Selasa, 27 Desember 2016

Latihan Hidup



Setiap kali memberikan ujian pada mahasiswa, saya biasanya membagi dua bagian. Ada yang masuk gelombang pertama dan kedua. Soal-soal yang mereka dapatkan, ada yang sama tapi ada juga yang tidak. Setiap kali gelombang pertama selesai melakukan ujian, maka mahasiswa gelombang kedua akan banyak bertanya tentang pertanyaan yang muncul dalam ujian.
Pada kondisi ini, gelombang pertama biasanya kurang suka karena mendapat kesempatan pertama ujian. Mereka tak punya waktu banyak untuk belajar seperti teman-temannya yang mendapatkan kesempatan gelombang kedua. Berbeda dengan mahasiswa gelombang kedua, mereka justru punya banyak kesempatan untuk belajar. Selain itu, mereka juga punya kesempatan untuk tahu bentuk soal yang muncul dalam ujian dari teman-temannya yang sudah ujian duluan.
Dalam kehidupan ini, terkadang kita menjadi mahasiswa tersebut. Saat menjadi mahasiswa gelombang pertama, Allah tak memberikan kita kesempatan untuk belajar dalam menghadapi ujian. Ada banyak kemungkinan jika berada dalam posisi ini. Pertama, kita menjadi pribadi yang selalu siap karena kita sudah menyiapkan diri jauh-jauh hari untuk semua kemungkinan bentuk ujian yang akan datang. Pribadi yang seperti ini akan keluar dari ruang ujian dengan wajah tersenyum bahagia karena berhasil melewatkan ujian kehidupan. Kedua, pribadi yang tidak siap dan shock ketika menghadapi ujian karena tidak pernah mempersiapkan diri sebelumnya. Orang yang seperti ini akan menghadapi ujian dengan wajah kusut dan keluar dari ruang ujian dengan ekspresi menyalahkan diri sendiri.
Lalu bagaimana dengan mahasiswa gelombang kedua?
Orang-orang  yang berada dalam kondisi ini punya banyak kesempatan belajar. Mereka bahkan bisa banyak mengambil pelajaran dari pengalaman orang-orang yang pernah mengalami sebelumnya. Hingga kemudian ketika mereka berhadapan dengan kondisi yang sama, maka mereka benar-benar siap untuk menghadapinya. Namun, ada pula yang mengabaikan pelajaran hidup dari penglaman orang lain. Ini hanya persoalan pilihan, apakah kita mau banyak mengambil hikmah dari kehidupan orang lain atau sekedar mengandalkan pengalaman pribadi?
Sungguh Allah telah memberikan banyak pelajaran tentang ujian hidup ini lewat kisah para nabi dan rasul. Seperti yang pernah dialami oleh Rasulullah saw ketika menyampaikan ajaran Islam kepada kaum kafir Quraisy. Rasulullah saw dikatakan gila, pendusta, hingga dilempari kotoran. Sungguh ujian yang dihadapi oleh Rasulullah saw jauh lebih berat dari apa yang kita hadapi, maka tak ada alasan untuk mengeluh. Rasulullah saw pernah ditanya oleh Sa’d bin Abi Waqqash r.a:
Ya Rasulullah, siapakah yang paling berat ujiannya? Beliau menjawab, Para Nabi kemudian orang-orang semisalnya. Seseorang akan diuji sesuai kadar (kekuatan) agamanya. Jika agamanya kuat, maka ujiannya akan bertambah berat. Jika agamanya lemah, maka akan diuji sesuai kadar kekuatan agamanya
Menyiapkan diri itu penting agar kita siap menghadapi ujian apa pun. Lalu bagaimana kita mempersiapkan diri dalam menghadapi ujian? Jawabannya dengan selalu menjaga kedekatan dengan Allah. Saat kita selalu menghadirkan Allah dalam setiap kehidupan kita, maka ujian apapun akan terlewati. Karena keyaknan kita bahwa Allah selalu punya skenario indah dibalik setiap ujiannya.
****
Pernahkan Anda mengalami suatu kejadian yang berulang?
Pernahkah Anda mengalami suatu masalah yang yang sepertinya berulang?
Tahukah Anda bahwa Anda sedang menghadapi ujian remedial dari Allah?
Hari ini kita diuji dalam urusan keluarga. Ketika ujian tersebut terselesaikan, tiba-tiba datang lagi ujian dalam urusan keluarga. Kondisi ini berulang beberapa kali hingga kemudian kita berhasil melewatinya dan tak ada lagi ujian dalam urusan keluarga.
Di kondisi lain, anda diuji dengan kehadiran seseorang dalam hidup dan menguji hati. Hingga kemudian berhasil melewatinya, namun datang lagi orang lain yang memberikan ujian hati.
Boleh jadi Allah sedang memberikan ujian remedial dalam urusan yang Anda hadapi. Sungguh Allah menguji pada titik terlemah hambaNya. Ketika titik terlemah kita ada dalam urusan keluarga, maka tunggulah ujian dalam urusan keluarga. Ketika titik terlemah kita ada dalam urusan hati, maka tunggulah ujian dalam urusan hati. Ujian itu kadang berulang-ulang, karena menurut Allah kita belum lulus dan harus melakukan remedial. Hingga kita lulus dari titik terlemah tersebut, maka Allah akan kembali menguji titik terlemah lain. Begitulah seterusnya dan boleh jadi Allah akan kembali menguji titik terlemah yang sudah pernah kita lewati, namun tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Semua ini semata-mata untuk membuat kita menjadi hamba yang kuat dan kelak bisa mendapat predikat lulus sebagai hamba terbaik dihadapanNya.
Setiap ujian yang diberikan oleh Allah kepada hambaNya, ujian yang berulang-ulang, sesungguhnya adalah sebuah latihan untuk menghadapi kehidupan untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Boleh jadi kadar latihan yang pertama belum terlalu besar. Hingga akhirnya Allah memberikan latihan hidup yang lebih besar karena Allah melihat kita sudah mampu untuk menghadapi ujian tersebut. Latihan yang berulang inilah yang membentuk pribadi tangguh dalam universitas kehidupan.
Saat Allah memberikan semua latihan hidup tersebut, maka saat itu Allah sedang bicara pada kita. Allah sedang menunjukkan besarnya kasih sayangnya kepada kita. Bukankah seorang ibu akan menegur anaknya jika melakukan kesalahan? Semua itu karena seorang ibu selalu ingin melihat kebaikan kepada anaknya. Begitu pula cara Allah menunjukkan kasih sayangNya kepada hambaNya. Terkadang Allah menegur lewat ujian, entah ujian kesabaran atau kesyukuran.
Allah juga tak pernah memberikan kita jawaban di awal ujian. Allah hadir dengan menyapa kita lewat pertanyaan-pertanyaan yang mungkin muncul dalam benak kita. Maka tugas kita hanyalah melewati setiap ujian tersebut dalam ketaatan dan berprasangka baik kepadaNya.
So selamat mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian hidup di Universitas Kehidupan dimana Allah langsung yang mentarbiyah hamba-hambaNya.
Wallahu a’lam bi shawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NUTRISI UNTUK PASIEN COVID-19

    Pasca postingan tulisan pengalaman saya menghadapi Covid-19 di instagram  (@cerita_bonita), banyak teman yang DM dan japri bertanya ...