Rabu, 07 Mei 2014

Cinta Pertamaku...

Jika ada yang bertanya, "Siapa cinta pertamamu?"
Akan kujawab, "My Father"

Ya...
He is my first love...

Lelaki pertama yang kudengarkan suaranya saat dia mengumandangkan kalimat Allah di telingaku...
Lelaki pertama yang menggendongku saat lahir ke dunia ini...
Lelaki pertama yang menitikkan air matanya saat aku hadir di dunia ini...

Bagi anak perempuan, sudah seharusnya ayahnyalah yang menjadi cinta pertamanya. Pun begitu dengan anak laki-laki, Ibunyalah yang seharusnya menjadi cinta pertamanya.

Dan kali ini aku ingin bercerita tentang dia...
Sosok laki-laki yang sangat sederhana dan jauh dari kemewahan. Aku sangat mengenali kejujurannya. Bapak punya prinsip, tidak apa-apa sedikit yang penting berkah. Bapak juga selalu mengajari kami untuk mengembalikan setiap masalah kepada Allah. "Apapun masalah hidup yang engkau hadapi, kembalikan semuanya kepada Allah. Allah lebih tahu yang terbaik untuk hamba-Nya.Dimana pun kamu berada, apapun masalahmu, selalu ingat Allah." Itulah yang selalu dipesankannya untuk kami anak-anaknya.

Ketegasannya sudah tak dipertanyakan lagi, apalagi untuk urusan yang berhubungan dengan agama. Tak ada ruang toleransi bagi kami anak-anaknya. Ketika adzan berkumandang, maka semua harus ke masjid. Secara kakak-kakakku semuanya cowok. Bapak tak pernah memperlakukanku istimewa meskipun aku satu-satunya anak perempuan di rumah. Bapak tidak suka kalau aku manja. Bahkan Bapak over protective sama aku. Dan aku baru tahu alasan Bapak memperlakukanku seperti itu ketika aku merantau. Saat Bapak tak lagi ada di sampingku untuk menjagaku. Aku harus bisa menjaga diriku baik-baik.

Bapak...
Sangat peduli dengan pendidikan anak-anaknya. Beliau punya prinsip, "Anak-anaknya harus punya sekolah yang lebih tinggi daripada orang tuanya." Aku menyaksikan sendiri bagaimana perjuangan Bapak membiayai sekolah kakak-kakakku. Ya, masa kecilku banyak kuhabiskan dengan orang tuaku karena semua kakak sudah kuliah ke kota. Dan aku menjadi saksi perjuangan Bapak dalam memberikan pendidikan terbaik untuk anak-anaknya.

Bapak...
Aku tak pernah melihatnya meninggalkan sholat lima waktu. Sholatnya pun selalu di masjid dekat rumah. Kalau pun Beliau ngga ke masjid, itu artinya Beliau lagi sakit. Bapak suka marah kalau anak-anaknya ngga sholat ke masjid. Apalagi kalau ngga sholat, jangan harap kami akan mendapat teguran darinya hari itu. Ada satu kenangan yang boleh dibilang sejak itulah aku mulai rajin sholat. Saat itu aku masih kelas 3 SD. Aku selalu tidur dekat Bapak karena Beliau suka mendongengkanku sebelum tidur dengan kisah-kisah Nabi dan Rasul. Saat tengah malam tiba, seperti biasa Beliau bangun untuk melaksanakan sholat tahajjud. Seusai sholat Beliau lalu berdoa dan di saat berdoa itulah aku mendengar doa-doanya. Bapak menyebut namaku dalam doanya. Aku tetap saja berpura-pura tidur sambil terus mendengarkan doa-doanya.

Ahhhh Bapak...
Saat itu aku hanya berkata pada diriku, "Aku jarang mendoakan Bapak. Kalau pun mendoakan, doanya pasti asal-asalan seperti anak-anak yang lain." Boleh dibilang kejadian itu menjadi bukti bagi diriku kalau Bapak sangat menyayangiku.

Ya...
Bapak bukan tipe orang yang romantis yang selalu mengatakan sayang kepada anak-anaknya. Bapak lebih banyak diam. Dan dalam diamnya itulah dia mengungkapkan rasa sayangnya. Semua itu baru kumengerti setelah aku beranjak dewasa.  

Bapak selalu berusaha untuk menepati janjinya. Janji yang selalu kuingat adalah ketika Beliau berjanji akan menemaniku dua tahun di Makassar. Setelah dua tahun, Beliau berjanji akan kembali ke kampung halamanku menikmati masa tuanya. Janji itu benar-benar dipenuhinya. Dua tahun Beliau menemaniku di Makassar saat kuliah dan kembali ke Sinjai untuk selamanya. Beliau benar-benar pulang ke kampung halamanku untuk beristirahat selamanya.

Dan sekarang tepat enam tahun kepergiannya...
Bapakku yang selalu dan akan selalu kucintai karena Allah...
Terima kasih untuk semua pelajaran hidup yang telah engkau berikan untukku...
Terima kasih untuk semua kasih sayang yang telah engkau berikan untukku...
Terima kasih telah memberikanku kenangan masa kecil yang indah...
Terima kasih untuk semuanya...
Aku masih ingat dengan keinginanmu melihatku saat diwisuda...
Mungkin semua itu tak bisa terwujud di dunia...
Semoga kelak aku bisa membuatmu bahagia dan bangga di hadapan Allah...

Ya Allah...
Ampunilah dosa-dosa kedua orang tuaku...
Berikanlah Ayahku tempat terbaik disisi-Mu...
Lapangkanlah tempatnya...
Terangilah tempatnya...
Dan kumpulkanlah kami di Surga-Mu kelak...
Ya Allah...
Jika ada kebaikan yang kulakukan dan bernilai pahala...
Kumohon alirkan pahalanya untuk kedua orang tuaku...
Yang telah membesarkanku, mengajariku, mendidikku untuk selalu menjadikan Engkau tujuan hidupku...
Ya Allah...
Kumohon jagalah keduanya dengan sebaik-baik penjagaan-Mu...
Aaminn Ya Rabbal 'alamin...

Makassar, 6 Mei 2008 - Makassar, 6 Mei 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NUTRISI UNTUK PASIEN COVID-19

    Pasca postingan tulisan pengalaman saya menghadapi Covid-19 di instagram  (@cerita_bonita), banyak teman yang DM dan japri bertanya ...