernah merasa pesimis bahwa Anda tidak mampu. Yang membuat kita tidak mampu boleh jadi karena memang kita belum menjadikan Al Qur’an sebagai prioritas utama dalam hidup kita.

Keempat, TARGET BISA DICAPAI DENGAN PENGULANGAN. Ini adalah sesuatu yang tidak mudah bagi yang sudah menghafal, yaitu bagaimana agar hafalan tetap bertahan. Maka muroja’ah alias mengulang-ulang hafalan mesti kita lakukan

Kelima, TARGETNYA HARUS MEMILIKI BATAS WAKTU. Jangan seenaknya memasang target tetapi tidak jelas waktunya. Lagi-lagi ini untuk menjadi kontrol buat pribadi.

Keenam, TARGETNYA BISA DIKEMBANGKAN. Jadi, kalau sudah hafal juz 30 maka dilanjut lagi ke juz 29 dan seterusnya.

Nahhh, itu ada enam tips dari Syaikh Kamil. Koq tipsnya bukan untuk Balita? Teman-teman sebelum membuat anak-anak jadi penghafal, hayuuukkkk kita berlatih untuk membuat target akhirat untuk pribadi dulu. Jangan sampai kita memasang target untuk anak, tetapi tidak pernah membuat target untuk diri sendiri. So, disini Beliau memberikan nasehat tentang pintar-pintarlah membuat skala prioritas. Bagi yang terbiasa membuat ini, pasti sudah tahu pembagiannya:

Pertama, PENTING DAN MENDESAK
Kedua, PENTING, TETAPI TIDAK MENDESAK
Ketiga, TIDAK PENTING, TETAPI MENDESAK
Keempat, TIDAK PENTING, TIDAK MENDESAK

Naahhh, kira-kira kalau selama ini amalan-amalan kita yang langsung berinteraksi dengan Allah masuk di skala prioritas mana? Apakah sholat masih ditunda-tunda? Atau sholat masih di akhir waktu? Kalau masih seperti itu maka itu artinya sholat belum masuk dalam kategori penting dan mendesak. Padahal seharusnya sholat masuk dalam kategori pertama. Begitulah cara syaithon menggoda kita selama ini. Membuat yang seharusnya penting menjadi tidak penting di mata kita dan sebaliknya, sesuatu yang tidak penting menjadi sesuatu yang sangat penting. Contoh kasus, membalas komen-komen di gorup WA ketika adzan masjid sudah memanggil, biasanya mana yanng kita dahulukan? Silahkan dijawab sendiri. Salah satu kerjaan syaithon adalah mengutak-atik amalan kita, sehingga kita mengakhirkan yang wajib dan mendahulukan yang bukan skala prioritas.
Maka dunia ini terlaknat kecuali bagi orang yang berdzikir. Berdizikir disini bukan hanya sekedar yang mulutnya komat kamit berdzikir, tetapi setiap aktivitasnya adalah bentuk dzikirnya kepada Allah. Setiap aktivitasnya menambah kecintaan dan ketaatannya kepada Allah.  

Nahhhh, sekarang saya akan sharing untuk balitanya.

Pertama, MENJAGA MAKANANNYA. Sarapan ala Rasulullah saw adalah tujuh butir kurma ajwa, maka di tabarok ini pun dilakukan hal yang sama. Sarapan anak-anak hanya tiga, kurma, biskuit, dan susu. Susunya pun dianjurkan susu murni.

Kedua, teman-teman yang sedang hamil sangat bisa memulai ini. Jadi, putarkan Al Quran setiap hari dengan cara seperti ini: Misalnya selama bulan Januari, janin diperdengarkan murottal juz satu. Juz satu ini diputar sebanyak sembilan kali dalam sehari. Hal ini dilakukan di 15 hari pertama. Selanjutnya di 15 hari kedua putarkan juz kedua sebanyak sembilan kali dalam sehari. Selanjutnya 15 hari pertama di bulan Februari lakukan lagi dengan juz tiga, dan seterusnya.

Ketiga, bagi teman-teman yang sudah punya balita maka bisa dilakukan hal yang sama pada point yang kedua, hanya rentang waktunya yang berbeda. Misalnya pada bulan Januari, murottal juz satu selama sebulan penuh dimana dalam satu hari diputar sebanyak sembilan kali. Pada bulan Februari lanjut ke juz kedua dan begitu seterusnya. Jadi anak menyelesaikan mendengarkannya selama 30 bulan.

Keempat, MILIKI WAKTU KHUSUS DENGAN ANAK UNTUK MEMPELAJARI AL QUR’AN. Silahkan memilih waktu khusus dengan anak dimana tidak ada aktivitas lain selain dengan Al Quran. Yang saya salut dari metode ini adalah tidak boleh ada mainan dalam kelas sehingga anak betul-betul hanya berinteraksi dengan Al Quran. Jika anak punya waktu 24 jam, maka berikan waktu khusus untuk Al Quran. Tidak perlu merasa khawatir apakah anak akan bosan atau tidak. Jika anak sudah terbiasa, maka dia akan betah dengan sendirinya. Kalau di metode ini pilihan waktunya ada dua, yaitu 2 atau 4 jam dalam sehari. Kalau saya menyarankan untuk bunda yang belum mau memasukkan anaknya ke rumah tahfidz metode tabarok adalah dua jam dalam sehari. Anda sebagai orang tua pun tidak boleh menghadapi anak sambil melakukan aktivitas lain, balas WA misalnya. Betul-betul hanya Anda, anak, dan Al Qur’an.

Kelima, jika kita membaca bagaimana para sahabat berusaha belajar dan menghafalkan Al Quran, maka kita akan menemukan bagaimana mereka langsung mendengarkan dari Rasulullah saw atau dari para sahabat yang memang penghafal sepeninggal Rasulullahs saw. Maka hal ini juga yang kita terapkan kepada anak-anak kita, yaitu Metode TALQIN. Sebelum anak diperdengarkan murottalnya, maka Andalah yang harus memberikan contoh dihadapannya. Misalnya, mulai dari QS An Naba. Maka bacakan anak ayat pertama dihadapannya sebanyak mungkin, kalau ngga salah sebanyak sembilan atau lima belas kali. Setelah diberikan contoh, coba Anda bacakan kemudian diikuti oleh anak. Silahkan Anda membuat target mau berapa ayat dalam setiap satu kali pertemuan. Kalau di metode Tabarok ada target-targetnya sehingga dalam kurun waktu 60 kali pertemuan anak sudah hafal juz 30. Lagi-lagi saya mohon maaf tidak bisa menshare secara detail bagian ini.

Keenam, setelah mentalqin maka putarkan murottalnya agar anak terbiasa mendengarkannya.

Ketujuh, BERIKAN REWARD UNTUK SETIAP PENCAPAIAN ANAK. Saran saya, dalam memberikan reward usahakan untuk tidak memberikan dalam bentuk makanan. Kalau bagian ini saya selalu teringat pesan dari dosen di kampus bahwa memberi hadiah anak sebaiknya berikan hadiah untuk bagian perut ke atas, bukan ke bawah. Misalnya, buku komik islami, alat tulis, dan sebagainya.

Apakah dengan memberikan reward ini anak tidak akan tergantung? Anak akan menghafal karena hanya mengharapkan hadiah? Nahhh, cara terbaik mengatasi ini adalah menyampaikan kepada anak bahwa hadiah itu bukan dari Anda tetapi dari Allah dan jika dia berhasil berbuat yang lebih, maka Allah akan memberinya jauh lebih baik dari itu. Ternyata di zaman Rasulullah saw juga ada seorang anak yang selalu mendapat hadiah satu dirham setiap kali dia berhasil menghafalkan satu hadits.

Kedelapan, bagaimana jika anak mengalami kejenuhan atau menghadapi masalah yang membuatnya malas untuk menghafal? Maka BERKISAHLAH DIHADAPAN ANAK SESUAI DENGAN KONDISINYA. Apalagi sekarang banyak buku-buku shiroh khusus untuk anak. Ceritakan dihadapan anak, jadi Anda tak perlu lagi menasehatinya dengan cara mendikte.

Kesembilan, MENJAGA PERGAULAN ANAK. Berikan anak lingkungan yang bisa membantunya untuk menjadi seorang penghafal.

Kesepuluh, bagaimana dengan banyaknya penghafal tetapi ternyata akhlaknya belum menunjukkan bahwa dia seorang penghafal? Jawaban dari Syaikh Kamil, “Al Quran itu tempatnya di hati. Maka jika masih ada di sekitar kita yang dikenal sebagai penghafal tetapi akhlaknya masih jauh dari Al Qur’an, maka hafalannya itu hanya dibibirnya saja, belum sampai ke hatinya.” Tetapi kondisi ini tidak boleh membuat kita mundur untuk mempelajari dan mengahafalkan Al Quran. Inilah cara syaithon untuk membuat kita mundur. Maka tetap lanjutkan ikhtiarnya dan senantiasa mendoakan saudara yang kita maksud tadi.

Kesebelas, MENGONTROL AKTIVITAS ANAK DENGAN GADGET. Baiknya berikan batasan waktu dalam menggunakan gadget. Kalau dari Beliau memang tidak menyarankan untuk memberikan gadget kepada anak.

Keduabelas, MENGONTROL WAKTU ISTIRAHAT ANAK. Waktu tidur anak harus cukup dan tidak boleh tidur larut malam karena hal ini akan mempengaruhi aktivitasnya di pagi hari.
Alhamdulillah, hanya itu yang bisa saya share ke teman-teman pembaca. Pesan beliau yang terakhir dalam sesi pelatihan adalah lakukanlah empat tahapan berikut:
Pertama, perbanyak tilawah Al Qur’an
Kedua, perbanyak mentadabburi Al Qur’an
Ketiga, amalkan semua yang ada dalam Al Qur’an
Keempat, ajarkan semua yang ada dalam Al Qur’an kepada orang lain

Dan pelajaran yang paling berkesan buat saya pribadi adalah saya menyesal kenapa baru tahun kemarin hati saya tergerak untuk belajar bahasa Arab. Ketika mendapat kesempatan untuk presentasi dihadapan Syaikh Kamil dan peserta pelatihan, serasa ujian akhir. Saat saya mempresentasikan hasil review,  tiba-tiba syaikh memotong presentasi saya tiba-tiba disitu jantung berdetak lebih cepat dan berkata dalam hati, “Ya Rabbi, apa ada yang salah dari materi saya?” Sambil menatap dengan wajah memelas ke arah penerjemahnya seolah ingin berkata, “Ustadz, tolong ditranslate cepat itu artinya apaaaa!!!” Dan kesempatan ini yang paling kusyukuri untuk menjadi motivasi saya pribadi untuk serius belajar bahasa Arab. Nasehat Syaikh Kamil seperti ini, “Belajar bahasa Arab niatkan agar bisa lebih mudah memahami Al Quran. Jangan berpikir bahwa orang-orang di Arab Saudi sana sudah paham semua isi Al Quran karena menggunakan bahasa mereka? Belum tentu. Jadi, kita semua punya kesempatan yang sama.”

Semoga tulisan ini bermanfaat buat teman-teman pembaca. Seperti biasa, saya selalu menyelipkan doa dalam setiap tulisan. Mohon doanya agar diri ini senantiasa istiqomah hingga di akhir hayat, semoga Allah menyibukkan saya dalam kebaikan, dan semoga Allah memberikan saya kemampuan untuk membuat Rumah Tahfidz Tabarok. Aamiin Ya Rabbal ‘alamin.

Wallahu a’lam bi shawab

Sinjai, 18 Januari 2018

1 komentar:

NUTRISI UNTUK PASIEN COVID-19

    Pasca postingan tulisan pengalaman saya menghadapi Covid-19 di instagram  (@cerita_bonita), banyak teman yang DM dan japri bertanya ...