Rabu, 10 Januari 2018

RESOLUSI 2018

BISMILLAH…

Mengawali tulisan di blog ini, saya berharap teman-teman dalam kondisi sehat dan senantiasa dalam lindungan Allah swt. Ini tulisan pertama saya di blog di tahun 2018. So, untuk itu saya ingin memulainya dengan sebuah tulisan resolusi 2018.

Sebelum menuliskan resolusi tahun ini, saya ingin bercerita tentang tahun 2017. Tahun 2017 adalah tahun penuh dengan kenikmatan dari Allah swt. Bahkan ujian yang Allah berikan di tahun kemarin adalah sebuah kenikmatan yang patut saya syukuri. Bukankah ujian adalah bentuk kasih sayang Allah?


Selalu bersyukur bahwa di tahun kemarin Allah mengizinkan saya untuk melakukan sebuah perjalanan ruhiyah. Perjalanan yang dulunya hanya sebuah mimpi, ternyata Allah wujudkan di bulan Februari. Allah mengizinkan saya untuk melakukan perjalanan ibadah umroh bersama keluarga. Kenangan yang paling berkesan adalah ketika duduk bersimpuh dihadapan Ka’bah merasakan kehadiran Allah swt. Saya masih bisa merasakan kenikmatannya pada saat membuat tulisan ini. Dihadapan ka’bah benar-benar menjadi hamba yang tidak ada apa-apanya, membayangkan semua kenikmatan dari Allah dan dosa-dosa yang pernah kulakukan. Memohon ampunan dan cintaNya, semoga Allah ridho atas hidupku. Hal lain yang kuminta adalah kelapangan hati untuk memaafkan diri sendiri dan orang-orang yang Allah kirimkan untuk memberiku pelajaran hidup. Tak banyak yang tahu hal-hal berat yang telah kulalui dan di depan Ka’bah itulah akhirnya semua tumpah dan hilang begitu saja. Di saat itu saya semakin menyadari mengapa Allah memberiku ujian yang bertubi-tubi dan kusyukuri adalah Allah membuatku mampu berhasil melewati semuanya.

Masih banyak yang ingin kutuliskan kenangan di tahun 2017, tentang orang-orang yang dikirmkan oleh Allah untuk menjadi saudara baruku, merawat mama yang sempat sakit, hingga Allah memberiku kesempatan untuk lulus CPNS dosen di Kabupaten Bone. Ini adalah salah satu nikmat terbesar tahun kemarin. Mengapa? Karena ini hadiah untuk Mamaku. Mama sangat berharap saya bisa lulus disana agar dia bisa menghabiskan masa tuanya di Sinjai. Ketika saya membaca pengumuman, saya hanya terbayang wajah Bapak. Entah apa reaksinya ketika tahu anaknya lulus. Saya lulus SPMB saja Bapak nangis sambil meluk anak perempuannya. Saya teringat akan cita-cita zaman kuliah di Jakarta. Saya pernah berdoa untuk kembali ke kampung halaman untuk mengabdi. Saya cemburu melihat banyaknya hal bermanfaat yang bisa didapatkan oleh orang-orang kota karena informasi yang gampang diakses, maka sejak itu saya bertekad untuk mengembangkan kampung halaman saya. Setelah kemarin pernah mencoba di Sinjai, ternyata Allah menakdirkan saya pulang ke kampung halaman Bapak. Yaaa, Bapak banyak menghabiskan hidupnya di sana. Mungkin karena saya anak Bapak, maka Allah pun menakdirkan saya pulang ke kampung halaman Bapak. Untuk semua pencapaian di tahun 2017, terima kasih Ya Rabbana untuk semuanya. Dan saya ingin memperbaiki semua kekurangan tahun kemarin di tahun ini, in syaa Allah.

Lewat tulisan ini juga saya ingin berterima kasih untuk orang-orang yang Allah kirimkan untuk memberi warna dalam kehidupanku. Teman-teman melingkar, adik-adik dalam lingkaran, sahabat yang selalu jadi teman diskusi hingga yang hanya sempat saya kenal beberapa saat. Siapa pun yang hadir dalam hidupku untuk memberi warna dalam kehidupanku adalah guru kehidupan dari Allah yang wajib saya syukuri. Terima kasih untuk semua kebersamaan selama ini. Spesial untuk adik-adikku yang sudah tiga tahun, dua tahun, bahkan satu tahun ini menemani perjalananku. Kalian adalah salah satu yang paling berat untuk kutinggalkan. Tetapi saya tak pernah mau mengatakan selamat tinggal karena saya ingin berjumpa kalian di surgaNya. Seperti mimpi-mimpi yang selalu kita bangun saat melingkar, semoga kelak kita menjadi hamba pilihan Allah yang bisa memandang wajahNya. Saya masih membutuhkan doa dari kalian. Mohon doanya agar saya bisa istiqomah di mana pun berada. Dan jaga baik-baik hidayah  yang telah Allah berikan. Terakhir saya hanya ingin mengatakan betapa saya mencintai kalian karena Allah.

2018…
Pertama target ruhiyah, berharap tahun ini ada peningkatan dalam hal kualitas dan kuantitas ibadah. Saya tidak akan memaparkannya secara detail disini karena sebenarnya sudah tertempel cantik. Banyak yang ingin saya perbaiki dari segi kualitas ruhiyah, khususnya tentang urusan interaksi dengan Al Qur’an. Alhamdulillah kemarin sudah terlaksana satu target, yaitu ikut pelatihan Tabarok bersama Syaikh Kamil. Ini adalah target saya sejak tahun lalu. Sejak pulang umroh saya selalu terbayang dengan seorang perempuan tua penduduk kota Mekkah yang tilawah di samping saya. Tilawahnya nikmaaattt sekali karena dia paham maknanya. Sejak itu saya bertekad ingin belajar bahasa Arab. Berbagai kelas saya ikuti tapi ujung-ujungnya selalu dikick karena ngga ngerjain tugas. Saya jadi suka stalking akun-akun teman-teman yang lagi kuliah di Arab Saudi. Semua itu untuk menjaga semangat dan saya massih menyimpan cita-cita saya belajar kesana. Ternyata Allah menjawab doa saya dengan cara mendatangkan Syaikh Kamil ke Makassar. Saya ngga perlu ngeluarin uang tiket, cukup uang pelatihannya saja. Yaaa, jangan pernah memandang remeh sebuah doa meskipun hanya terbersit di dalam hatimu.

Kedua, target untuk keluarga. Saya ingin lebih dekat dengan keluarga. Tahun kemarin saya terlalu sibuk di luar. Tahun ini saya ingin lebih banyak menikmati waktuku dengan Mama dan keluarga.

Ketiga, target karir. Bagian ini in syaa Allah saya akan hijrah ke tempat yang baru. Berharap saya bisa cepat beradaptasi dan membangun karir saya disana. Saya ingin lebih banyak bermanfaat untuk orang banyak. Dan terget besar tahun ini adalah membuat rumah tahfidz untuk balita. Mohon doanya teman-teman semoga Allah memberikan kemampuan dan kelapangan rezeki serta waktu untuk mewujudkan cita-cita ini.

Sebenarnya masih banyak resolusi tahun ini, tetapi saya tidak akan menceritakan semuanya disini. Saya hanya memohon doa dari teman-teman semua, semoga tahun ini Allah senantiasa menuntun setiap langkahku untuk selalu mendekat kepadaNya. Semoga Allah selalu mengirimkan orang-orang baik untuk menemani perjalanan di jalan cinta para pejuang. Kalau pun ada yang berniat kurang baik, semoga Allah melembutkan hatinya dan memberinya hidayah. Semoga Allah memberikan kelapangan dalam urusan rezeki agar saya bisa lebih banyak berbagi lagi kepada orang-orang yang tidak mampu. Semoga Allah memberikan kesehatan agar saya tetap bisa beraktivitas yang bermanfaat untuk orang banyak. Dan yang terpenting semoga tahun ini iman saya meningkat, semakin taat dan cinta kepada Allah dan RasulNya. Jika ini menjadi tahun terakhir saya, semoga tiap hari yang kulewati adalah keberkahan dan senantiasa dalam keridho’anNya serta bisa kembali dalam keadaan khusnul khotimah dan syahid di jalan Allah.
Aamiin ya Rabbal ‘alamin

Oh ya, ada yang bertanya apakah saya tidak ada target untuk menikah? Jangan tanya tentang ini ya gaannn. Target ini sudah saya tuliskan dari sejak zaman kuliah, tetapi kata Allah belum waktunya. So, mari menikmati apa yang Allah berikan saat ini karena kita tak pernah tahu apakah jodoh yang duluan datang atau Malaikat Maut? Jodoh dan rezeki biarlah menjadi urusan Allah karena semuanya sudah tertulis rapi di Lauh Mahfudz jauh sebelum kita hadir di muka bumi ini. Tugas kita hanyalah memantaskan diri dengan senantiasa memperbaiki kualitas diri sehingga siapa pun yang datang duluan, apakah jodoh atau malaikat maut maka kita sudah siap.

Wallahu a'lam bi shawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NUTRISI UNTUK PASIEN COVID-19

    Pasca postingan tulisan pengalaman saya menghadapi Covid-19 di instagram  (@cerita_bonita), banyak teman yang DM dan japri bertanya ...