Satu bulan sudah kita menjalani bulan Ramadhan. Pastinya banyak hal yang kita lakukan di luar dari kebiasaan di sebelas bulan lainnya. Kini Ramadhan telah berlalu, tetapi apakah kebiasaan selama Ramadhan juga ikut berlalu? Sungguh bulan Ramadhan memberikan kita banyak oleh-oleh. Oleh-oleh yang harusnya kita jaga baik selama sebelas bulan ke depan. Apa saja itu? Simak yuukkk!
Pertama, sholat tepat waktu. Saya mengambil contoh sholat shubuh yaa. Sebagian besar orang banyak yang suka telat sholat shubuhnya di luar bulan Ramdhan,. Bahkan saya kadang menanyakan ke mahasiswa yang terlambat masuk ke kelas di saat jadwal ngajar pagi, kalau dia telat masuk kelas bagaimana dengan sholat shubuhnya. Hampir sebagian besar menjawab mereka telat melakukan sholat shubuhnya. Kalau kata seorang guru, “Kalau sholat shubuhmu keteteran, maka yakin saja sholat yang lain pun akan ikut keteteran. Karena waktu pagi itu sangat menentukan produktivitas kita hari itu.” Selama bulan Ramadhan, banyak yang berusaha keras untuk tidak tidur lagi setelah sahur karena khawatir kelewatan sholat shubuhnya. Harusnya kebiasaan ini pun kita lanjutkan di sebelas bulan berikutnya. Berapa banyak orang yang rela begadang demi menonton tim sepakbola favoritnya, yang pada akhirnya berujung pada telat bangun dan berdampak pada sholat shubuh yang tidak tepat waktu.
Kedua, sholat tahajjud. Jika di sebelas bulan lainnya biasanya orang-orang memiliki target tiga kali dalam sepekan untuk sholat tahajjud, maka di bulan Ramadhan orang-orang berlomba untuk menghidupkan malamnya dengan sholat tahajjud. Apalagi di sepuluh malam terakhir, semua orang hampir memiliki tidur yang sedikit di malam hari demi bisa menghidupkan malamnya dengan sholat tahajjud. Mereka menjauhkan lambungnya dari tempat tidur demi menegakkan shalat malam. “Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan penuh harap, dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami bagikan kepada mereka” (QS. As-Sajadah: 16).
Shalat tahajjud memiliki pahala yang sangat besar. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits: “Shalat yang paling utama setelah sholat wajib adalah shalat yang dilakukan di malam hari.” (HR. Muslim). Semoga kita bisa meneruskan kebiasaan baik menghidupkan malam-malam dengan sholat tahajjud.
Ketiga, sholat dhuha. Adanya anjuran dari pemerintah untuk WFH sangat membantu para pekerja kantoran yang kadang kesulitan untuk menunaikan sholat dhuha. Ditambah lagi WFH ini hadir di saat bulan Ramadhan, maka semakin menambah semangat orag-orang untuk menunaikan sholat dhuha.
“Di pagi hari ada kewajiban bagi seluruh persendian kalian untuk bersedekah. Maka setiap bacaan tasbih adalah sedekah, setiap bacaan tahmid adalah sedekah, dan setiap bacaan takbir adalah sedekah. Demikian juga amar ma’ruf dan nahi mungkar adalah sedekah. Semua ini bisa dicukupi dengan melaksanakan shalat dhuha sebanyak dua raka’at.” (HR Muslim)
Keempat, kebiasaan tilawah Al Qur’an. Sungguh saya sangat cemburu kepada para guru Al Qur’an. Berapa banyak pahala jariyah yang mereka dapatkan jika merekalah orang pertama yang mengajari orang-orang yang tilawah tentang huruf alif, ba, ta, dan seterusnya. Jika di luar bulan Ramadhan, mungkin orang-orang biasanya hanya tilawah satu hingga lima lembar. Di bulan Ramadhan ini orang-orang berusaha untuk tilawah minimal one day one juz karena mengejar target khatam satu kali selama bulan Ramadhan. Ini baru yang punya target khatam satu kali, bagaimana dengan mereka yang memasang target dua kali, tiga kali, hingga sampai sepuluh kali khatam selama bulan Ramadhan. Kebiasaan tilawah ini adalah oleh-oleh dari bulan Ramadhan yang sudah seharusnya kita jaga kebiasaan baik ini.
“Siapa yang membaca satu huruf dari Al Qur’an maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan ‘alif lam mim’ satu huruf akan tetapi alif satu huruf laam satu huruf dan miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi)
Kelima, sedekah lebih dari biasanya. Jika di sebelas bulan lainnya, sebagian besar orang hanya bersedekah di waktu-waktu tertentu misalnya hari Jumat, maka di bulan Ramadhan hampir semua orang berusaha untuk bersedekah setiap hari. Harusnya oleh-oleh Ramadhan ini pun harus kita jaga di sebelas bulan berikutnya.
Keenam, sholat syuruq. Sebagian orang biasanya melakukan sholat ini di akhir pekan karena harus masuk kantor. Namun, selama bulan Ramadhan banyak yang rela duduk berlama-lama berdzikir atau pun membaca Al Qur’an demi menunggu waktu syuruq untuk menunaikan sholat dua rakaat. Dari Anas bin Malik Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang melaksanakan shalat shubuh secara berjamaah lalu ia duduk sambil berdzikir pada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia melaksanakan shalat dua rakaat, maka ia seperti memperoleh pahala haji dan umroh.” Beliau pun bersabda, “Pahala yang sempurna, sempurna, sempurna.” (HR. Tirmidzi)
Ketujuh, rasa kepedulian terhadap sesama. Bulan Ramadhan tahun ini bersamaan dengan datangnya pandemi Covid-19. Kita semua bisa melihat sendiri betapa banyak orang yang akhirnya kena dampak dari pandemi ini. Banyak orang yang terpaksa harus kehilangan pekerjaan bahkan ada pula yang sampai harus gulung tikar tak bisa melanjutkan usahanya. Namun, ternyata masih banyak orang baik di negeri ini. Selama bulan Ramadhan orang-orang berlomba-lomba untuk ikut berdonasi pada mereka yang kena dampak pandemi ini. Jumlah relawan tiba-tiba bertambah dan semua sibuk membagikan sembako kepada mereka yang kurang mampu. Rasa kepedulian ini harusnya kita jaga dan terus kita lanjutkan selama sebelas bulan berikutnya.
Kedelapan, semua perempuan ramai-ramai menjaga auratnya. Meskipun masih ada yang menutup aurat hanya karena menghormati bulan Ramadhan, bukan karena menjalankan kewajibannya maka harusnya kita terus menjaga kebiasaan ini di sebelas bulan berikutnya. Menutup aurat adalah kewajiban yang sudah Allah tetapkan seperti yang dijelaskan dalam Al Qur’an surah An Nur: 31: “Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”
Kesembilan, puasa di bulan Ramadhan membuat semua orang menjaga diri dari melakukan perbuatan dosa dan maksiat. Mereka yang pacaran tiba-tiba menghentikan sejenak komunikasinya selama bulan Ramadhan karena katanya takut dosa. Sayangnya setelah Ramadhan dilanjutkan lagi. Harusnya hal ini terus dijaga karena Allah sudah jelas mengaturnya dalam Al Qur’an tentang perbuatan zina. Mereka yang terbiasa korupsi mikir seribu kali untuk melakukan hal tersebut, kecuali bagi mereka yang benar-benar sudah ditutup mata hatinya oleh Allah. Semoga kebiasaan baik selama bulan Ramadhan ini membuat kita betul-betul terlatih untuk menjauhi perbuatan dosa dan maksiat.
Boleh jadi masih banyak oleh-oleh yang sudah diberikan oleh bulan Ramdhan, teman-teman boleh menambahkan. So, setelah bulan Ramdhan berlalu jangan sampai kita menjadi manusia amnesia, melupakan semua kebiasaan baik selama Ramadhan. Tadinya yang semangat nge-rem dari perbuatan maksiat, Ramadhan berlalu malah jadi melepas rem dan maksiatnya malah di gaspollll.
Ujian kita sebenarnya adalah di sebelas bulan berikutnya, apakah Ramadhan kita kemarin benar-benar memberikan peningkatan dalam kualitas ibadah dan memberikan pengaruh positif pada pribadi kita atau malah kita hanya menjadi manusia amnesia Ramadhan?
Wallahu a’lam bi shawab
Masya Allah
BalasHapusInspiratif Bu,pesannya meresap ke dasar hati
BalasHapusKeren.. Aamiin, Semoga kita menjadi manusia yg tdk amnesia rAmdhan..
BalasHapusMasya Allah
BalasHapusMasya Allah
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus